Hidup di tengah perbedaan merupakan wujud dari toleransi yang ditandai dengan saling menghargai perbedaan. Toleransi adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap individu agar bisa hidup damai di tengah perbedaan. Karna Hidup damai atau hidup rukun di tengah perbedaan dapat memberikan kehidupan yang lebih aman dan tenteram. Nah, Rasul Paulus ketika dia sedang berada dalam penjara. Paulus menuliskan surat kepada jemaat Efesus. Dan tentu saja dia mempunyai tujuan dan ada hal yang menjadi motivasi dia untuk menulis surat tersebut. Tujuan Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat Efesus pada saat itu. Dimana ketika masyarakat Efesus pada saat itu masih melakukan penyembahan terhadap Dewa Yunani. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar bukan kepada Yesus Kristus. Sehingga melihat keadaan demikian tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.
Dalam surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus. Apalagi sebagai umat Tuhan mereka harus menghayati benar rencana agung dari Tuhan untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Jadi dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Bagaimana Tuhan telah memilih umat-Nya, bagaimana Tuhan melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Tuhan itu dijamin oleh Roh Kudus.
Dalam bagian kedua, diserukan kepada umat saat itu supaya mereka hidup rukun dalam kesatuan. Menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah menjadi satu karena telah bersatu dengan Kristus. Sehingga Paulus memberi khiasan bahwa Jemaat adalah seperti tubuh dan Kristus sebagai kepalanya. Atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang isteri dan Kristus sebagai suaminya. Jadi dalam hal ini Rasul Paulus ingin supaya umat Tuhan di Efesus benar-benar hidup percaya kepada Kristus. Menyembah Ia sebagai satu-satuNya Tuhan dan Juruselamat. Sehingga umat pun mampu hidup dalam kesatuan di dalam tubuh Kristus sekalipun tidak lepas dari perbedaan yang ada atau memiliki karunia yang berbeda-beda.
Jadi umat diajak (ayat 2-6) untuk selalu hidup rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Saling mengasihi, saling membantu dan terus berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera. Bahkan terus hidup dalam kesatuan yaitu satu tubuh, dan satu Roh. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Artinya tidak ada Allah lain yang disembah selain Allah yang menciptakan kita. Allah melalui Yesus Kristus memberi kemenangan, keselamatan dan kehidupan bagi kita. Allah yang memberi karunia talenta bagi masing-masing kita.
Karena itu marilah pergunakan karunia itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Bukan untuk menjatuhkan, meremehkan orang lain apalagi untuk menyombongkan diri. Sehingga kita (ayat 14,16) bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Karena Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota untuk menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Jadi sebagai umat Tuhan teruslah hidup didalam kasih, membangun kasih. Karena dari kasih itulah timbul kedamaian dan orang yang hidup dalam damai yang membawa damai Matius 5:9 katakan : Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Mereka akan berbahagia dan akan disebut sebagai anak Allah dan kitapun demikian pasti ingin menjadi anak-anak Allah.
Maka dari itu peliharalah kasih dan hiduplah dalam kedamaian, hiduplah untuk membawa damai baik itu ditengah keluarga kita, ditengah berjemaat dan bermasyarakat dan jadilah anak-anak Allah yang bukan membedakan-bedakan satu dengan yang lain tapi saling memperlengkapi ditengah perbedaan untuk pembangunan tubuh Kristus. Karena kita semua adalah ciptaanNya, kita semua sama dimata Tuhan. Tuhan Yesus menolong kita semua. Amin.