DODOKUGMIM.COM, SALATIGA – Melanjutkan studi ke Salatiga ternyata membawa berkah bagi Pingkan Saktiani Pinatis. Gadis berdarah Minahasa, kelahiran 1 Oktober 1997 ini justru menyabet prestasi sebagai Duta Genre Provinsi Jawa Tengah perwakilan dari Duta Genre Kota Salatiga, pada 2 Agustus lalu.
Ditanya tentang hal paling sulit yang ditemui, Pingkan langsung menebar senyuman. “Mempelajari materi dan membagi waktu,” jawabnya, saat ditemui, Senin (5/8/2019). Meski sulit, ia mengaku berusaha agar tidak terbeban, meski diakuinya waktu kampanye serta sosialisasi harus menyesuaikan dengan jadwal perkuliahan.
“Meski begitu saya berusaha keras untuk menguasai semua materi, antara lain yang berkaitan dengan BKKBN serta delapan substansi program genre,” tutur gadis berambut panjang ini.
Seperti punya magnet dalam urusan seperti ini, Pingkan yang hobi membaca dan mendengarkan musik, juga memegang gelar Mbak Kepribadian Jawa Tengah tahun 2018.
“Dampak positifnya banyak. Selain dikenal banyak orang, kita juga mendapat wawasan luas, menambah pengalaman serta memperluas relasi, menjadi inspirasi bagi orang lain, serta yang paling penting mendapat tawaran kerja diberbagai bidang, seperti model make up artist, master ceremony, moderator, pembicara, juri bahkan influencer,” kata dia yang mengaku juga mendapat tawaran beasiswa kuliah di dalam maupun di luar negeri.
Pada Agustus 2018, Pingkan juga berhasil meraih gelar Mbak Kota Salatiga. “Sangat bersyukur dengan semua prestasi ini. Saya senang bisa berkarya meski jauh dari kampung halaman,” ujar Pingkan yang sehari-harinya tercatat sebagai anggota GMIM Jemaat Eben Haezar Talikuran Wilayah Kawangkoan Satu.
Merantau ke Salatiga adalah pilihannya untuk menempuh pendidikan Teologi di Universitas Kristen Setia Wacana Salatiga. “Saya tetap fokus pada kuliah, tapi itu tidak membatasi saya untuk berkarya di bidang yang berbeda, dimana saja atau kapan saja,” kata gadis yang ingin menjadi pendeta ini.
Pingkan menuturkan, sebagai orang muda, hal penting yang harus dilakukan adalah menggunakan waktu untuk menghasilkan prestasi. Prestasi itu, lanjut dia, bukan soal juara satu. Tapi berkarya untuk memberi dampak positif. “Melakukannya dengan tulus, pasti karya-karya kita akan dipandang orang. Semua anak muda harus berusaha meraih masa depan.Manfaatkan waktu yang ada,” ujar Pinatis yang memiliki motto To be inspired is great, to inspire is incredible. (dodokugmim/nickysangian)