ALASAN PEMILIHAN TEMA
Damai itu indah. Semua manusia ingin hidup damai dan menikmati keindahan. Namun untuk mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena kedamaian berkaitan dengan segenap aspek dan dimensi kehidupan manusia. Manusia memiliki aspek lahiriah dan batiniah serta sosial. Dapat saja kita pridadi hidup merasa aman dan damai dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani. Tetapi ketika berinteraksi dalam kehidupan sosial, cara hidup kita dapat tidak menyenangkan orang lain atau sebaliknya keadaan sosial tidak menyenangkan kita. Karena setiap orang memiliki kemampuan, keinginan, kebutuhan, cara pandang, cara dan gaya hidup yang dipengaruhi oleh keyakinan, pengalaman dan latar kebudayaan berbeda-beda. Sehingga setiap pribadi pasti unik dan tidak ada yang sama. Dalam keluarga dan komunitas yang sama saja perbedaan dapat menjadi sumber permasalahan, konflik dan tidak damai. Apalagi interaksi dalam kehidupan sosial yang majemuk.
Manusia cenderung mementingkan diri sendiri, keluarganya, kelompoknya dari pada orang lain. Namun sebagai mahluk sosial kita membutuhkan pertolongan orang lain. Sebaliknya orang lain membutuhkan kita. Baik dalam komunitas Gereja maupun dalam kehidupan majemuk sebagai Bangsa dan Negara dibutuhkan semangat solidaritas yang inklusif. Sebagai Gereja kita perlu merajut kembali spiritualitas dengan nurani kasih terhadap sesama seperti Yesus Kristus. Oleh sebab itu tema kita minggu ini adalah “Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah”. Dari tema ini, diharapkan kita dituntun menjadi “manusia baru”, manusia yang telah berdamai dengan Allah, sesama dan ciptaan lainnya.
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Korintus, adalah kota metropolitan yang terkemuka di Yunani pada masa pelayanan Paulus. Jemaat yang ada di kota tersebut didirikan dan dilayani oleh Paulus (Kis 18:1-17) dan anggotanya terdiri dari orang Yahudi dan kebanyakan orang bukan Yahudi yang dahulunya menyembah berhala. Surat 2 Korintus ditulis sekitar tahun 57 M ketika Paulus berada di Makedonia (Kis 18:23, 21:16) dengan maksud untuk menjawab pergumulan jemaat antara lain tentang: menghadapi pengajar “palsu”, hal ciptaan baru dan pendamaian.
Dalam bagian ini Paulus menjelaskan kepada mereka bahwa Tuhan Allah sangat mengetahui keberadaan hati orang yang takut akan Tuhan. Agar hal ini boleh menjadi kekuatan mereka menghadapi orang yang hanya mengandalkan keadaan lahiriah dan mengabaikan batiniah. Mereka itu adalah orang-orang yang hanya memikirkan materi dalam pemberitaan Firman dan bukan kemajuan berita injil (ayat 11- 12). Memang ada yang beranggapan bahwa Paulus seperti orang yang tidak menguasai diri karena rela menderita dalam pemberitaan Firman. Paulus rela menderita sebab kasih Kristus yang telah menderita dan mati menguasainya, demi kebaikan jemaat. (ayat 13-14). Paulus melayani dengan tidak mencari keuntungan materi karena ia menyadari kasih Kristus melalui kematian-Nya menebus orang berdosa sehingga manusia tidak hidup lagi untuk dirinya sendiri tapi hidup bagi Dia (ayat 15). Oleh sebab itu Paulus tidak menilai manusia dan Kristus berdasarkan ukuran manusia (ayat 16). Sebab ia pernah menganiaya dan menindas para pengikut Yesus (lih Kis.8:1-2). Inilah tandanya bahwa seseorang telah hidup dalam Kristus: hidupnya tidak sama dengan sebelum ia percaya pada Yesus. Orang-orang seperti ini adalah manusia ciptaan baru.
Untuk menjadi ciptaan baru pertama-tama harus ada di dalam Kristus (ayat 17). Kata baru dalam ayat 17 adalah terjemahan dari kata Yunani “kainos” yang artinya hanya dapat dihasilkan dan dikerjakan oleh Allah, yang belum pernah ada sebelumnya. Jadi, ciptaan baru maksudnya adalah secara fisik kita sama sebagai manusia yang terdiri dari darah dan daging, tetapi di dalamnya, ada yang baru sama sekali. Manusia baru tidak lagi mengikuti kehendaknya sendiri tetapi kehendak Allah. Perubahan hidup ke arah lebih baik merupakan karya Allah melalui Yesus Kristus. Dialah yang berinisiatif, mengusahakan agar hubungan manusia denganNya dipulihkan. Oleh sebab itu Paulus dengan tegas mengatakan bahwa perubahan hidup itu merupakan karya Allah yang mendamaikan hubungan manusia dengan diri-Nya. Kematian Kristus telah menebus dosa dan memungkinkan manusia dan Allah berdamai kembali (ayat 18).
Paulus menjelaskan bagaimana cara Allah mendamaikan diri-Nya dengan manusia yaitu dengan tidak memperhitungkan dosa-dosa mereka dan menjadikan manusia benar di hadapanNya. (ayat 19) Paulus yakin bahwa orang-orang percaya memiliki hak istimewa untuk mendorong orang lain mendamaikan dirinya dengan Allah. Paulus juga yakin bahwa bersama orang percaya, ia telah dipercayakan menjadi utusanutusan Kristus untuk menyampaikan pesan dan agen pendamaian-Nya kepada dunia. Menjadi perutusan Kristus itu tidak mudah karena kepercayaan ini adalah pemberian Allah (ayat 20). Kata “didamaikan” bahasa Yunaninya — “katallagete” adalah bentuk verbal pasif yang menimbulkan respon aktif dari orang yang didamaikan. Yesus Kristus memulihkan rusaknya hubungan antara manusia dengan Allah. Jika orang percaya didamaikan dengan Allah maka akan berdampak hidup damai dengan semua orang; dengan keluarga, tetangga, gereja, bangsa dan lingkungan alam.(band. Ibrani 12:14) Perdamaian dimaksud tidak terjadi begitu saja kalau kita pasif. Kita perlu proaktif sebagaimana maksud kata “katallegete”, bentuk verbal pasif yang menimbulkan respons aktif. Aktif dalam hal ini bersedia dan menerima tawaran didamaikan. Kalau tidak, pasti akan binasa. Allah sedang membuka hati-Nya lebar-lebar, siapapun yang datang untuk didamaikan pasti diterima-Nya.
Ketika orang didamaikan dengan Allah maka tidak ada lagi permusuhan, perselisihan, konflik, peperangan, yang ada hanyalah rasa aman, damai, tenteram, tenang, karena Allah telah mengubah hidupnya. Orang yang telah didamaikan oleh kasih karunia Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus akan dikuasai oleh kasih-Nya. Kasih itu akan menumbuhkan saling pengertian, solidaritas, kepedulian sosial, cintai damai dan pembawa damai. Kata Paulus orang yang dikuasai oleh kasih Yesus Kristus, Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang. (Roma 12:17-18)
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. (Ibrani 12:14-15)
Tentang penebusan dosa manusia dijelaskan dalam ayat 21, Tuhan Yesus menanggung dosa kita pada saat penyaliban-Nya dan menjadikan kita benar di hadapan Allah.
■ Makna dan Implikasi Firman
1. Tuhan Allah berkarya dan menyertai pelayanan orang percaya. Ia hadir dan menuntun umat-Nya dalam mengemban amanat-Nya agar manusia menjadi lebih baik. Sebab itu kekuatiran dalam menghadapi berbagai tantangan jangan melemahkan iman kita pada-Nya. Karena kehadiran-Nya selalu memberi semangat dan kekuatan kepada orang percaya menghadapi tantangan pelayanan sebagai agen pembawa damai.
2. Hubungan manusia dengan Allah yang rusak telah dipulihkan di dalam dan melalui Kristus. Ia rela menderita, mati dan bangkit untuk menebus dosa manusia. Ha1 ini harus diyakini dan disyukuri dengan memberitakan karya selamat Allah tersebut melalui: khotbah, katekisasi, penggembalaan, pembinaan dan dalam berbagai bentuk pelayanan.
3. Hidup berdamai dengan Tuhan, menjadi dambaan orang percaya. Suasana damai ini perlu diusahakan dan dimiliki setiap orang percaya, supaya dalam hidup berumahtangga, berjemaat, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara juga dengan lingkungan alam, penuh dengan kedamaian. Kalau kita ingin mengubah dunia ini menjadi dunia yang penuh kedamaian, harus di mulai dari diri kita berdamai dengan Allah. Karena rusaknya hubungan manusia dengan Allah penyebab rusaknya hubungan antar manusia dan manusia dengan alam ciptaan-Nya. Karena itu “Berilah Dirimu Didamaikan Dengan Allah.”
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apa pemahaman saudara tentang, “Berilah dirimu didamaikan dengan Allah” dihubungkan dengan bacaan Alkitab dalam 2 Korintus 5:11-21?
2. Mengapa sering terjadi masalah dalam mewujudkan hidup damai dengan Allah, sesama dan alam ciptaan-Nya?
3. Bagaimana peran gereja menghadapi orang yang tidak mau berdamai dengan Allah dan menjadi agen perdamaian?
NAS PEMBIMBING: Matius 5:9
POKOK-POKOK DOA
1. Agar manusia bersedia memberi diri dan menerima pendamaian Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus.
2. Agar orang percaya aktif dan proaktif mewujudkan perdamaian dalam kehidupan bergereja, berbangsa dan bernegara.
3. Agar kasih Kristus menguasai orang percaya dan bersedia menjadi utusan-Nya mengusahakan terwujudnya saling pengertian, solidaritas, kepedulian sosial, cintai damai dan pembawa damai.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Panggilan Beribadah: NNBT No.1 Pujilah Dia Pujilah Dia
Nas Pembimbing: Kala Ku Cari Damai
Pengakuan Dosa: KJ No.42 Tuhan Kasihani
Pemberitaan Anugerah Allah: KJ No. 39 Kudiberi Belas Kasihan.
Pengakuan Iman: Adapun Hidup Ku Ini.
Hukum Tuhan: NKB No. 17 Agunglah Kasih Allahku”
Seb. Pembacaan Alkitab: Kusiapkan Hatiku Tuhan
Persembahan: KJ No.288 Mari Puji Raja Sorga
Nyanyian Penutup: NKB No. 210 Ku Utus Kau
ATRIBUT: Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.