ALASAN PEMILIHAN TEMA
Persembahan adalah salah satu unsur dalam ibadah. Sudut pandang alkitabiah tentang memberi persembahan, ialah mensyukuri berkat Tuhan. Karena Dialah sumber berkat. Dengan kata lain, berkat itu adalah kepunyaan-Nya. Harus dikembalikan kepada-Nya untuk dimanfaatkan sesuai dengan keinginan-Nya, yaitu menunjang semua kegiatan gereja-Nya. Bagi orang sekuler sering tidak memahami dan tidak mensyukuri hasil yang diperoleh. Karena pikimya, berkat materi dan non materi adalah hasil kerja keras, disiplin diri dan ketekunan semata bukan karena Tuhan. Konsep ini menggejala dan fenomenanya berdampak pada kehidupan spiritual orang percaya. Ada orang percaya tidak memberi persembahan, karena pelit. Ada yang tidak tahu mengucap syukur saat menerima berkat. Ada yang hitung-hitungan dalam memberi persembahan. Ada yang takut kekurangan atau kehabisan. Dan ada yang memang tidak memahami hakikat memberi persembahan.
Alkitab memberi kesaksian tentang bagaimana seharusnya orang percaya memahami dan mempraktikkan hidup yang mengucap syukur dan karena itu tahu memberi persembahan. Alkitab memberikan informasi beberapa model bentuk persembahan, diantaranya persembahan hasil pertama. Persembahan hasil pertama ini adalah suatu kemutlakan. Ini harus didasarkan pada kejujuran dan keikhlasan. Karena itu kita hendak memahami bersama makna persembahan yang sesungguhnya melalui tema, “Mensyukuri Berkat Tuhan Dengan Memberi Persembahan”.
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Kitab Ulangan dalam bahasa Ibrani disebut Haddebarim atau perkataan-perkataan yang berhikmat dan penting sekali artinya. Dalam bahasa Yunani disebut Deutros (kedua atau ulangan) dan Nomos (hukum), dan dalam bahasa Inggris disebut Deutronomy. Kitab Ulangan berisikan penyampaian hukum kepada generasi baru yang dibesarkan di padang gurun (Ibrani: Bemidbar) sebelum memasuki tanah Kanaan, yang punya kaitan erat dengan kasih setia Tuhan yang telah memilih umat-Nya Israel (4:7, 7:7-8, 23:5). Perikop Ulangan 26:1-11, dimulai dengan penekanan bahwa apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan oleh Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milik pusakamu (Ibrani: Nakhala), maka haruslah engkau membawa hasil pertama (Ibrani: Resyith) dari bumi yang telah kau kumpulkan dari tanahmu. Negeri yang menjadi milik pusaka menunjuk pada dua hal. Pertama, negeri itu seratus persen bukan milik mereka, diberikan oleh Tuhan sebagai penggenapan janji-Nya kepada nenek moyang Israel. Kedua, negeri yang menjadi milik pusaka secara geografis dan ekonomis adalah subur, indah, baik dan akan berlimpah segala yang ditanam/dikelola di sana. Konsekuensi dari pemberian tanah ini, bangsa Israel harus mengakui Allah sebagai Sang Pemberi segala sesuatu yang baik dan harus selalu diingat dan disyukuri. Dan cara mempersembahkan ucapan syukur kepada Tuhan dilakukan menurut hukum-Nya. Apa yang menjadi hasil pertama dari tanah yang telah diolah, harus dibawa di depan mezbah Tuhan. Disadari bahwa masih ada banyak aturan persembahan lainnya, yang dituntut Tuhan bagi umat-Nya seperti persembahan persepuluhan, itu juga keharusan (Mal 3:10). Persembahan hasil pertama intinya mengingatkan akan kasih setia Tuhan yang telah memberi buah dari tanaman mereka, juga mereka harus ingat kebaikan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari Mesir (8:11-12). Spesifikasi persembahan hasil pertama menunjuk pada keunggulan dan kualitas hasilnya; yang terbaik dan itulah yang harus diberikan pada Tuhan.
Ketentuan membawa hasil pertama diserahkan kepada Imam sebagai mediator Allah, karena imam diangkat dan ditentukan oleh Tuhan untuk menjalankan tugas di kemahNya. Sesudah Imam menerima persembahan itu, seseorang harus menyampaikan pernyataan jujur dan transparan; Bapaku, seorang Aram, pengembara dan pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan menjadi banyak (10:22). Suka duka di Mesir dialami, sampai keluar dan dibawa oleh Tuhan ke tempat ini, negeri yang berlimpah susu dan madunya. Oleh sebab itu, aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan. Kredo ini disampaikan sebagai suatu kebenaran mutlak turun temurun, bahwa Tuhan Allah Israel adalah dahsyat, yang telah menganugerahkan semua yang baik bagi umat-Nya. Penegasan pribadi yang mewakili umat ialah aku membawa hasil pertama dari bumi yang Kauberikan kepadaku, ya Tuhan. Suatu ungkapan syukur pribadi yang luar biasa, bermakna dan bermartabat, berdasarkan keyakinan kokoh kepada Tuhan yang empunya tanah dan bukti umat Israel dengan janji-Nya (Im 25:38).
Membawa dan meletakkan persembahan hasil pertama, di hadapan mezbah Tuhan dengan sujud kepada-Nya, adalah wujud pengakuan terhadap Tuhan yang punya otoritas atas bumi ini. Depan mezbah di dalam kemah-Nya adalah tempat kudus dimana orang harus bersujud, karena Tuhan yang telah menentukan tempat kediaman-Nya itu. Positif dan responsifnya memberi persembahan ada nuansa dan suasana senang, sukacita dan gembira seisi rumah, karena kemurahan Tuhan. Pola ini, diwariskan kepada generasi Israel dan itu dilakukan berkesinambungan, sebagai ketetapan Tuhan untuk selamanya.
■ Makna dan Implikasi Fmnan
1. Ketentuan setelah memasuki tanah Kanaan ialah mempersembahkan hasil pertama dari semua tanaman buah-buahan, umbi-umbian, biji-bijian di tanah itu untuk Tuhan. (bnd U1 24:19-22). Sesudah membawa persembahan hasil pertama di depan mezbah Tuhan, akan diikuti kredo bahwa semua berkat berasal dari Tuhan. Orang kristen harus tahu mengucap syukur, jujur dan terbuka dengan hasil pertama, bawalah itu sebagai persembahan syukur kepada Tuhan di gereja.
2. Membawa dan meletakkan hasil pertama, harus di hadapan mezbah Tuhan dimana imam menjadi perantaranya. Gereja harus mengadopsi pola ini dengan mensosialisasikan kepada jemaat. Realitasnya banyak yang tidak atau belum tahu. Dilain pihak ada yang sudah tahu tapi tidak mau tahu, karena menganggap banyak kalau dipersembahkan. Gereja harus berani untuk mengatakan memberi persembahan sesuai kehendak-Nya tidak akan berkekurangan. (Maleakhi 3:10).
3. Paulus mengingatkan untuk tidak kuatir apabila memberi dengan sukacita. Karena Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu dan senantiasa berkecukupan dan malah berkelebihan dalam pelbagai kebajikan. (2 Kor 9:7,8) Karena itu, jangan iri, jangan cemooh orang yang memberi, jangan anggap sombong orang yang sudah mempersembahkan hasil pertamanya.
4. Penghasilan kita dari usaha, bisnis, karya apapun dari profesi kita, haruslah dipersembahan sebagai ucapan syukur (I Tes 5:18) dalam bentuk apapun sebagai manifestasi pengakuan iman kepada Tuhan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang dimaksud dengan mengucap syukur memberi persembahan dalam perikop ini?
- Mengapa orang tidak memberi persembahan hasil pertama dalam hidup pribadi dan keluarga? Jelaskan dan berikan contoh.
- Bagaimana pemahaman yang benar tentang persembahan sebagai bentuk pengakuan dan ungkapan syukur kepada Tuhan sebagai pusat, sumber berkat dan keselamatan dalam kehidupan kekristenan kita?
NAS PEMBIMBING: 2 Korintus 9:6-8
POKOK-POKOK DOA:
1. Agar jemaat memahami dan mengakui bahwa Tuhan adalah sumber segala berkat.
2. Agar jemaat mengucap syukur dengan memberi persembahan hasil pertama.
3. Agar jemaat sadar dan membawa persembahan kepada Tuhan melalui gereja-Nya dalam bentuk apapun.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ.No.337 Betapa Kita Tidak Bersyukur.
Nas Pembimbing: NNBT No.9 Ku Akan Selalu Bersyukur.
Pengakuan Dosa & Pengampunan: NNBT No. 8. Banyak Orang Suka Diampuni.
Ses Pembacaan Alkitab: KJ No. 51 Kitab Suci Hartaku.
Persembahan: KJ. No.450 Hidup Kita Yang Benar.
Nyanyian Penutup: NNBT. No.20. Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan
ATRIBUT Wama dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.