Kehadiran seorang Nabi seharusnya membawa dampak positif dalam kehidupan umat. Suara kenabian harus jelas terdengar, tidak boleh tenggelam oleh hiruk pikuk pergumulan. Jangan tinggal diam, jangan masa bodoh, jangan terkesan pasrah pada keadaan, melainkan berpikir cerdas, kreatif dan inovatif untuk membawa umat keluar dari keadaan yang kurang menyenangkan. Sebagai utusan Tuhan, dalam berbagai situasi dan kondisi, Nabi harus menyuarakan pertobatan, jika umat ternyata telah menyimpang, tetapi juga menyampaikan berita penghiburan, dikala umat berada dalam situasi yang tertekan. Nubuat ini untuk umat Israel yang akan pulang ke tanah air mereka dan perlu ada pemulihan di berbagai bidang, untuk memulai sesuatu yang baru, memulihkan semua yang porak poranda. Maka kepada Nabi Yeremia, datanglah sebuah penugasan mulia dari yang Termulia yaitu Tuhan.
Ayat 1 – 2 “Firman yang datang dari Tuhan kepada Yeremia, bunyinya, beginilah Firman Tuhan Allah Israel : Tuliskan segala perkataan yang telah Kufirmankan kepadaMu itu dalam suatu kitab. Ada tugas yang harus dijalankan oleh Nabi Yeremia yaitu menuliskan segala perkataan Tuhan dalam suatu kitab. Kitab ini ditulis setelah Yerusalem jatuh ke tangan Babel, sekitar tahun 586 SM. Mengapa harus dituliskan?? Kemungkinan besar agar umat tetap mengingat dan tidak melupakan. Karena sesuatu yang sudah diucapkan dan difirmankan Tuhan, perlu diingat, disimpan, dilakukan dengan segenap hati. Mengingat memori manusia yang terbatas kapasitasnya, perkataan Tuhan harus didokumentasikan dalam bentuk kitab. Jika Firman itu, sudah dituliskan dalam sebuah kitab maka ada rujukan, ada panduan bagi umat untuk melangkah sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Juga jika diperlukan, dibutuhkan, pada waktu – waktu tertentu dapat dilihat dan dibacakan kembali.
Sebuah penghiburan terbesar bagi umat bahwa keadaan mereka diperhatikan Tuhan. Tuhan tidak menutup mata pada segala kesakitan yang mereka alami. Ayat 3 jelas mengungkapkan bahwa : waktunya akan datang, Israel akan dipulihkan, mereka akan dikembalikan ke negeri yang diberikan kepada nenek moyang mereka dan mereka akan memilikinya. Tak ada hal lain yang diharapkan bagi yang terbelenggu dan tertindas selain pembebasan. Tuhan Allah memang sempat menghukum orang Israel, karena kebebalan hati mereka tetapi Tuhan Allah tidak akan membiarkan mereka selama – lamanya berada dalam keadaan tertekan. Akan ada waktunya, akan ada masanya mereka dibebaskan. Kasih setia Tuhan tidak hanya mencambuk, tetapi juga membelai, mengangkat dari jurang pergumulan.
Sehingga secara jelas, nabi Yeremia mengungkapkan perkataan – perkataan yang difirmankan Tuhan tentang Israel dan tentang Yehuda. Dimulai dengan gambaran keadaan umat waktu itu di ayat 4 – 7 : Tuhan mendengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai. Berarti umat sedang berada dalam ketakutan dan ketiadaan damai. Tidak ada orang yang merasa nyaman, jika sedang takut, hatinya tidak damai, gundah gulana, cemas, khawatir. Bahkan dikatakan ada laki – laki yang tangannya diletakkan di pinggang seperti seorang perempuan yang melahirkan dan setiap muka berubah menjadi pucat. Laki – laki sebagai gambaran kekuatan, bagai kehilangan kekuatan itu dengan muka yang pucat. Maksudnya umat yang kuat, tangguh, kokoh itu telah menjadi sakit dan lemah tak ada kekuatan lagi. Inilah waktu kesusahan Yakub. Yakub yang terkenal pengembara, pantang menyerah, pemberani kini tampak sisi lemahnya. Ternyata kekuatan manusia itu ada batasnya, ada saat dia menjadi kuat, ada saat juga, dia menjadi lemah. Tetapi janji Tuhan nyata bagi mereka bahwa “ia akan diselamatkan dari padanya”. Kalimat ini adalah kepastian bahwa umat yang lemah, sakit, tak berdaya tak akan pernah dibiarkan oleh Tuhan, akan diselamatkan.
Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan umatNya?? Ayat 8 – 9 menyatakan bahwa Tuhan akan mematahkan kuk dari tengkuk mereka, memutuskan tali – tali pengikat dan mereka tidak akan mengabdi pada orang asing. Mereka akan mengabdi pada Tuhan Allah dan kepada Daud Raja mereka yang akan kubangkitkan bagi mereka. Di pembuangan, umat menjalani kehidupan seperti budak.
Kehidupan seorang budak 100% dibawah kendali tuannya. Kuk sebagai gambaran beban yang ditaruh di tengkuk akan dipatahkan, tali tali diputuskan, tali yang membatasi kebebasan umat akan dilepaskan. Umat menjadi orang merdeka, tidak lagi terkungkung, tidak lagi tertindas, tidak lagi mengabdi kepada orang asing tetapi akan mengabdi sepenuhnya kepada Allah mereka. Kalau sebelumnya mereka mengabdi untuk menyenangkan hati para penjajah, maka Tuhan berjanji mereka hanya akan mengabdi kepada Tuhan Allah dan kepada Daud raja mereka. Agaknya penyebutan Daud secara tidak langsung menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus yang lahir dari keturunan Daud Raja Israel, yang pada akhirnya datang sebagai penebus dan pembebas umat manusia.
Penguatan bagi umat yang masih sakit dan terbelenggu itu, diuraikan di ayat 10 – 11. Ada ungkapan janganlah takut, jangan takut ini ada 365 kali dalam Alkitab. Itu berarti, sepanjang tahun, setiap hari, kita jangan pernah takut, bukan karena kita kuat dan hebat melainkan karena Tuhan selalu menjaga dan melidungi hambaNya. Jelas disini dikatakan : janganlah takut, janganlah gentar, Tuhan menyelamatkan engkau dari tempat yang jauh, umat akan kembali hidup tenang dan aman, sebab Tuhan menyertai dan menyelamatkan, bangsa lain akan dihabiskan, tetapi umat tidak akan dihabiskan, Tuhan akan menghajar menurut hukum tetapi umat tidak akan dipandang bersalah. Kalimat kalimat ini menegaskan bahwa janji Tuhan itu pasti akan digenapi, buang segala ketakutan dan kegentaran, karena apa? Karena Tuhan ada untuk menyelamatkan.
Jangan ragu dengan janji Tuhan ini, karena janji Tuhan selalu akan ditepati. Tuhan tak pernah lalai memenuhi janjiNya, walau terkadang manusia tidak memenuhi janjinya untuk taat dan setia, tetapi kasih setia Tuhan sungguh luar biasa, meski Tuhan memang harus menghukum karena ada pelanggaran, tetapi pengampunanNya tetap tersedia, tampak dari ungkapan “Aku sama sekali tidak memandang engkau bersalah”, menandakan betapa besarnya kasih setia Tuhan yang merangkul, membawa pulang orang yang telah keliru, yang tidak membuang, malah menarik dan membawa kembali pada jalan yang Tuhan kehendaki.
Tuhan begitu menyayangi umatNya melihat keadaan yang menimpa mereka, seperti gambaran di ayat 12 – 15 : penyakit yang payah, luka yang tidak tersembuhkan, tidak ada yang membela, tidak ada obat, tidak ada kesembuhan, semua kekasih melupakan. Keadaan ini sangat membuat umat menderita. Dengan sangat jelas, Yeremia menyatakan sesuai Firman Tuhan bahwa apa yang dialami umat adalah bagian dari pengajaranNya, karena dosa dan kesalahan yang diperbuat. Sehingga kalau kita mengalami banyak pergumulan, penderitaan seakan – akan menghimpit, kita merana, sakit dan hampir – hampir tak mampu berdiri. Hindarilah mengeluh, menggerutu, marah, mencaci, alangkah lebih baiknya, kita mengevaluasi , introspeksi diri, mungkin ini akibat dosa kita, kelalaian kita, sehingga perlu ada pengakuan dosa, pertobatan untuk meninggalkan cara – cara lama yang lalai, keliru, salah, berdosa, yang mengakibatkan kita dihukum dan menggantinya dengan cara hidup baru yang taat, setia, melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Ayat 16 – 24 memuat tindakan Tuhan bagi orang – orang yang telah berlaku jahat terhadap Israel yaitu semua yang menelan akan tertelan, semua yang menjarah akan dibuat menjadi jarahan dengan demikian mereka akan mengalami kesembuhan, akan diobati, bukan hanya keadaan fisik tetapi juga tempat kediaman, keadaan tempat tinggal mereka akan dipulihkan, kota – kota dibangun kembali. Mereka yang sebelumnya meratap, kini tergantikan dengan nyanyian syukur, suara mengeluh akan berganti menjadi suara orang yang bersukaria, dengan demikian “kamu akan menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu”. Perkataan perkataan Tuhan ini bukan omong kosong, bukan iklan tanpa realisasi melainkan janji yang akan digenapiNya. Jelas dalam ungkapan di ayat 24 “Murka Tuhan yang menyala – nyala itu tidak akan surut sampai Ia telah melaksanakan dan mewujudkan apa yang dirancang dalam hatiNya”.
Pada waktu yang telah ditetapkanNya janjiNya ini akan digenapi. Yang ada pada kita adalah hati yang percaya bahwa Tuhan sanggup memulihkan segala keadaan buruk, keadaan yang memprihatinkan, menghimpit, membuat kita sakit, kecewa. Jangan pernah menyerah, jangan mundur, jangan meragukan kuasa Tuhan, jangan mengandalkan kekuatan lain di luar Tuhan melainkan nantikanlah dengan hati yang sabar, jiwa yang ikhlas, waktu yang terbaik dari Tuhan untuk membawa kita keluar dari segala pergumulan ini, tampil sebagai pemenang dan bangkit memberi kesaksian, bahwa Tuhan Allah dalam Yesus Kristus yang kita percaya adalah Tuhan yang sanggup memenangkan kita dari semua pergumulan dan tekanan hidup. Tuhan dimuliakan kini dan selamanya. Amin.