Penulis : Pdt. Meifira Tanor, M.Th
Firman Tuhan kali ini sebenarnya ingin menyatakan hal yang amat sederhana. Hal yang sebenarnya kita semua sudah mengetahuinya. Tetapi rasa-rasanya harus selalu diberi tahu. Harus diingatkan dan
diperingatkan setiap kali. Yaitu, apabila kita menerima tawaran yang menarik, janganlah hanya memperhatikan huruf-huruf besarnya saja, tetapi perhatikanlah terutama huruf-huruf kecilnya. Sebab di dalam huruf-huruf kecil itulah, biasanya tertulis berapa harga yang harus kita bayar
Sebenarnya, ini juga merupakan pengalaman Yesus sendiri ketika berada di padang gurun. Ketika ia dicobai oleh Iblis, Ia mendapatkan tawaran manis yang ditulis dengan huruf-huruf besar. Tawaran bahwa, “semua itu akan ku berikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku”. Iblis tahu persis bahwa di dunia ini ada dua macam tipe pembeli. Tipe yang satu adalah orang-orang yang berhati- hati. Ada tawaran yang memikat hati, pertimbangkan dulu. Apakah harganya memang sesuai, memang pantas dengan barang itu. “Is it worth it”, bila kita membayar sekian untuk mendapatkan barang itu. Tipe yang lain adalah mereka yang tidak peduli pada harga, yang penting mendapat barang yang diinginkan. Karena itu ada orang yang untuk mendapat pangkat atau mempertahankan jabatan bersedia untuk membayar apa saja. Ada orang yang untuk memperoleh kekayaan rela melakukan apa saja.
Akibatnya memang semakin banyak orang yang bergelimang dalam kemegahan dan kemewahan dunia ini. Namun serentak dengan itu, semakin banyak oramg yang menyembah diri, menyembah kekayaan, menaklukan diri dan memperhambakannya. Orang-orang yang mmpunyai lebih banyak, tetapi tidak menjadi lebih baik.
Yesus, saat Ia dicobai Iblis, Ia jelas menolak. Bukan karena tawaran Iblis itu tidak menarik, bukan pula karena Yesus tidak tertarik. Namun Ia menolak karena harganya tidak seimbang. Mengapa tidak seimbang? Karena pada satu pihak, mungkin Ia akan mendapatkan ‘kuasa’ atas seluruh dunia dengan segala kemegahannya. Tetapi sekaligus dengan itu, Ia harus sujud menyembah Iblis. Orang yang menyembah dan sujud kepada Iblis, kelihatan gagah, megah dan berkuasa. Tapi dibalik itu, mereka menjadi budak dan hamba Iblis. Oleh karena itu dengan tegas Yesus berkata: “Enyalah Iblis”. Sebab ada tertulis : “Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti”.
Sobat obor, berbakti kepada Allah, menyembah Allah dan menaklukkan diri kepada kehendak Allah, barangkali tidak mempunyai kesempatan untuk memperoleh kuasa atas seluruh dunia ini dengan segala kemegahannya. Tidak bisa dapat pangkat tinggi, tidak bisa memperoleh untung amat besar. Tetapi bebas. Jiwa kita bebas dan merdeka. Tidak diperbudak dan diperhamba oleh apapun dan oleh siapapun. Tidak oleh orang lain. Tidak pula oleh hawa nafsu kita sendiri. Memang ada banyak orang yang telah memilih kerajaan dunia ini dengan segala kemegahannya. Tetapi kemudian kecewa dan menyesal ketika ia harus membayar harganya. Hidup mewah dan berlimpah tapi jauh dari bahagia. Memiliki semuanya tapi juga kehilangannya semuannya. Sebab ia kehilangan apa yang paling berharga yaitu dirinya sendiri.
Sobat obor, dua tawaran Iblis dalam perikop ini sebenarnya telah menyentuh titik paling rawan di dalam hidup setiap orang. Titik rawan pertama adalah perutnya. Manusia membutuhkan roti. Membutuhkan sandang, pangan dan papan. Pada saat itulah biasanya iblis datang dan berbisik: Jjadikanlah batu itu menjadi roti”. Artinya pakai cara apapun, halal atau tidak untuk mengisi perutmu. Dan disini biasanya manusia jatuh. Jarang manusia mengatakan seperti Yesus : “bahwa manusia tidak hidup dari roti saja. Bahwa roti memang penting, tapi bukan satu-satunya yang terpenting. Titik rawan kedua adalah rasa aman. Iblis berkata : “Jatuhkanlah dirimu maka Tuhan akan menopangmu”. Bagi Iblis, kita bisa seenaknya berbuat apa saja, toh Tuhan akan menolong kita. Karena itu Yesus berkata : “Janganlah Engkau mencobai Tuhan Allah-Mu”.
Sobat obor, di dalam hidup ini, kita akan mendengar begitu banyak tawaran. Tawaran yang menarik. Tawaran yang memikat. Tawaran yang masuk akal. Tetapi Yesus mengajarkan kita, supaya kita jangan mudah terpikat, supaya anak muda, jangan cepat tergoda. Amin (MT)