ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kata “pedoman” memiliki pengertian alat untuk menunjukkan arah atau tujuan. Pengertian lainnya adalah sebagai kumpulan ketentuan dasar atau pokok tertentu yang memberi arah bagaimana sesuatu hams dilakukan. Pedoman menjadi pegangan atau petunjuk untuk melaksanakannya. Jika pengertian pedoman dikaitkan dengan kehidupan manusia, maka dalam bertindak harus melihat dan mempraktikan gaya hidup yang berpedoman pada pokok tertentu sebagai dasar bertindak.
Sebagai orang Kristen, Alkitab yang diimani sebagai firman Tuhan, merupakan pedoman bagi segenap umat yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dar <luruselamat dunia. Alkitab adalah kumpulan kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ditetapkan setelah melewati proses kanonik telah terbukti dan diakui sebagai kebenaran firman Tuhan sejak gereja mula-mula. Alkitab mengajar bahwa gereja telah menerima kasih karunia sebagai sebuah anugerah menurut ukuran pemberian Kristus (band. Efesus 4:7). Sehingga sebagai orang percaya setiap tindakan dan perbuatannya, haruslah di dasarkan pada pengajaran yang bersumber dari Alkitab, sebagai ekspresi beriman kepada Kristus.
Dengan demikian, “Firman Tuhan, Pedoman Kehidupan”, menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan oleh gereja Tuhan sehingga dijadikan sebagai tema
perenungan sepanjang minggu berjalan ini. Diharapkan hal ini akan memperlengkapi warga gereja melaksanakan panggilan iman, yang bertitik tolak dari berita Alkitab.
PEMBAHASAN TEMATIS
- Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Dalam perjalanan bangsa Israel menuju ke tanah perjanjian (Kanaan), setelah dilepaskan dari perbudakan di tanah Mesir, Tuhan Allah menurunkan hukum dan peraturan yang mengatur setiap tindakan dan perbuatan bangsa ini. Segala sesuatu diatur dalam hal bagaimana mereka melakukan praktik penyembahan kepada Tuhan Allah dan bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia. Secara khusus Keluaran 20:1-17 menyaksikan peristiwa bagaimana Hukum Tuhan diturunkan.
Ayat 1-11, mengatur relasi bangsa Israel dengan Tuhan Allah. Dalam bagian ini, secara jelas diatur kewajiban manusia kepada Tuhan Allah. Ay.2 hendak menegaskan bahwa semua hukum yang disampaikan adalah benar-benar berasal dari Tuhan Allah yang telah memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan-Nya dengan membawa mereka keluar dari tempat perbudakan di tanah Mesir.
Hukum yang pertama, Ay.3 adalah dasar tuntutan untuk loyal hanya kepada Tuhan. Seluruh kehidupan dan kelakuan mereka harus berpusat hanya kepada Tuhan. Segala bentuk Ibadah dan penyembahan hanya diarahkan pada Tuhan dan dilarang untuk beribadah kepada allah yang lain.
Hukum yang kedua (ay.4), “jangan membuat bagimu patung”. Firman ini dengan jelas melarang dalam hal beribadah kepada Tuhan, dengan cara dan bentuk yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan tidak bisa diwakili dengan kehadiran patung buatan manusia. Kata patung diterjemahkan dari kata Ibrani pesel yang dapat diartikan patung pahatan atau patung tuangan. Pada zaman kuno, patung dianggap sebagai tempat berdiamnya allah yang diwakilinya. Kehadiran Allah dalam suatu peribadatan tidak bisa dijelaskan dengan kehadiran sebuah patung. Tuhan mengutuk penyembahan berhala.
Penyembahan berhala banyak bentuknya misalnya uang, benda-benda materi, gagasan-gagasan, atau gengsi. Dalam kehidupan orang seperti itu , “harta kekayaan mereka adalah allah mereka.”
Hukum yang ketiga (ay.7) “Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.” Maksud yang terkandung di dalamnya supaya dalam menggunakan nama Tuhan, orang Israel dituntut untuk tujuan yang baik dan benar. Tuhan melarang mereka untuk menggunakan nama Tuhan, untuk tujuan-tujuan yang tidak sesuai dengan sifat dan hakikat-Nya. Sebab tujuan menyebut nama-Nya adalah untuk memuji, memuliakan serta berseru dalam doa kepada-Nya. Di samping itu, jika sesorang berjanji kepada Tuhan, maka janji itu seharusnya mengikat dia untuk berbuat baik dan benar. Tetapi jika tidak melakukannya maka ia bisa dikategorikan telah menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Bahkan seseorang yang selalu menyebut nama Tuhan, namun pada kenyataannya ia tidak meninggalkan perilaku yang tidak benar, maka iapun bisa disebut sebagai orang yang menyebut nama Tuhan secara sembarangan. Dengan kata lain, gunakan dan tunjukkanlah rasa hormat untuk nama Tuhan.
Hukum yang keempat (ay.8-11), “Ingatlah dan kuduskanlah hari sabat”. Dijelaskan tentang dikhususkannya satu hari dari pekerjaan. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan dalam kitab 2 Tesalonika 3:10b, dikatakan “… jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Ini mempertegas tentang pentingnya sebuah pekerjaan. Tetapi firman Tuhan juga mengungkapkan bahwa “man usia hidup bukan dari roti saja, tapi dari setiap firman yang keluar dari mulutAllah” (Matius 4:4). Dan bagian ini, dapat dimengerti bahwa kehidupan yang Tuhan anugerahkan ini tidak hanya terdiri dari pekerjaan semata-mata. Dunia yang kita tempati ini bukan hanya sebagai tempat kita membangun produktifitas kerja tanpa berhenti. Manusia membutuhkan istirahat dari pekerjaannya. Bahkan menurut kitab Kejadian, Tuhan Allah berhenti dari pekerjaan-Nya menciptakan langit bumi dan segala isinya. Dan karena Tuhan beristirahat, maka umat Israel juga harus beristirahat. Sebab dengan melakukan ini, umat Tuhan mencontohi perilaku dari Tuhan dalam konteks ini. Hal ini juga menunjukkan rasa hormat yang mendalam kepada Dia yang menganugerahkan hari peristirahatan ini. Namun bagi umat pilihan-Nya, bukan sekedar beristirahat tapi mengisinya dengan peribadatan, penyembahan, pujian yang baik dan benar kepada Tuhan.Kemudian ay.12-17, mengajarkan orang Israel bagaimana seharusnya mereka berkewajiban terhadap sesama manusia.
Hukum yang kelima (ay.12) dari firman ini adalah “Hormatilah ayahmu dan ibumu”. Kata hormat diterjemahkan dari kata Ibrani kabbed. Ayah dan ibu adalah sesama manusia yang paling dekat dan punya hubungan emosional yang tinggi dibandingkan dengan yang lain serta sesama yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tujuan pemberian firman ini adalah selain untuk mengajar dan menjaga sikap anak-anak terhadap orang tua, juga supaya mereka tidak menilai rendah dan memperlakukan orang tua secara keras dan kasar, karena usia yang sudah lanjut. Hal ini juga untuk menjaga kesinambungan keluarga serta rasa solidaritas yang tinggi di kalangan bangsa Israel akan tetap terjaga. Karena jika firman ini ditaati dan dipatuhi maka masyarakat secara luas akan merasakan dampak positif yang ditimbulkan dari perilaku generasi yang baik ini.
Hukum yang keenam ay.13, “Jangan membunuh”. Tuhan Allah menghendaki supaya nyawa semua orang harus dijaga dan dipelihara bahkan dihormati karena mereka juga adalah ciptaan Tuhan.
Hukum yang ketujuh Ay.14 “Jangan berzinah”. Dalam bagian ini, memperlihatkan bahwa Tuhan hendak menjaga ikatan lembaga perkawinan itu. Untuk tidak dicemari dengan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan seksualitas yang normal dan baik. Perzinahan dalam konteks ini dapat diperluas bukan hanya pada pasangan suami istri, tetapi juga pada pasangan yang belum menikah. Seksualitas adalah anugerah Allah dan karena itu hams dijaga kesucian dan kemurniannya. Perzinahan, homoseksualitas, dan dosa-dosa seksual lainnya adalah pelanggaran terhadap perintah ketujuh.
Hukum yang kedelapan Ay.15 “Jangan mencuri”. Firman ini berarti, tidak boleh mengambil barang atau milik orang lain. Sesuatu yang bukan milik kita, janganlah diambil.
Hukum yang kesembilan Ay.16 “Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu”. Firman ini memiliki tujuan yang baik yaitu untuk memastikan supaya sesama manusia diperlakukan sama, jujur dan adil. Awalnya firman ini diberikan untuk melindungi hak seseorang yang tertuduh di pengadilan. Dikandung maksud agar orang yang memberikan kesaksian dapat berkata benar dan jujur sehingga tidak ada yang dirugikan. Dampak dari firman ini adalah supaya kejujuran dalam berkata menjadi bagian setiap keluarga dan masyarakat yang ada.
Hukum yang kesepuluh ay.17 “Jangan mengingini rumah sesamamu”. Firman ini bisa diperluas pengertiannya dengan jangan mengingini milik orang lain, seperti harta, istri/suami, hewan peliharaan, dan lain sebagainya. Keinginan manusia tidak ada batasnya. Karena itu mengingini kepunyaan orang lain dan tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki akan membuat tidak bersyukur dan berbahagia. Dapat membuat manusia menyalahgunakan uang.
Makna dan Implikasi Firman
- Kasih Tuhan Allah telah lebih dahulu dinyatakan dan dialami oleh bangsa Israel ketika Tuhan Allah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan. Kasih Tuhan Allah ini secara utuh dan sempurna telah dinyatakan melalui anak-Nya, Yesus Kristus bagi gereja dengan memberikan tubuh dan darah-Nya, untuk menebus umat manusia dari perbudakan dan perhambaan dosa. Ini adalah tanda kebaikan hati Allah yang menuntut respons positif dan menyeluruh dari manusia yang berdosa. lnilah tanda bahwa Tuhan Allah ingin merekonsiliasi hubungan yang benar dan utuh dengan manusia. Yesus Kristus adalah Kepala Gereja. Dan warga gereja adalah sahabat-Nya jika melakukan perintah-Nya untuk hidup dalam kasih-Nya yaitu untuk saling mengasihi. Dengan hidup dalam kasih-Nya, maka untuk melakukan sepuluh firman/Hukum Tuhan, akan dirasakan bukan lagi sebuah beban atau peraturan yang berat untuk dilakukan. Melainkan sepuluh firman/Hukum Tuhan sebagai pedoman kehidupan akan mempermudah, menerangi dan memperlancar jalan hidup di dunia yang penuh kegelapan, ancaman dan tantangan.
- Kehadiran Kristus ke dalam dunia ini telah menggenapi Hukum Taurat (band. Matius 5:17). Kesepuluh firman Tuhan ini kemudian dibahasakan kembali dalam kalimat yang singkat, padat dan jelas, namun memiliki makna yang mendalam. Sebab Yesus kemudian mengajarkan bahwa seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi, tergantung pada dua hukum saja, yaitu: Pertama: “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu:” Kedua: “Kasihilah sesamamu man usia seperti dirimu sendiri.” (Lih. Matius 22:37-40). Hal ini kemudian dipertegas lagi dalam Roma 13:8-9 yang mengatakan bahwa barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi Hukum Taurat. Bahkan apa yang difirmankan Tuhan tentang berbagai larangan untuk jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, semuanya sudah disimpulkan dalam mengasihi sesama manusia.
- Gereja telah di tempatkan oleh Tuhan di dunia ini dengan segala bentuk persoalan dan pergumulannya. Karena itu, setiap warga gereja hams memiliki pedoman hidup. Dan Firman Tuhan adalah pedoman yang diberikan agar kehadiran Gereja di kancah percaturan dunia dengan segala hiruk pikuk kepentingan di dalamnya akan mampu menangkal setiap godaan dan cobaan. Keluarga adalah tempat pertama-tama untuk menjadi penangkal hal tersebut. Dengan demikian setiap keluarga Kristen harus mengundang dan jangan pernah menolak firman Tuhan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Jelaskan pemahaman saudara tentang ke-10 firman Tuhan, menurut teks bacaan dalam Keluaran 20:1-17, sebagai pedoman kehidupan!
- Apakah ke-10 firman ini masih cocok dengan konteks kita diera revolusi industri 4.0 (four point zero) ini? Jelaskan!
NAS PEMBIMBING: Lukas 10:27
POKOK-POKOK DOA:
- Menjadikan totalitas hidup kita, berpedoman pada firman Tuhan.
- Membuat hidup ini taat dan setia pada firman Tuhan.
- Warga gereja yang bekerja di bidang kehidupan seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif, menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman kehidupan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: NKB No.1 “Hai Kristen Nyanyilah”
Ses.Nas Pembimbing: “Firman-Mu P’lita Bagi Kaki”
Peng. Dosa: NKB No.10 “Dari Kungkungan Malam Gelap”
Berita Anugerah Allah: KJ No. 39 “Ku Di Beri Belas Kasihan”
Peng. Iman: NNBT No.13 “Ya Allah Bapa Ya Yesus Tuhan”
Ses.Hkm Tuhan: NKB No. 204 “Di Dunia Yang Penuh Cemar”
Ses.Pembacaan Alkitab: “Kusiapkan Hatiku Tuhan” Persembahan:
NKB No. 199 “Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan”
Nyanyian Penutup: NKB No.116 “Siapa Yang Berpegang”
ATRIBUT:
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang