Jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus
Horatio Spafford adalah seorang praktisi hukum yang sukses di Chicago. Seiring dengan kesuksesannya di bidang keuangan, ia juga adalah orang yang taat dan setia kepada Tuhan. Namun ternyata keberhasilannya tidak bertahan lama, semua investasinya tersapu habis oleh bencana kebakaran yang melanda usahanya tetapi juga dalam perjalanan menuju Eropa, kapal yang ditumpangi istri dan anak-anaknya bertabrakan dengan kapal lain, lalu tenggelam. Istrinya selamat lalu kemudian mengirimkan telegram yang berisi pesan “hanya aku yang selamat”. Dalam perjalanan menyusul istrinya, Spafford melewati tempat kejadian di mana keempat anaknya tenggelam dan menuliskan kalimat-kalimat puitis yang sekarang diangkat menjadi lagu “Nyamanlah Jiwaku”. Spafford tidak larut dalam kesedihan, kekuatiran dan kekecewaan namun ia hidup dalam pengharapan kepada Tuhan.
Secara manusiawi, sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah rasa dukanya yang mendalam, Spafford sanggup mengatakan, “nyamanlah jiwaku”. Melalui pengalaman Horatio Spafford akhirnya diciptakanlah lagu dalam NKB 195 “Kendati hidupku tentram”.Suka dan duka merupakan realita yang harus dijalani oleh manusia. Kesenangan dan kesedihan, keberanian dan ketakutan serta ketenangan dan kekuatiran terus mewarnai kehidupan semua orang. Di tengah-tengah ketidakpastian dunia, firman Tuhan tetap sama, baik kemarin, hari ini sampai selama-lamanya. Karena itu, tema perenungan minggu ini adalah Jangan Kuatir, Tuhan Yesus Memelihara Hidupmu.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan
Dalam Lukas 12:22-34, Yesus memberikan pengajaran sekaligus perintah pada murid-murid-Nya supaya jangan kuatir akan hidup yang menyangkut sandang pangan. Hidup menyangkut tubuh dan jiwa lebih penting daripada makanan dan pakaian. Hidup yang bermakna bukan hanya sampai pada sekedar adanya nafas dalam tubuh di dunia tetapi menyangkut sampai ke kehidupan kekal. Yesus memberikan gambaran bahwa burung-burung gagak yang sekalipun tidak menabur dan tidak menuai, yang tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Semua binatang siklusnya sama dengan burung-burung yang dipelihara oleh Tuhan. Burung gagak adalah salah satu jenis burung yang tidak diburu dan dilarang untuk dimakan. Tuhan menjaga dan memberi makan pada burung gagak apalagi manusia pasti la akan menjaga dan memelihara.
Jangan kuatir berarti manusia harus melepaskan diri dari pikiran dan perasaan takut terhadap segala sesuatu yang belum pasti terjadi, bahwa ada Tuhan yang memelihara. Kekuatiran tidak bermanfaat bahkan hanya menciptakan suasana hati lemah dan kemunduran karakter seseorang sekaligus melemahkan iman. Kemudian Yesus mengangkat kehidupan bunga bakung yang tidak memintal dan tidak menenun, namun diperlengkapi dengan kemegahan dan keindahan yang melebihi keindahan pakaian raja Salomo (ayat 27). Murid-murid Yesus pun mengenal seluk beluk bunga bakung, karena jenis tanaman berumbi dan berbunga ini banyak tumbuh di daerah Israel. Yesus mengangkat kehidupan tumbuhan untuk menjadi metáfora atau khiasan, bahwa sedangkan tumbuhan, seperti juga rumput di ladang (ayat 28), yang hanya hidup sehari di pelihara dan didandani oleh Tuhan, apalagi orang percaya, pasti Tuhan lebih mengindahkannya.
Tuhan bukan hanya memberikan apa yang dibutuhkan manusia secara jasmani tetapi juga berkenan memberikan kerajaan itu, maka jangan takut (ayat 32). Yesus mau mengarahkan supaya hati dan pikiran murid-murid tidak hanya tertuju pada kepunyaan/harta yang ada di dunia. Tetapi kepunyaan harta yang jauh lebih mulia ada di dalam Tuhan, yang tidak dapat diambil oleh pencuri dan tidak rusak. Dalam ayat 33, dikatakan bahwa bermurah hatilah bagi sesama bertujuan untuk mengumpulkan harta sorgawi. Hati dan pikiran yang tertuju pada harta dunia mengobarkan kekuatiran yang kronis, karena “di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”. Membagi berkat dengan sesama yang membutuhkan merupakan ekspresi tiadanya kekuatiran, tidak takut terhadap masa yang akan datang dan ini merupakan proses terkumpulnya harta sorgawi sehingga pasti hati juga berada di sana (ayat 34).
Jemaat yang diberkati Tuhan
Kebutuhan hidup tidak akan pernah ada habisnya. Bahkan semakin meningkat setiap hari. Jika tidak disikapi dengan benar maka hal ini dapat menimbulkan krisis rohani. Orang yang memiliki banyak harta diserang dengan bahaya ketamakan, lebih memautkan hati pada kekayaannya. Sementara orang yang hidup berkekurangan menjadi mudah terserang kekhawatiran. Sebagai murid Kristus, tentang apa yang akan dimakan dan pakai, merupakan hal sekunder, Berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan, makanan dan pakaian adalah prioritas utama dalam hidup mereka. Murid Kristus harus cerdas membedakan mana yang utama (yang sifatnya kerajaan Allah) dan mana yang merupakan tambahan (sekunder). Jika seorang murid Kristus masih kuatir apa yang akan dimakan dan dipakai, itu menunjukkan ketidakpercayaan atau meragukan Tuhan yang sanggup memberikan yang terbaik baginya. Ketika Tuhan menyatakan “jangan kuatir”, maka pada saat yang sama Dia menjaga dan memelihara hidup kita di dunia ini, bahkan sampai hidup kekal dalam kerajaan sorga. Karena itu, jalani hidupmu bersama Tuhan Yesus. Amin.