SOBAT obor, Bunda Teresa diberi gelar oleh Gereja Katolik Roma sebagai orang suci dari Kalkuta. Beliau dapat kita jadikan sebagai inspirasi dan teladan agar kita menjadi hidup penuh dengan cinta kasih yang didasari oleh rasa rendah hati dan peduli. Bunda Teresa berkata, “Kerendahan hati adalah ibu dari semua sifat yang baik, dan dalam kerendahan hati kasih kita menjadi nyata”. Walau orang berkata bahwa kita hidup di dunia yang semakin mementingkan diri sendiri namun di antara kita pasti ada orangorang yang memiliki kerendahan hati. Mungkin karena kerendahan hati itulah sehingga mereka sering kali tidak nampak. Orang yang rendah hati memiliki sifat sederhana, tak suka menghakimi dan tak pernah egois. Orang yang rendah hati cenderung tak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong kerap kali menghargai diri sendiri secara berlebihan. Rendah hati tidak sama artinya dengan rendah diri, sebab rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Meskipun dalam praktiknya orang yang rendah hati sering kali merendahkan diri di hadapan orang lain, namun sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.
Sobat obor, sesungguhnya itulah sifat yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup, “… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib…”(Filipi 2:6-8). Inilah bentuk kerendahan dan ketaatan Yesus pada perintah Bapa yang menjadi dasar dalam menjalin relasi juga dengan sesama. Pengamsal berucap: “Tinggi hati itu mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan” (Amsal 18:12). Amin (bfp)