Penulis : Pdt. Andre R. M. Izaak, M.Th
SOBAT obor, ada ungkapan bijak yang berkata: “orang mampu menikmati hidup apabila memiliki kesehatan yang baik”. Ungkapan ini tentu tepat adanya karena jika kita sehat maka apapun dapat kita lakukan. Hal yang berbeda jika kita tidak sehat atau sakit. Sebab dalam kelemahan (sakit) maka seseorang akan sulit untuk melakukan segala sesuatu ataupun beraktifitas. Semuanya pasti terbatas dan dibatasi oleh kondisi fisik yang lemah dan tak berdaya. Oleh sebab itu maka sekarang banyak orang menjalani kehidupan yang sehat. Baik dari pola hidupnya sendiri ataupun melalui pola makan yang dikonsumsi seseorang. Ini dilakukan tentu saja untuk membuat sesorang tetap sehat dan bugar dan dapat melakukan segala sesuatu yang dia inginkan dalam hidup ini tanpa dibatasi atau dikurangi oleh karena masalah kesehatan. Dengan tetap sehat maka keberhasilan dari setiap usaha dan kerja jauh lebih mudah terwujud daripada ketika kita sedang mengalami kesakitan. Penting juga diingat jika kita sehat maka kemudian tidak membuat kita menjadi sembrono menikmati hidup ataupun kemudian mengorbankan orang lain dan membuat mereka menjadi sakit/lemah yang penting kita tetap sehat.
Sobat obor, saat sehat kita punya tanggung jawab iman juga untuk membawa orang lain menjadi sama-sama sehat seperti kita. Bukankah dengan kondisi fisik termasuk pikiran dan hati yang sehat akan membawa juga dampak itu bagi orang lain dalam kehidupan keluarga, masyarakat bahkan gereja kita. Misalnya kita samasama kerja bakti dalam lingkup lingkungan masyarakat kita untuk memberantas sarang nyamuk demam berdarah bukankah itu akan memberikan dampak yang baik bagi seluruh masyarakat dan juga bagi warga gereja yang hidup dan tinggal di satu tempat. Disini diperlukan kepekaan untuk tetap hidup bersama dan bersama-sama hidup. Bahwa saya ada bukan hanya untuk diri sendiri, tapi kehadiran kita juga adalah untuk orang lain. Dengan demikian maka kehidupan yang dijalani adalah sebuah kehidupan iman yang menghadirkan dan menghasilkan tindakan iman yang bukan hanya terbatas dalam gereja tapi juga hadir dalam kehidupan bersama dengan semua orang. Sebab untuk itulah gereja terpanggil dan menunjukkan bahwa gereja hadir untuk menghasilkan buah bagi semua orang. Tentu saja buah yang dihasilkan tidak dapat terlepas dari pohon yang sehat/baik. Inilah yang diungkapkan oleh penulis Injil Yohanes 15:1-8, mulai dari ayat 1 dikatakan bahwa Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar oleh karena Bapa adalah pengusahanya. Disini penulis mengajak setiap orang benar itu percaya kepada Tuhan Yesus sebagai pokok kebenaran/ iman karena Ia berasal dari Bapa. Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak lagi terperangkap dalam kepalsuan iman dan kebenaran yang semu dan bukan berasal dari Tuhan Yesus. Sebab sebagai orang percaya jika kita tidak menghasilkan buah karena ketidaksetiaan kita padaNya maka resikonya adalah setiap ranting yang tidak menghasilkan apa-apa akan dipotong tapi sebaliknya yang berbuah akan dibersihkan supaya ia semakin banyak menghasilkan buahnya (ay. 2). Untuk terus menghasilkan yang terbaik maka ada ajakan bagi kita orang benar agar tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan tinggal di dalam kita (ay. 4). Sebab jika kita tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan tinggal dalam kita maka pasti berbuah banyak. Tetapi sebaliknya diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan akan dibuang dan dicampakkan dalam api lalu dibakar (ay. 5-6).
Sobat obor, jika kemudian kita hidup dan tinggal di dalam pokok yang benar, yang sejati tiada kepalsuan yaitu di dalam Tuhan Yesus, maka ayat 7 bacaan ini mengatakan: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya”. Sungguh menyenangkan hidup di dalam Tuhan Yesus bukan? Untuk itu jangan pernah menjauh dari-Nya dalam kehidupan di masa muda dan melupakan Dia dalam setiap aktifitas hidupmu. Agar supaya apa yang menjadi harapan kita dimasa muda terus akan dinyatakan Tuhan bagimu. Sambil terus mengingat bahwa hidup ini harus berbuah bagi kemuliaan Tuhan dan olehnya kita harus terus sehat bukan secara fisik tapi juga memiliki iman yang sehat dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Karena dengan demikian sebagaimana yang dibahasakan di ayat 8 bahwa Bapa dipermuliakan karena kita berbuah banyak dan layak disebut sebagai murid-muridNya. Amin. (ARMI)