MTPJ 26 Februari – 4 Maret 2023 – “Sahabat Karib Yang Berkhianat” – Mazmur 41:1-14
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Sahabat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kawan, ternan”. Karib artinya “dekat”, sedangkan arti berkhianat dari akar kata khianat, yakni “perbuatan tidak setia, tipu daya”. Berkhianat artinya “perbuatan yang sangat hina, membelot”. Sahabat karib yang berkhianat artinya “teman dekat yang melakukan perbuatan hina dengan berlaku tidak setia”. Persahabatan di masa sekarang juga terkadang demikian. Demi meraih keberhasilan, seringkali menjatuhkan orang lain. Dalam kehidupan berkeluarga juga masih dijumpai perselingkuhan yang berujung pada perceraian, karena suami mengkhianati istri, istri berkhianat terhadap suami. Hal yang sama juga seringkali merembes dalam persekutuan jemaat, hubungan yang tadinya harmonis antara Pelayan Khusus, jemaat dengan Pelayan Khusus, akhirnya menjadi retak karena ketidaksetiaan pada janji dan komitmen yang dibangun bersama.
Dalam kehidupan di tengah masyarakat juga seringkali terjadi pengkhianatan dalam tugas dan tanggung jawab dengan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme yang berakibat timbulnya kesenjangan sosial dan gejolak-gejolak dalam masyarakat. Begitu juga dengan kita sebagai orang beriman. Ada orang karena ingin berhasil dan sukses dalam karir tergoda untuk mengabaikan firman Tuhan. Bahkan ada orang “rela” menjual Tuhan demi kesenangan hidup yang sementara. Perenungan di Minggu Sengsara Pertama akan dituntun oleh tema, “Sahabat Karib yang Berkhianat.”
PEMBAHASAN TEMATIS
■ Pembahasan Teks Alkitab (Exegese) Kitab Mazmur berisi banyak hal merefleksikan pergumulan iman dalam bentuk: doa, nyanyian pujian, syair syukur tentang campur tangan dan pertolongan Tuhan Allah kepada umat-Nya. Pemazmur mengungkap perasaannya yang paling dalam tentang karya Tuhan Allah melalui syair yang begitu indah bahwa Tuhan Allah bertindak dalam sejarah umat-Nya. Berbagai perasaan diungkapkan baik sedih, tertekan, dukacita, sukacita sekaligus pengharapan kepada Tuhan Allah yang tidak tergoyahkan. Pemazmur menyadari bahwa hidup dan keselamatan sesungguhnya hanya ada dalam Tuhan Allah yang selalu menyertai umat-Nya. Ketika umat Tuhan berada dalam situasi yang sulit, terhimpit, diserang dan nyawa menjadi taruhan, mereka berseru kepada Tuhan Allah dan Ia mendengar doa, keluhan serta ratapan mereka. Tuhan Allah menjawab dan memulihkan keadaan umat-Nya serta memberikan mereka damai sejahtera.
Raja Daud dalam pasal 41 mengungkapkan permohonan dan pengharapan pemulihan dari Tuhan dalam doa. Ia mengekspresikan doanya dalam bentuk Mazmur dan dinyanyikan oleh pemimpin biduan (ay. 1). Mazmur ini berisi: orang yang memperhatikan sesamanya, apalagi mereka yang lemah kiranya diberikan kekuatan oleh Tuhan Allah, dilindungi, dipelihara nyawanya dan merekalah yang disebut berbahagia. Ketika mereka dalam keadaan sakit, Tuhan Allah akan memulihkan keadaan (ay.2-4). Pemazmur secara pribadi berdoa:” Tuhan, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa” (ay. 5). Ungkapan yang keluar dari hati terdalam, bahwa ada dosa yang sudah dilakukan oleh pribadi pemazmur. Dosa itu membebaninya sehingga membuatnya menderita, sakit dan merana. Pemazmur menyakini hanya Tuhan Allah yang sanggup mengampuninya dan memberikan dia kesembuhan dan ketenangan. Pemazmur mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan Allah, bahwa musuhnya sudah melakukan ha-hal yang buruk. Mereka mengatakan dan berbuat jahat kepadanya. Pemazmur menyakini Tuhan Allah akan bertindak dan membuat mereka mati dan hilang lenyap (ay. 6). Pemazmur mengalami berbagai tekanan yang datang dari orang-orang terdekatnya, mereka datang menjenguk, tetapi mereka berkata dusta. Pada saat bertemu dengannya, mereka berpura-pura simpati, padahal yang dilakukan adalah kebohongan atau dusta belaka. Hati mereka penuh dengan kejahatan, mereka menghendaki pemazmur lebih baik mati saja. Mereka menceritakan hal-hal buruk mengenai dirinya kepada orangorang lain yang ditemui di jalan (ay. 7).
Pemazmur hanya membawa semua orang yang melakukan apa yang jahat kepadanya dalam doa kepada Tuhan Allah. Ia mohon keadilan Tuhan Allah. Tuhan Allah sendiri akan bertindak sehingga mereka akan menerima penghukuman dan tidak akan pernah bangkit lagi (8-9).
Pemazmur juga merasa sangat ditinggalkan pada saat menghadapi pergumulan. “Bahkan, sahabat karibku yang kupercayai, yang memakan rotiku, telah mengangkat tumitnya melawan aku.” (10) Mengangkat tumitnya adalah metafora suatu tindakan yang membuat orang lain celaka atau hendak menendang, merubuhkan seseorang. Sungguh suatu hal yang tidak pernah dipikirkan oleh pemazmur bahwa sahabat karibnya mengkhianati dia.
Pengkhianatan yang sama juga dialami oleh Yesus Kristus ketika Ia melakukan pelayanan-Nya di tengah-tengah dunia ini. Ketika bercakap-cakap dengan murid-murid-Nya, Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (Mat. 26:21). Yesus Kristus mempertegas bahwa yang akan menyerahkan-Nya adalah orang yang sangat dekat dengan-Nya: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.” (Mat. 26:23). Di antara para murid ada seorang yang “mencelupkan tangannya ke dalam pinggan”. Pada saat ia memakan roti, roti itu dicelupkan ke dalam pinggan berisi sup yang hanya disediakan bagi Yesus Kristus saja. Murid itu diizinkan mencelupkan rotinya. Hal itu menandakan bahwa sang murid sangat dekat dengan gurunya. Tetapi murid yang dekat dengan-Nya justru yang mengkhianati-Nya. Namanya Yudas Iskariot. Pemazmur selanjutnya memuji Tuhan Allah oleh karena perbuatan-Nya yang dahsyat dan ajaib menolong serta memulihkan keadaannya. Tuhan Allah mengasihani, menegakkan dan mengadakan pembalasan kepada para musuhnya. Musuh-musuh pribadi pemazmur dan umat Tuhan takluk dan kalah dengan perbuatan Tuhan Allah yang besar, sehingga umat Tuhan bersorak-sorak (ay.11-12). Pemazmur juga secara pribadi mengungkapkan kesaksian imannya bahwa Tuhan Allah menopangnya sehingga tidak jatuh dan membuat dia tegak untuk selama-lamanya (ay. 13). Tantangan dan pergumulan tidak membuat pemazmur jatuh, tetapi ia berdiri kokoh. Oleh karena itu pemazmur memuji dan memuliakan Tuhan Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! (ay 14). Karya keselamatan Tuhan Allah yang memulihkan umat Israel dari dosa, sakit penyakit dan malapetaka lainnya akhirnya disempurnakan oleh pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Dari kehidupan menuju kebinasaan sekarang diberikan keselamatan dan kehidupan kekal. Sungguh suatu perbuatan Tuhan Allah yang ajaib dan sangat besar. Terpujilah nama Tuhan Allah. Amin, ya amin.
Makna dan Implikasi Firman
1. Kebahagiaan yang sesungguhnya bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup pribadi dan keluarga saja, tetapi ketika kita mau berbagi dengan orang-orang yang berkesusahan, memerlukan pertolongan, memperhatikan dan menolong mereka yang lemah. GMIM di mingguminggu sengsara melaksanakan program puasa diaconal. Tujuannya agar mengendalikan diri untuk semakin menghayati makna pengorbanan Yesus Kristus dan memperkokoh iman percaya kepada-Nya. Berpuasa dalam arti tidak berfoya-foya, bersikap boros, tetapi mau mengurangi makan dan minum, pengeluaran untuk kemudian dikumpulkan dan diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Realisasi dari puasa diakonal, berupa: bedah rumah, beasiswa pendidikan, pembelian sembako kepada janda/duda miskin, dan anak yatim piatu.
2. Berdoa bagi mereka yang membenci, menganiaya, berlaku tidak adil bagi kita. Tentunya secara logika berdoa bagi mereka yang melakukan hal-hal yang jahat kepada kita adalah sebuah kebodohan. Namun belajar dari pemazmur untuk mendoakan musuh-musuh kita dan menyerahkan pembalasan itu kepada Tuhan Allah. Sebab penghukuman dan pembalasan bukan hak kita, tetapi hak Tuhan Allah. Tuhan Allah pasti bertindak untuk melindungi. Ia tidak pernah membiarkan umat-Nya menderita. Ia sendiri sudah menderita bahkan rela mati di kayu salib, supaya kita memperoleh keselamatan.
3. Persahabatan adalah hal yang terindah dalam hidup ini, ketika kita mau membangun kebersamaan dengan orang lain. Namun seringkali persahabatan itu rusak karena kepentingan diri sendiri dan hanya mau menang sendiri. Yesus Kristus mengajarkan tentang arti sahabat yang sebenarnya, yaitu: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yoh. 15:13-14). Yesus Kristus menyebut kita sebagai sahabatNya. Ia rela mengorbankan nyawa-Nya demi sahabatsahabat-Nya. Oleh karena itu jangan kita mengkhianati persahabatan yang sudah diciptakan oleh Yesus Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.
4. Tetaplah setia beriman di dalam Yesus Kristus dan jalanilah hari-hari hidup yang Tuhan Allah anugerahkan dengan melakukan apa yang Ia kehendaki. Antara lain: bangunlah persahabatan di atas dasar kasih Kristus, kasih yang mau berkorban untuk orang lain. Kasih yang bukan hanya mementingkan diri sendiri, namun kasih yang mampu membalut mereka yang terluka dan memberikan pengharapan yang baru dalam Yesus Kristus. Terpujilah nama Tuhan, amin, ya amin.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apa yang dapat kita pahami tentang “Sahabat Karib yang Berkhianat” melalui perikop Mazmur 41:1-14?
2. Bila kita menemui saudara atau teman yang terdekat kita berkhianat, apa yang akan kita lakukan kepadanya?
3. Sebutkan tindakan-tindakan kita supaya terhindar dari sikap atau prilaku yang mau berkhianat.
NAS PEMBIMBING: Matius 26:23
POKOK-POKOK DOA:
1. Orang percaya mau memperhatikan dan setia kepada mereka yang ada di sekitarnya.
2. Tidak bersikap egois, sombong yang pada akhirnya saling mengkhianati.
3. Penghayatan Minggu Sengsara hendaknya membawa orang percaya untuk semakin dekat dengan Tuhan Yesus Kristus.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HAR1 MINGGU SENGSARA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN Persiapan: NNBT No.3 Mari Kita Puji Allah
Ses. Nas Pembimbing: B’ratkah Beban hidupmu Peng. Dosa: NKB No.15 Hidup Yang Penuh Berbeban Pem. Anugerah Allah:
KJ. No.36 Dihapuskan Dosaku Ajakan Mengikut Yesus di Jalan Sengsara: NKB No. 74 Hosana Persembahan: KJ. No. 367 Padamu Tuhan Dan Allahku Penutup: KJ. No.249 Serikat Persaudaraan
ATRIBUT: Warna Dasar Ungu dengan Simbol XP (Khi-Rho), Cawan Pengucapan, Salib dan Mahkota Duri.