SOBAT obor, kisah penangkapan Yesus memang sangat memilukan hati bagi yang membacanya. Kenapa demikian? Karena pengkhianatan itu dilakukan oleh orang yang terdekat dengan Yesus. Tidak hanya itu,
bahwa untuk menjemput Yesus, Yudas harus melakukan sandiwara cinta yaitu dengan ciuman. Ciuman yang sebenarnya suatu tanda kasih sayang, malah menjadi tanda pengkhiatan. Siapa Yudas itu? Di dalam catatan penulis Injil Markus, Yudas disebutkan sebagai “salah seorang dari kedua belas murid Yesus”. Penekanan ini tentu memiliki maksud yang hendak memberikan informasi kepada para pembaca tentang siapa Yudas itu. Dengan menampilkan sosok Yudas yang adalah bagian dari kelompok Yesus, penulis kitab injil mau menempakan soal tantangan dalam mengikut Tuhan kepada gereja Tuhan waktu itu. Bahwa Tuhan yang orang Kristen sembah, adalah Tuhan yang pernah dikhianati oleh salah satu orang terdekat yang dipilih-Nya.
Apa konsekuensi info soal Yudas ini? Tentu ini bisa menjadi preseden buruk yang bisa digunakan oleh mereka yang tidak menyukai kekeristenan berkembang. Kepada umat Tuhan akan dihadapkan dengan anggapan : “bahwa Yesus yang kalian sembah sebagai Tuhan, tidak memiliki kuasa apapun. Dan buktinya bahwa Dia bisa dikhianati oleh orang terdekat-Nya”.
Kisah Yudas yang mengkhianati Yesus adalah kisah yang bukan berita yang membanggakan, namun memalukan. Kisah ini memang bisa jadi bahan olokan mereka yang bertentangan dengan iman Kristen. Ini bisa diplintir jadi kegagalan
Yesus dalam menjaga murid-Nya. Namun bagi penulis Injil Markus kisah yang memalukan ini bukan untuk ditutupi, namun darinya kita gereja akan belajar bahwa ada konsekuensi dalam mengikut-Nya. Jika dinilai kegagalan atau ketidakmampuan apalagi ketidak tahuan Yesus maka itu keliru sebab sebelumnya Yesus telah mengetahui saat Petrus akan menyangkal-Nya. Kisah ini harus ditampilkan agar gereja Tuhan saat ini sadar bahwa ikut Tuhan harus bayar harga bukan terima harga (uang). Bayar harga dengan sungguh-sungguh percaya pada- Nya dan tidak mau digoncangkan imannya. Amin (bfp)