SOBAT obor, kita semua tentu tahu tentang peristiwa penculikan ketujuh jenderal yang didorong dugaan adanya upaya kudeta terhadap
Presiden Soekarno oleh beberapa jenderal TNI Angkatan Darat pada 5 Oktober 1965. Menurut sejarah, ketujuh jenderal ini dijemput paksa oleh pasukan Cakrabirawa, cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden sekarang, dari kediaman mereka masing-masing pada 1 Oktober 1965, dini hari. Ada yang dibawa dalam keadaan masih hidup, tetapi ada juga yang sudah dalam keadaan tak bernyawa karena dirundung tembakan.
Dalam Alkitab juga ada kisah penangkapan terhadap tokoh besar dan berpengaruh saat itu. Bagi iman-iman kepala dan tua-tua, Yesus ini bisa menjadi ancaman dan provokator. Upaya penyingkiranpun dilakukan dengan membayar salah seorang murid Yesus. Dengan membawa serombongan orang yang dilengkapi dengan pedang dan pentung mereka menangkap Yesus. Namun apa yang dilakukan Yesus saat ia ditangkap? Dibagian ini terlihat bahwa Yesus tidak melarikan diri. Yesus Kristus ditangkap karena waktunya sudah tiba dan dengan segenap hati Dia menjalankan apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya. Dia tidak melarikan diri, dan Dia juga tidak menggunakan apa yang Dia miliki untuk lepas dari pergumulan menjalankan kehendak Bapa.
Sobat obor, Yesus ditangkap bukan karena Dia buron. Bukan karena Dia melakukan tindakan kriminalitas. Yesus ditangkap hanya karena pemuka agama saat itu tidak menyukai kehadiran-Nya, yang dianggap menggangu posisi mereka. Ketakutan bisa ada di dalam diri seseorang yang sementara dalam kesulitan. Tindakan kabur dan menghilang untuk sementara waktu memang dapat menjadi salah satu hal yang dilakukan ketika seseorang dilanda banyak tekanan, stres, dan panik. Namun, lari dari masalah juga bisa menjadi salah satu bentuk mekanisme pertahanan dirinya. Tapi disisi lain melarikan diri yang sudah sampai menjadi kebiasaan adalah hal yang tidak baik. Pasalnya, kelakuan tersebut bukan lagi menyelesaikan masalah namun menimbulkan masalah. Belajar dari Yesus, jika ada tantangan maka kita harus menghadapinya dan bukan lari. Amin (bfp)