Injil Markus membuka kisah kebangkitan dengan kunjungan Maria Magdalena dan teman-temannya ke kubur Yesus. Maksud untuk merempah-rempahi mayat Yesus tiba-tiba berubah karena sesampainya di sana, batu besar yang menjadi segel kubur itu sudah terguling. Keterkejutan wanita itu makin bertambah sebab di dalam kubur selain tidak ada mayat Yesus, telah hadir seorang yang berkostum serba putih. Pikir wanita-wanita itu apakah mereka melangkah ke tempat yang salah atau di kubur yang salah? Mustahil, mereka tahu persis kubur Yesus. Lukas memberi informasi sebelumnya “dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan” (Luk.23:55). Markus pun mempertegas ini sebelumnya; “Maria Magdalena dan Maria Ibu Yoses melihat di mana Yesus dibaringkan (Mark.15:47). Jadi, tidak mungkin mereka ada di tempat yang salah. Apapun realitas psikis yang ditunjukan wanita-wanita ini, merekalah saksi perdana kebangkitan Yesus. Tradisi Yahudi bisa melarang perempuan bersaksi, dan jika bersaksi dianggap hoax. Tapi kewibawaan berita paskah jadi unik, bahwa peristiwa maha penting itu malah dimulai dari kesaksian Maria Magdalena dan wanita lainnya.
Ia (orang itu) menyambut para wanita ini dengan pernyataannya: “jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret yang disalibkan. Ia telah bangkit (16:6a). Perhatikanlah, bangkit dalam naskah Yunani egerthe bentuk kata kerja pasif. Seharusnya diterjemahkan “Ia dibangkitkan”. Markus sengaja menggunakan rumusan ini untuk mensahkan tergenapinya rencana Allah. Dibangkitkan dari antara orang mati adalah gagasan Allah, sebab tidak ada orang mati yang bisa bangkit karena kuasa manusiawinya, ini mustahil. Markus dengan tegas menyatakan kuasa Allah yang mendominasi dalam peristiwa kebangkitan. Kebangkitan ini bukan sekedar dari mati menjadi hidup lagi, tapi esensinya adalah “Yesus berkuasa atas maut/kematian” dan Ia memenangkannya untuk manusia. Kristus beralih dari “dikuasai oleh maut” menjadi “Penguasa atas maut” dan selanjutnya tubuh kebangkitanNya tidak bisa mati lagi dan berali menjadi kekal. Inilah factor pembeda dengan mereka yang pernah dibangkitkan sebelumnya.
Sebuah proklamasi sukacita menggema. Maria Magdalena dkk dan para murid di suruh pergi untuk mengabarkan dan memberitakannya(16:8b). Amanat ini menunjukkan bahwa karya selamat Allah sudah digenapi dalam kebangkitan Yesus. Namun tantangan baru mulai bermunculan. Para murid dan Kekristenan Mula-mula menghadapi gugatan bahwa Yesus tidak bangkit, tetapi mayatnya telah dicuri orang. Orang atheis juga sama sejak awalnya ragu dan mengklaim bahwa kebangkitan Yesus adalah sebuah mitos, karena lemahnya bukti objektif dalam peristiwa itu. Keraguan massa di era itu bahkan di era kekinian tidak pernah mereduksi hakikat kebenaran yang diyakini gereja dan orang percaya.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah peristiwa iman, orang beriman pasti mempercayai ini dengan segenap hati, dengan segenap jiwa kepada Allah yang mengerjakannya. Karena meragukan kebangkitan Yesus sama halnya tidak percaya dan tidak beriman kepada Allah. Mustahil murid-murid, rasul-rasul bersedia pergi ke ujung dunia, bahkan menghadapi hambatan apapun, demi memberitakan ini, jika Yesus tidak bangkit. Namun karena ada kebangkitan Kristus maka Injil diberitakan sampai ke ujung bumi.
Rasul Paulus habis-habisan dalam mengungkapkan tentang keyakinannya pada peristiwa kebangkitan. Menurutnya, jika Yesus tidak dibangkitkan sia-sialah iman kita. Kita adalah orang yang paling malang dan bodoh, karena menaruh pengharapan yang keliru. (band 1 Kor 15:14-20). Menurut Paulus, justru adalah tragedi jika Yesus tidak bangkit. kematianNya adalah mistery yang sulit dijelaskan jika tanpa kebangkitan. Dosa tetap berkuasa, manusia semakin terbenam dalam lumpur kejahatan, dan kematian, adalah siklus terakhir penduduk jagad raya ini. Oh, betapa mengerikan jika Yesus tidak bangkit. Tapi syukur, di dalam Allah yang membangkitkan Yesus yang jadi jaminan keselamatan dunia dan manusia. Manusia berdosa kini dibenarkan dalam Kristus.
Dengan demikian kebangkitan Kristus adalah kebenaran yang paripurna. Kepercayaan pada Kebangkitan Kristus adalah doktrin penting yang justru telah melahirkan gereja. Inilah dasar pemberitaan gereja yang paling penting. Salib Yesus memang adalah dasar pemberitaan yang penting, Kematian Yesus juga adalah dasar pemberitaan yang penting. Paket pembebasan manusia dari dosa, tidak berhenti pada salib dan kematianNya. Dalam terang Kebangkitan Yesus pembebasan manusia dari dosa jadi final. Allah membebaskan apa yang tidak bisa dibebaskan oleh manusia manapun. Dosa dan kematian adalah belenggu yang sulit ditaklukkan. Tidak ada yang sanggup mengerjakannya dengan cara apapun juga dengan jalan manapun. Hanya kebangkitan Yesus satu-satunya jalan untuk memenangkannya. Inilah sukacita tertinggi dalam merayakan Paskah, dan menjadikan Paskah sebagai sebagai kesaksian dan berita yang masif gereja masa kini.
Dunia yang skeptis terhadap kebangkitan Yesus Kritus, janganlah jadi hambatan untuk memberitakakan kebenarannya. Demikian juga tradisi Paskah yang beragam dan kerap berubah, tidak boleh menciderai maknanya yang agung. Perayaan Paskah apapun model dan trendnya tidak boleh terjebak pada eforia dan ritual semata. Perayaan itu harus mampu menggali dan mengungkapkan pesan bahwa kebangkitan benar-benar terjadi, manusia dimerdekakan dan diselamatkan, Yesus Kristus harus jadi puncak dari perayaan itu.
Kristus sudah bangkit, Haleluyah!. Salam Paskah, Amin!