Penulis : Pdt. Frany P. Kuron, S.Th
SEPULUH Tulah ditimpahkan Allah atas Mesir; Bangsa Israel pun dibiarkan keluar dari perbudakkan di Mesir. Mustahil bangsa Israel bisa bebas dari Mesir jika Allah tidak menunjukkan kemuliaan-Nya. Bangsa Israel terbebas dari perbudakkan di Mesir hanya karena pekerjaaan tangan Tuhan yang ajaib. Setelah bebas dari Mesir, bangsa Israel terus menyaksikan perbuatan tangan Tuhan yang ajaib. Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.
Salah satu peristiwa ajaib yang disaksikan umat Israel setelah bebas dari Mesir adalah terbelahnya Laut Teberau. Dikisahkan dalam Keluaran pasal 14:2, bangsa Israel diperintahkan Allah untuk berbalik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut, tepat di depan Baal-Zefon. Dikisahkan juga Allah akan mengeraskan hati Firaun dan mengejar bangsa Israel. Situasi itu menempatkan Bangsa Israel pada jalan buntu; di depan Laut Teberau dan dibelakang Firaun dan pasukannya. Keluaran 14:10-12 mengisahkan mengenai respon bangsa Israel ketika diperhadapkan dengan situasi itu. Sangat ketakutan dan berseru-seru kepada Tuhan. Bangsa Israel telah menyaksikan perbuatan tangan Tuhan yang ajaib, Sepuluh Tulah atas Mesir, tiang awan dan tiang api, tetapi tetap saja bangsa Israel meragukan tuntunan Allah. Bangsa Israel berkata kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.”
Bacaan kita saat ini memperlihatkan kembali kemuliaan Tuhan kepada bangsa Israel dan Mesir. Tindakan bangsa Israel yang berseru-seru kepada Allah dan menyalahkan Musa dikecam oleh Allah. Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Kemudian Musa di perintah oleh Allah untuk membelah air laut! Bagaimana respon Musa? Berbeda dengan respon bangsa Israel ketika diperhadapkan dengan situasi sulit, Musa percaya dan sebagai seorang pemimpin ia meneguhkan bangsa Israel. Musa berkata pada bangsa itu: janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja. Respon Musa ini berbeda saat pertama kali Allah berfirman kepadanya yang dikisahkan dalam Keluaran pasal 3 dan 4. Musa tidak lagi bertanya dan meragukan banyak hal, yang dilakukan Musa hanya percaya pada rancangan Tuhan.
Tiang awan yang tadinya berdiri di depan bergerak dan berdiri dibelakang bangsa Israel. Tiang awan itu berada diantara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel. Musa melakukan apa yang diperintahkan Allah kepadanya, mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering: maka terbelahlah air itu. Orang Israel berjalan di tempat yang kering, sedangkan di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Kemudian kembali Tuhan memerintahkan Musa untuk mengulurkan tangannya keatas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda. Tuhan memimpin perjalanan umat-Nya.
Sobat obor, cerita Laut Teberau merupakan salah satu dari sekian banyak perbuatan tangan Tuhan yang ajaib memimpin umat-Nya keluar dari tanah Mesir. Empat puluh tahun di padang gurun dalam perjalanan dari mesir menuju tanah kanaan, berulang kali Allah menunjukan kemuliaannya tapi berulang kali bangsa Israel meragukan penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka. Bangsa Israel berulang kali mengeluh, dan melakukan apa yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Rasanya kita pun seperti bangsa Israel, banyak hal yang Tuhan lakukan bagi kita, berkat-Nya terus teralami, karya selamat-Nya, tapi seringkali keadaan, keinginan daging, godaan iblis membuat kita meragukan tuntunan Allah dalam kehidupan kita. Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan menuntun umat-Nya, dan sebagai umat-Nya hendaklah kita percaya dan mempercayakan diri pada Tuntunan-Nya. Amin. (fpk)