SOBAT obor, tentunya banyak dari kita mengetahui cara pemilihan yang demokrasi adalah dengan cara “cabut undi”. Beragam proses pemilihan pemimpin diakhiri dengan cara ini. Baik untuk mendapatkan pemimpin pemerintahan, ataupun dalam organisasi gereja. Dalam proses pemilihan murid pengganti Yudas, Petrus terlebih dahulu berdiri dan menyatakan bahwa pemazmur Daud tidak hanya menubuatkan mengenai penyimpangan Yudas Iskariot dalam Mazmur 41:9, Mazmur 109:8, oleh karena itu, Petrus mengusulkan kepada kirakira 120 murid yang berkumpul agar jabatan Rasul Yudas Iskariot yang kosong segera diisi. Yusuf Barsabas dan Matias diajukan sebagai calonnya. Setelah muridmurid berdoa, maka undi pun di lempar, dan Matiaslah yang terpilih. Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari sebelum pencurahan Roh Kudus.
Memang memilih pelayan Tuhan dengan cara diundi, nanti ditemukan dalam bacaan ini, penentuan “suara Tuhan”, ditentukan dengan melempar undi. Namun proses ini tidak boleh dipisahkan dengan cara jemaat yang memiliki ketekunan didalam berdoa. Sebelum proses ini dimulai, jemaat bertekun dalam doa. Artinya mereka meminta pentunjuk dari Tuhan dalam doa.
Sobat obor, memang karya pelayanan Matias dalam Kitab Suci tak terdeteksi. Hanya beberapan cerita yang merupakan tradisi gereja waktu itu yang menceritakan tentang kisahnya. Namun yang terpenting adalah bagaimana kekuatan komunitas dalam doa yang membawa Injil kemudian membentuk gereja berkembang. Kebersamaan dalam komunitas itulah yang menjadi salah satu kekuatan gereja bertumbuh. Amin. (BFP)