SALAH satu ciri hubungan yang sehat adalah saling memberi dan menerima. Namun adakalanya ketika kita telah memberikan pengorbanan, dia malah tidak menghargai usaha yang kita berikan. Seandainya pasangan atau pacar bisa mengetahui isi hati kita, betapa beruntung dan terasa menyenangkan hati ini. Namun sebaliknya, jika kita tidak dipedulikan dan tidak dihargai, maka akan terasa menyakitkan sekali.
Sobat obor, ketika kamu memilih untuk bertahan pada dia yang tak tepat, kamu selalu memberikan banyak cinta, berjuang untuknya dan hanya menunggu dia menyadari hadirmu. Menunggu dirinya melihatmu sama seperti caramu melihat dirinya. Menunggu dia memperjuangkanmu, sama seperti kamu selalu memperjuangkannya. Menunggu dia menghargaimu, hingga mengakuimu sebagai seorang yang special dalam hidupnya. Namun, kamu lupa, saat perjuangan itu, saat usahamu dalam terus bertahan untuknya. Kamu tidak melihat dirimu sendiri. Kamu tidak melihat fakta bahwa kamu semakin ringkih karena selalu berjuang sendiri dan tidak melihat bahwa kamu juga butuh dicintai, diperjuangkan dan dibahagiakan, setidaknya oleh dirimu sendiri terlebih dahulu.
Bangsa Israel adalah penggambaran seperti kekasih yang tidak pernah menggangap kehadiran Tuhan. Israel juga tidak belajar bergantung kepada Allah. Bacaan hari ini menunjukkan kasih setia Tuhan pada umat-Nya yang tidak taat dan suka membantah. Sepanjang hari Tuhan mengulurkan tangan-Nya, namun uluran tangan itu tidak dianggap. Disinilah kita melihat kasih Tuhan nyata. Tak bisa dipungkiri kasih-Nya besar atas kita, namun bukan berarti keadilan-Nya diabaikan. Dia pengasih, tetapi tetap adil. Kasih-Nya berkawan dengan keadilan. Kasih-Nya berjalan beriringan dengan keadilan-Nya. Keduanya bahkan tidak bisa diceraikan satu sama lain. Jangan pernah meragukan kasih Allah, bahkan di tengah penderitaan yang sulit. Apakah pemberian Anak-Nya yang tunggal sampai mati di kayu salib tidak cukup kuat untuk menunjukkan bukti kasih-Nya bagi kita? Ini sudah cukup menyadarkan kita yang sering mempertanyakan kasih Allah dalam hidup kita. Amin. (bfp)