ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia adalah ciptaan Tuhan Allah yang berbeda dengan ciptaan yang lain, sebab kepadanya diberi akal budi. Akal budi adalah pikiran sehat. Dengan pikiran sehat memungkinkan manusia mampu menganalisa, menemukan solusi dan mengatasi berbagai problematika dalam hidup, sehingga dapat menghilangkan rasa kuatir. Sayangnya manusia seringkali lebih mudah kuatir daripada bersukacita dalam Tuhan. Rasa kekuatiran adalah suatu kondisi kecemasan terhadap suatu keadaan atau situasi. Kekuatiran hadir pertama kali dalam kehidupan manusia sebagai akibat dosa. Perasaan itu telah menjalar kepada semua manusia dan menjangkau setiap aspek natural dan kemampuan manusia termasuk rasio, hati nurani, kehendak, emosi dan keberadaannya secara menyeluruh. Kekuatiran sering menyebabkan orang berpikir seolah-olah Tuhan Allah tidak ada.
Bagaimana dengan Gereja? Sebagai kumpulan orang percaya yang terpanggil keluar dari kegelapan dunia menuju pada Terang Yesus Kritus, Gereja bertanggungjawab untuk terus merawat kehidupan agar tetap sehat. Gereja yang sehat adalah gereja yang bertumbuh secara kuantitas (keanggotaan) dan kualitas rohani. Hal ini dihasilkan melalui hubungan pribadi dengan Roh Kudus, yang nampak dari sikap sehati sepikir dalam persekutuan dan pelayanan. Gereja yang sehati sepikir mampu menjawab setiap tantangan dan pergumulan pelayanan yang dihadapi baik oleh warga jemaat maupun pemimpin (pelayan Tuhan). Pencapaian ini dapat terwujud dengan mengesampingkan keegoisan. menghilangkan kekuatiran dan mengedepankan kepentingan bersama. Suka atau tidak, gereja harus menjalani hidup dengan kualitas iman yang selalu mengandalkan Tuhan. Sekalipun gereja berada dalam kesulitan, tantangan dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal), gereja harus optimis dalam menghadapi segala hal. “Jangan Kuatir, Tapi Bersyukurlah” menjadi tema perenungan di sepanjang minggu ini sebagai ajakan bagi kita semua, baik sebagai warga gereja, maupun pemimpin agar bersyukur dalam segala hal dan keadaan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kota Filipi yang didirikan oleh Raja Filipus (ayah Aleksander Agung) terletak di Makedonia Timur wilayah kota tua bernama Krenides yang berarti sumur atau mata air merupakan pusat perdagangan yang besar di zaman dunia kuno. Ada dua tujuan surat Filipi 4:2-9 yaitu: pertama kepada para pelayan jemaat (ay. 2-3) dan kedua kepada seluruh jemaat sebagai satu persekutuan (ay 4-9)
Ayat 2, Eoudia dan Sintikhe dinasihati (Yun. Παρακαλο = Parakalo: memohon/meminta tolong). Ungkapan Paulus ini mengindikasikan ada persoalan antara Euodia dan Sintikhe. Walaupun tidak dapat diketahui dengan pasti persoalan apa yang terjadi antara keduanya. Kita hanya bisa mengatakan persoalan antara mereka berdua bukan persoalan biasa. Mereka dinasihati supaya sehati sepikir (Yun. Το ουτο οροϕειν = To auto profein, mempunyai pikiran yang sama) di dalam Tuhan, satu kasih, satu jiwa dan tujuan (band. Ps1. 2:2). Sehati sepikir adalah upaya mengembangkan keselarasan pikiran dan watak. Keretakan internal sangat mempengaruhi kesatuan gereja. Paulus mengingatkan visi pelayanan adalah bagaimana gereja menyaksikan kebenaran Injil di tengah dunia. Jika di antara pemberita Inji1 telah terjadi konflik maka akan menghambat pekabaran Inji1. (band. 1 Yoh. 4:20-21, Mat. 5:23-24). Oleh karena terjadi persoalan maka Paulus mengingatkan mereka berdua.
Ayat 3, Nasihat Paulus ini menunjukkan bahwa semua perpecahan bisa diperdamaikan dalam Tuhan Allah. Sangat mengganggu persekutuan ketika terjadi pertengkaran antara pelayan atau pemimpin jemaat di Filipi. Oleh karenanya untuk mempermudah terjadinya perdamaian, maka Paulus meminta kepada Sunsugos sebagai rekan sepenanggungan yang setia (Yun. Γνεσιε = Gnesie: sejati), yang memiliki kemampuan dalam menyelesaikan perselisihan, untuk menolong. Karena mereka juga teman seperjuangan (Yun. Συνετηλεσαν = Sunethlesan: berjuang dengan aku) dalam memberitakan Inji1 dan bersama-sama juga dengan Klemens dan kawan-kawan sekerja yang lain.
Ayat 4, Bersukacitalah di dalam Tuhan Allah seharusnya merupakan kualitas hidup orang Kristen di Filipi. Olehnya maka Paulus mengajak mereka untuk bersukacita senantiasa (Yun. = κηαιρετε παντοτε : bersukacitalah terus menerus) dalam Tuhan Allah. Ungkapan ini bukanlah ungkapan biasa. Tapi suatu spirit (motivasi/penyemangat) bagi mereka agar tidak terpenjara seperti dirinya. Karena ketika rasul Paulus menulis surat Filipi ini, ia sedang mengalami penderitaan di penjara Roma. Sementara itu orang-orang Kristen Filipi juga berada dalam tekanan dan penganiayaan karena iman. Situasi dan kondisi seperti ini harus dijadikan pelajaran oleh jemaat Filipi untuk membangun iman yang kuat sekalipun mereka ada dalam tantangan, baik secara eksternal dengan adanya orangorang yang memusuhi mereka dan para pemberita palsu, maupun secara internal dengan adanya perselisihan dan salah paham.
Ayat 5, Kebaikan hati (Yun. Επισκεσ = epiekes: keramahan) sebenamya berkaitan dengan sikap hati yang menunjuk pada kelemahlembutan, kesabaran dan tidak membalas kejahatan. Ini harus nampak dalam hidup orang Kristen, karena karakter atau sifat ini ada dalam diri Yesus Kristus. Rasul Paulus menasihati supaya jemaat Filipi harus sungguh-sungguh melakukan kebaikan karena kepastian kedatangan Yesus Kristus sudah dekat.
Ayat 6, Nasihat Paulus kepada jemaat Filipi supaya tidak kuatir tentang apapun juga. Ha1 ini menegaskan bagaimana konsep tentang “bersukacitalah” (ay 4). Bahwa orang yang bersukacita adalah orang yang hidupnya tidak merasa kuatir (Yun. Μεριμνατε = merimnate dari kata μεριναοο= merimnao, kuatir atau bimbang) dalam segala hal. Sangat mungkin mereka akan hanyut dalam hal kekuatiran atau kebimbangan. Karena jemaat Filipi sedang menghadapi tantangan dan penderitaan karena iman. Jalan keluar satu-satunya adalah bergantung dan menyerahkan hidup kepada Tuhan Allah secara totalitas dalam doa (Yun. Προσευκηε = proseukhe) dan permohonan (Yun. Δεεσισ = deesis) dan dilakukan dengan pengucapan syukur (Yun. μετα ευκηαριστα = meta eukharistia, terima kasih). Hal ini penting karena kekuatiran hanya dapat dilawan dengan pengucapan syukur dan tahu berterima kasih kepada Tuhan Allah atas apa yang diterima melalui doa dan permohonan.
Ayat 7, Damai Sejahtera Allah (Ibr. shalom, Yun. eirene), adalah keserasian, keutuhan, kebaikan, kesejahteraan dan keberhasilan di segala bidang kehidupan. Hidup di dalam Tuhan Allah akan memiliki damai sejahtera. `Melampaui segala akal’ (Yun. ηυπερεκηο = huperekho nous, melebihi segala pengertian) menunjukan bahwa damai Tuhan Allah lebih berharga, lebih besar sehingga tidak dapat dijangkau akal, kemampuan dan pengetahuan manusia. Kata memelihara atau menjaga (Yun. Φρορεο = froureo) dipakai Paulus untuk menggambarkan damai sejahtera bertindak sebagai pengawal dan bertugas menjaga hati (Yun. Καρδια = kardia, hati sebagai pusat dari perasaan, kemauan dan pikiran), pikiran (Yun. Νοεματα= noemata, pikiran sebagai hasil kesadaran manusia) seseorang agar tidak dikalahkan oleh serangan kekuatiran, ketakutan atau kecemasan.
Ayat 8, Rasul Paulus mengingatkan agar jemaat Filipi memikirkan (pikirkanlah semua itu, arahkanlah pikiran mereka) hal-hal yang benar (Yun. Αλετηε = alethe), mulia (Yun.Σεμνα semna dari kata σεμνοσ= semnos, jujur), adil (Yun. Δικαια = dikaia dari kata (δικαιοσ = dikaios, kata ini berkaitan dengan kewajiban yang dipikul dan kewajiban yang dilaksanakan), suci (Yun. Ηαινα= hagna dari kata ηαϒνα- = hagnos, tak tercemar) yang sedap didengar (Yun. Προσϕιλεσ = prosfiles, indah/menarik dan sesuatu yang melahirkan kasih) dan semua yang disebut kebajikan (Yun. Αρετε = arete, keunggulan/ bermutu tinggi).
Ayat 9, Paulus telah meletakkan dasar pengajaran tentang kebenaran. la mengajak jemaat Filipi untuk meneladani apa yang telah didengar dan dilihat dalam dirinya. Keteladanan dalam moralitas dan etika Kristen patut diikuti agar memperoleh damai sejahtera melalui kehadiran Yesus Kristus sebagai sumber damai sejahtera (Yun. Ειρενε = eirene, berhubungan dengan kepastian keselamatan) yang menyertai mereka.
Makna dan lmplikasi Firman
- Penginjilan gereja sering terganggu karena tidak sehati sepikir, yang mengakibatkan terjadinya konflik di antara para pelayan dan anggota jemaat bahkan antara pimpinan dalam jemaat. Ha1 itu akan membawa gereja semakin lemah dalam pekabaran injil, karena telah meyimpang dari hakikat dan tujuan gereja yang melayani dan bersaksi. Maka dengan mudah muncul berbagai “penyakit” ketidakpercayaan terhadap pimpinan gereja yang akan mengarah pada perpecahan jemaat. Karena masing-masing pihak yang berbeda mempertahankan egoismenya, mengutamakan kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan bersama. Salah satu sikap atau tindakan untuk menyelesaikan pertentangan dalam persekutuan jemaat adalah hidup sehati sepikir dalam melayani. Seharusnya pimpinan jemaat tidak terlibat dalam konflik apalagi menjadi sumber masalah. Sehati sepikir dalam Tuhan Allah merupakan hal mendasar dalam membangun kebersamaan dengan berkomitmen untuk berbuat apa yang benar, mulia, suci, yang manis dan sedap didengar yang disebut kebajikan. Dengan kata lain hal yang konstruktif harus dikedepankan dalam pembangunan iman jemaat agar dapat meningkatkan kesatuan jemaat.
- Bersukacita senantiasa dalam Tuhan Allah merupakan elemen penting bagi setiap orang yang mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Sehingga dalam situasi dan kondisi apapun yang terjadi, tetap bersandar dan bergantung kepada Tuhan Allah dalam doa dan ucapan syukur. Orang yang senantiasa bersukacita di dalam Tuhan Allah tidak mudah terserang oleh kekuatiran melainkan teguh berpengharapan menantikan kedatangan-Nya. Gereja yang selalu bersyukur dan tidak hidup dalam kekuatiran, itulah seharusnya karakter orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan mampu menyatakan kabaikan hatinya kepada orang lain.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pemahaman saudara tentang jangan kuatir tapi bersukacitalah berdasarkan Filipi 4:2-9?
- Berikan alasan mengapa jemaat lebih sering kuatir daripada bersyukur?
- Bagaimana upaya Gereja mengatasi kekuatiran sehingga mampu bersyukur?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 41:10
POKOK-POKOK DOA:
- GMIM semakin teguh dan bersatu dalam tugas pelayanan di dunia.
- Dijauhkan dari kekuatiran dan terus bersukacita menjalankan tugas pelayanan.
- Para pemimpin dan anggota jemaat selalu mengucap syukur dalam menghadapi tantangan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK 1.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan beribadah : NKB. No. 3 Terpujilah Allah
Ses. Nas Pembimbing: Jangan Kamu Kuatir
Pengakuan Dosa: KJ. No. 29 Di Muka Tuhan Yesus
Pemb Anugerah: NNBT No. 27 Ya Tuhan Engkaulah
Hukum Tuhan: NNBT. No. 13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan
Ses. Pembacaan Alkitab: KJ No. 49 Firman Allah Jayalah
Persembahan : NNBT. No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Penutup: NKB. No. 443 Kau Sukacita
ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.