KEBAHAGIAAN tidak pernah terletak dari seberapa banyak yang kita miliki, tapiseberapa banyak yang kita beri. Seperti kata Lao Tze: “Kalau ingin menangkap ayam, jangan di kejar. Kita akan lelah dan ayampun akan menjauh. Berikanlah ia beras dan makanan, nanti ia datang dengan rela. Begitulah rejeki. Melangkahlah dengan baik. Keluarkanlah sedekah. Nanti rejeki datang menghampiri tepat waktu. Kalau ingin memelihara kupu-kupu, jangan tangkap kuku-kupunya. Pasti ia akan terbang. Tetapi tanamlah bunga. Maka kupukupu akan datang sendiri dan membentangkan sayap-sayapnya yang indah”. Sama halnya dengan kehidupan di dunia. Ketika kita menginginkan kebahagiaan dan keberuntungan, tanamlah kebajikan demi kebajikan. Kejujuran demi kejujuran. Maka kebahagiaan dan keberuntungan akan datang karena dianugerahkan Tuhan.
Dalam bacaan ini, Paulus mengingatkan jemaat di Filipi agar melakukan apa yang baik dan benar dimata Tuhan. Jangan ada perselisihan yang melahirkan perpecahan dalam persekutuan jemaat. Setiap orang dalam persekutuan gereja Tuhan, harus menampakkan kasih dan saling menolong. Menanam kebajikan dan kejujuran, memikirkan hal-hal yang baik dan murni adalah anjuran Paulus kepada jemaat di Filipi. Pandangan jemaat harus terarah pada Allah. Karena damai sejahtera, pengharapan, ketekunan, kekuatan dan kasih adalah hal yang ditemukan Paulus didalam Allah.
Sobat obor, jika pandangan kita terus terarah pada Allah dan sesama, bukan hanya tubuh kita yang akan dikenyangkan, tapi juga jiwa kita. Sesungguhnya diri kita lebih dari sosok tubuh saja. Karena orang Kristen adalah jiwa yang hidup. Dan cinta kasih, kebahagiaan, kedamaian, keteduhan merupakan bagian dari jiwa yang hidup. Kalau kita tidak memperhatikan itu, apa akibatnya? Tubuh kita bisa saja gemuk tapi jiwa kita kurus, lemah dan tak ada gairah. Sebab tanpa kita mencintai Allah, jiwa kita pasti gelisah dan hidup dalam rasa kuatir. Untuk itu, apa yang telah kita pelajari, apa yang telah kita terima dan apa yang telah kita dengar, lakukanlah itu demi kemuliaan Allah. Amin (MT)