ALASAN PEMILIHAN TEMA
Masih ada keluhan masyarakat dan warga gereja tentang ketidakadilan, penderitaan dan kekerasan yang dialami oleh yang lemah dilakukan oleh yang kuat, baik secara ekonomi maupun politik.
Jika ada kesempatan, ada orang tak segan menginjak-injak kepentingan dan hak orang lain untuk mendapatkan harta, kenyamanan, kuasa dan kenikmatan. Kadangkala kejahatan tidak mendapatkan hukuman dan kebenaran semakin sulit untuk dipertahankan.
Dalam kenyataan, ada orang yang memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran malah berujung membahayakan diri sendiri. Ada orang yang berkata benar didepak dari jabatannya bahkan diancam nyawanya. Ada kasus mengambang dalani batas waktu tak pasti dan ditutup tidak tuntas. Ada kecenderungan banyak manusia tidak lagi mempedulikan Tuhan Ailah dan hukum-Nya.
Menjadi pertanyaan, bagaimana nasib orang yang mempertahankan kebenaran dan kejujuran di tengah situasi zaman yang diwarnai ketidakadilan dan kekerasan? Oleh karenanya perenungan sepanjang minggu ini akan dituntun oleh tema “Orang Benar Hidup oleh Percaya” berefleksi dari Habakuk 2:1-20
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Habakuk diyakini ditulis oleh nabi Habakuk, dari sekitar 605 SM. sampai 586 SM. Habakuk adalah seorang nabi yang berasal dari Yehuda. Berdasarkan Habakuk 3, diduga kuat bahwa dia adalah seorang Lewi yang bertanggung jawab untuk melakukan ibadah; menyusun, mengatur doa dan mazmur, di Bait Allah di Yerusalem.
Konteks kitab Habakuk sebagaimana digambarkan dalam pasal 1:1-4 dimulai dengan jeritan tentang penindasan, kejahatan, kelaliman, aniaya, kekerasan, perbantahan dan pertikaian. Hukum kehilangan kekuatannya, keadilan muncul terbalik karena orang fasik mengepung orang benar.
Bagian pertama dari kitab ini merupakan suatu percakapan yang di dalamnya nabi mengeluh karena Tuhan Allah seolah-olah tidak peduli dengan kejahatan, ketidakadilan yang dilakukan bangsa Yehuda terhadap sesamanya (Habakuk 1: 2-4). Tuhan Allah rnenjawab akan menghukum bangsa Yehuda dengan perantaraan bangsa Babel. Hal ini terungkap dalam Habakuk 1:6- 11 yang menyatakan bahwa Israel yang jahat dihukum Tuhan Allah dengan mengirirmkan orang Kasdim (Babel). bangsa yang tangkas dan garang. Serbuan orang Kasdim menjadi cara Tuhan Allah untuk menghukum bangsa Israel. Jawaban ini membuat Habakuk bingung dan berdoa lagi karena dia merasa tidak adil jika Tuhan Allah menghukum memakai Babel. Karena menurut Habakuk, bangsa Yehuda masih lebih baik dibandingkan Babel. Penindasan yang dialami membuat mereka mempertanyakan keadilan Tuhan Allah yang membiarkan Babel menindas umat yang dikasihi-Nya (Habakuk 1:12.17). Cara Tuhan Allah menghukum melalui invasi atau penyerangan dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Tuhan Allah itulah yang menjadi keluhan Habakuk.
Pada bagian kedua, dalam Habakuk 2, disampaikan bagaimana sang nabi menginginkan jawaban doa dengan kedewasaan iman dan menantikan dengan sabar (ayat 1). Nabi Habakuk menempatkan dirinya sebagai wakil dari umat yang menanti-nantikan jawaban Tuhan Allah. Habakuk setia menantikan jawaban atas pengaduannya dan yakin waktu Tuhan Allah akan berlangsung dengan tepat, tidak berlambat-lambat dan tidak akan ditangguhkan.
Dalam ayat 4 dapat ditemukan jawaban atas pertanyaan atau keluhan Habakuk yaitu orang benar akan hidup oleh percayanya. Kata percaya (emunah) di sini dapat diterjemahkan firmness, fidelity, steadfastness, steadiness yang berarti keteguhan; kesetiaan, ketabahan, kestabilan, ketekunan. Orang benar dalam persekutuan mengarahkan hidupnya hanya kepada Tuhan Allah dan menaati kehendak-Nya. Kepercayaan yang kokoh kepada Tuhan Allah akan melahirkan kesetiaan kepada-Nya dan keteguhan hati untuk mengikuti jalan-jalan-Nya. Dengan iman, maka orang benar akan dapat bertahan melalui masa-masa yang sulit bahkan boleh bersukacita di dalamnya.
Walaupun kita tidak dapat mengerti apa yang Tuhan Allah kerjakan, tetapi kita dapat percaya(beriman) bahwa Ia akan menyelesaikan sesuatu dengan cara-Nya. Hal itulah yang digambarkan dalam ayat 6-20 mengenai kekuasaan jahat di dunia dan kemusnahan orang yang tidak lurus hatinya melakukan ketidakdilan, kekerasan, perampasan hak orang lain, tindak pidana, sewenang-wenang, kebejatan dan penyembahan berhala. Tuhan Allah menyatakan bahwa akan tiba saatnya orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya dibinasakan dan hanyalah orang benar yang tidak akan tergoncang karena mereka berhubungan dengan Tuhan Allah oleh iman mereka.
Akhir dari orang fasik disampaikan dalam kutukan-kutukan atau hukuman dalam ayat 6-20, bahwa Tuhan Allah membenci ketidakadilan dari mereka yang merampas milik orang lain (ayat 6-8), mereka yang merasa aman dalam kejahatan (ayat 9-11), mereka yang tidak mempunyai hati dengan melakukan kekerasan, tindak pidana (ayat 12-14), mereka yang bejat dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17) dan mereka yang melakukan penyembahan berhala (ayat 18-20).
Dalam Habakuk 2:1-20 Tuhan Allah menjawab pertanyaan Habakuk mengenai kekuasaan jahat di bumi dan kemusnahan orang fasik. Kebenaranlah yang akan bertahan. Sekalipun Tuhan Allah menghukum Yehuda dengan perantaraan Babel, pada akhirnya Tuhan Allah juga akan menghukum bangsa itu.
Catatan pada loh batu memperlihatkan bahwa kesetiaan iman kepada Tuhan Allah haruslah diingat terus sebagai pedoman hidup sehari-hari. Kebenaran yang hendak diungkapkan-Nya harus ditulis dengan jelas (diukirkan pada loh-loh) (ayat 2), sehingga semua orang dapat membacanya dengan mudah, bahwa orang benar akan hidup oleh percayanya. Orang benar akan dipelihara karena kesetiaannya (imannya) kepada Tuhan Allah.
Makna dan Implikasi Firman
- Seperti yang dilakukan Habakuk, maka ketika kita bingung dan menderita maka seharusnya berdoa kepada Tuhan Allah, Bapa kita. Tuhan Allah mendengar dan menjawab doa kita. Nabi Habakuk melakukan dua hal, yaitu mempelajari dan menunggu apa yang Tuhan Allah katakan kepadanya. Dalam kerinduan dan harapan pada suatu hal, mintalah pada Tuhan Allah, bawalah permohonan kepada-Nya, karena Dia mendengar dan menjawab doa kita.
- Tuhan Allah akan meluruskan yang salah melalui kehendak dan waktu-Nya. Semua orang akan mengakui Tuhan Allah dan hukum-Nya. Siapapun yang melakukan dosa pasti akan menerima penghukuman. Tuhan Allah menyatakan kepada Habakuk bahwa orang Kasdim akan dihukum ketika mereka membangun di atas ketidakadilan sosial. Peringatan juga untuk kita agar kita tidak memulai dari ketidakbenaran, tetapi marilah kita membangun sesuatu yang benar. Jika kita melakukan ketidakadilan atau kejahatan, akhirnya akan menerima teguran dan penghakiman Tuhan Allah.
- Ada pengharapan yang kuat bagi mereka yang taat pada perintah Tuhan Allah di tengah ketidakadilan masa kini. Bagi Tuhan Allah kesetiaan berarti tindakan ketaatan. Ketika kita melakukan apa yang difirmankan-Nya, itu berarti kita percaya. Karena kepercayaan hanya akan dibuktikan dengan tindakan melakukan kehendak Dia yang kita percayai. Orang benar akan hidup oleh percayanya, oleh kesetiaannya dengan menjauhi dosa. Tetaplah berdoa dan bertekun dalam iman (Ibrani 10:35- 39).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pemahaman saudara tetang “orang benar akan hidup oleh percaya” menurut Habakuk 2:1-20?
- Mengapa persoalan dalam kehidupan masyarakat menantang iman orang benar untuk melakukan kebenaran dan keadilan?
- Bagaimana mewujudkan kebenaran dan keadilan di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat?
NAS PEMBIMBING: Ibrani 10: 39
POKOK-POKOK DOA:
- Agar jemaat tidak meragukan keadilan Allah.
- Mereka yang menderita karena iman kepada Tuhan Yesus.
- Agar jemaat tekun memahami Firman Tuhan Allah dan setia melakukannya.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: KJ. No. 7 Ya Tuhan Kami Puji Nama-Mu Besar
Ses Nas Pemb: NKB No.169 Tenang Dan Sabarlah
Ses Pengakuan Dosa: NKB No. 13 O Allahku, Jenguklah Diriku
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 29 Apakah Yang t’lah Engkau Lakukan
Ses Hukum Tuhan: KJ No. 308 Tuhan Kau Kekal Raja Hati Kami
Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No. 51 Kitab Suci, Hartaku
Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Penutup: Jalan Hidup Orang Benar
ATRIBUT
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.