Tanggal 17 Agustus 2023 yang lalu kita merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-78 tahun. Namun nyatanya perjuangan belum berhenti malah terus berlanjut. Kini, kita bukan lagi melawan para penjajah melainkan resesi dan inflasi yang menambah kesulitan untuk memperoleh kebutuhan pokok dengan harga-harga yang melonjak naik, belum ditambah juga dengan perjuangan melawan kemiskinan, pemberantasan korupsi, menjaga ketertiban hingga memperbaiki kualitas pendidikan. Saudara kita, tetangga kita, rekan kita, bahkan kita sendiri pun tengah berjuang untuk hidup di dunia ini dengan ‘peperangan’ kita masing-masing. Berjuang untuk sesuap nasi, berjuang untuk melawan trauma, berjuang untuk melawan hawa nafsu dan keinginan daging, berjuang untuk tujuan kita berada di dunia ini, berjuang melawan si jahat. Lalu, siapakah yang bisa menguatkan kita?
TUHAN. Dan apakah yang dapat kita lakukan untuk berjuang? Penulis menjelaskannya melalui metafora yang indah, berangkat dari peralatan perang yang biasanya dikenakan oleh prajurit Romawi kala itu melalui Efesus 6:10-20.
Dalam kitab Efesus memang Penulis telah menunjukkan bagaimana anugerah keselamatan yang diterima melalui iman oleh umat yang percaya kepada Kristus, bukan karena usaha pribadi. Ini adalah hak istimewa yang diterima oleh orang percaya dimana melalui Kristus maka setiap orang percaya yang adalah anggota tubuh Kristus, sebagai manusia baru, haruslah menampakkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tuntunan Roh Kudus. Kesulitan dan penderitaan yang dihadapi oleh jemaat dengan berbagai tantangan dari orang-orang yang tidak menyukai bertumbuhnya keKristenan, serta Iblis yang tak henti merongrong, membuat jemaat harus siap-sedia dengan mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah.
Ayat 10 mengingatkan jemaat untuk ‘kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya’. Jemaat dapat menjadi kuat sebab telah dikuatkan oleh Tuhan dalam kuasaNya yang tak terbatas, sehingga tidak perlu takut pada apapun dalam perjuangan yang dihadapi. Sebagai manusia, tentu tak akan mampu apabila hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, apalagi melawan ‘tipu muslihat Iblis’ (ay. 11) dengan rancangan-rancangannya yang jahat. Belum lagi ditambah dengan ‘pemerintah dan penguasa-penguasa’ yang congkak dan kejam serta tidak berprikeadilan dengan tidak membela kaum yang lemah. Melalui Tuhan, dengan memperlengkapi diri dengan seluruh perlengkapan senjata Allah, maka jemaat dapat tetap berdiri tegak menghadapi segala sesuatu. Dengan menekankan ‘seluruh’ maka Penulis bermaksud mengingatkan jemaat agar semua yang ia sebutkan di kelanjutan pasal ini diikuti tanpa mengabaikan satu hal pun, yakni: ikat pinggang kebenaran, baju besi keadilan, kerelaan untuk memberitakan Injil damai Sejahtera sebagai sepatu, perisai iman, ketopong atau topi baja keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, dan berdoa setiap waktu di dalam Roh. Dengan memiliki semua hal ini, maka setiap orang percaya siap untuk berjuang melawan yang jahat.
Ikat pinggang prajurit bertujuan agar baju besi tetap berada di tempatnya dan digunakan sebagai tempat menaruh pedang agar siap digunakan kapanpun dan dimanapun. Ikat pinggang kebenaran berfungsi untuk menjaga apapun yang dikerjakan dan dilakukan bersumber dari kebenaran Allah. Baju besi berfungsi melindungi tubuh prajurit. Dengan baju besi keadilan maka keadilan Allah, diikat dengan kebenaranNya hadir dalam kehidupan. Sepatu sebagai kebutuhan yang penting bagi prajurit, sebab perjalanan yang jauh harus ditempuh dengan medan yang tidak terduga sehingga sepatu yang tepat dapat melindungi kaki mereka. Kerelaan untuk memberitakan Injil sebagai sepatu mengingatkan bahwa pemberitaan Injil adalah tugas utama sekaligus merupakan tugas yang berat karena bisa saja ditemui medan yang tak terduga seperti penolakan dan penderitaan, tetapi harus dijalani dengan kerelaan. Perisai ialah perlindungan dari senjata yang dialamatkan lawan kepada mereka. Perisai iman menjadi perlindungan dari lawan yang berupaya menyerang dengan cara-cara mereka, sekaligus memagari diri agar tidak terhasut pada apa yang mereka lakukan. Ketopong atau topi baja merupakan perlindungan untuk kepala prajurit sehingga mereka dapat maju berperang dengan gagah berani. Topi baja keselamatan melalui pengorbanan Yesus Kristus menjadi dasar keberanian untuk terus maju ke depan. Pedang dimaksudkan sebagai senjata melawan mereka yang bermaksud menyerang. Pedang Roh yaitu Firman Allah sebenarnya bermata dua, untuk pendengar sekaligus pembicara sehingga Penulis memohon agar jemaat terus membawanya dalam doa agar dapat menyampaikan Kabar Baik atau Injil dengan tepat, sesuai yang dikehendaki Tuhan.
Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang percaya penting untuk memiliki:
- Kebenaran yang bersumber dari Allah yang harus selalu dibarengi dengan keadilan yang berasal dari Firman Tuhan. Iblis bisa saja hadir dengan siasat-siasat liciknya, dan godaan-godaannya yang terasa menyenangkan di awal tetapi membawa dampak buruk di akhir; sehingga orang percaya harus bepegang teguh pada kebenaran Allah yang asalnya hanyalah dari Firman Tuhan. Banyak orang bisa saja sangsi, butul so ini Tuhan yang bilang? Atau, kalau torang dengar ada yang mengatasnamakan Tuhan, lebe bae cari tahu dulu atau saring dulu apa yang ada dengar dengan memohon hikmat Tuhan. Torang leh jang cuma iko-iko apa tu torang pe mau sandiri, lupa batanya tentang Tuhan pe mau dalam torang pe hidop. Torang rasa cara A paling butul dan paling benar, padahal koten malah nda adil buat orang laeng deng Tuhan nda kehendaki. Contoh, saat sudah kepepet dengan kebutuhan ekonomi, ada yang menghalalkan segala cara dengan menggunakan kekerasan hingga berbuat aksi kriminal agar dapat memenuhi kebutuhan. Baginya, keputusannya tepat saat itu. Tetapi, tentu itu cara yang salah dan tidak benar di mata Tuhan. Jangan sampai apa yang kita yakini sebagai kebenaran malah membuat orang lain merasa dirugikan dan diperlakukan tidak adil.
- Kerelaan memberitakan Injil. Zaman semakin canggih, banyak cara untuk memberitakan Injil. Bisa melalui social media, seperti sharing khotbah via tiktok, facebook, instagram atau youtube, atau bahkan terjun langsung di jemaat hingga ke pelosok-pelosok negeri untuk bermisi. Pemberitaan Injil acapkali menemui tantangan dan hambatan; entah medan yang sulit ditempuh, penolakan yang diterima, ajaran-ajaran sesat yang timbul, dan kesulitan-kesulitan lainnya. Siap sedialah senantiasa, baik atau tidak baik waktunya. Sebab, jika kita hanya berfokus pada sulitnya perjuangan yang harus dilalui, maka banyak orang akan memilih mundur dan merasa tidak mampu. Namun, saat kita fokus kepada tujuan kita memberitakan Injil, dan kepada siapa pelayanan ini dikerjakan, yaitu Tuhan, maka kita tidak akan ragu-ragu untuk melangkah sebab kita tahu bahwa Tuhan bersama-sama dengan kita. Tetapi perlu diingat bahwa pemberitaan Injil haruslah disesuaikan dengan konteks yang ada, kita tidak bisa dengan semena-mena memaksa orang untuk ikut Kristus tanpa lebih dahulu menyentuh kehidupannya. Yang terutama, ialah bagaimana hidup kita dapat menampakkan Injil itu sendiri dengan menjadi anak-anak terang.
- Iman dan keselamatan sebagai perlindungan dari yang jahat. Iman kita kepada Kristus Yesus dengan mempercayai sepenuhnya keselamatan melalui pengorbanan diriNya di kayu salib adalah dasar kehidupan orang percaya sekaligus penghalau dari siasat jahat Iblis. Ia bisa saja memakai jabatan, kedudukan, title, harta sehingga manusia memilih jalan yang salah. Saat Tuhan menempatkan kita untuk berada di pemerintahan, atau jabatan dan posisi tertentu, maka sebagai orang percaya kita harus menjaga diri dari godaan-godaan Iblis seperti korupsi, kolusi, nepotisme, serta menjauhkan diri dari sikap kejam dan congkak seperti pemerintahan Romawi zaman Paulus. Baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif yang berfungsi sebagai tiga lembaga yang menjalankan pemerintahan Indonesia haruslah menjalankan tugas, wewenang, dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya demi memajukan bangsa dan negara salah satunya dengan menjaga kestabilan perekonomian, keamanan, politik, hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan budaya.
- Firman Tuhan dan senantiasa berdoa. Firman Tuhan dan doa yang tidak jemu-jemu sebagai nafas hidup orang percaya akan semakin meneguhkan perjuangan yang dilalui. Kalo ada pergumulan yang berat, datang pa Tuhan, berdoa, minta petunjuk Tuhan. Jang lupa baca Alkitab supaya torang tahu kehendak Tuhan. Lawan tipu muslihat Iblis dengan Firman Tuhan, sebab kita tahu Tuhan itu setia dan akan selalu memperlengkapi umatNya dengan apa yang dibutuhkannya. Berjalanlah senantiasa dalam terang Firman Tuhan sehingga dimanapun kita berada, dalam perjuangan dan ‘peperangan’ kita masing-masing, kita tahu kepada siapa kita bertaut. Yaitu, hanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian. Amin.