SOBAT obor, pernahkah berpikir tentang alam ciptaan yang luar biasa ini? Bagaimana awal mula alam ini ada atau diadakan? Mari kita kembali mengingat tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang khusus mempelajari tentang tata surya dan alam semesta yakni bidang Fisika. Dan dalam memperlajari ilmu Fisika, apakah pernah mendengar teori tentang terbentuknya alam semesta?
Ada beberapa teori yang sangat dikenal yang berbicara tentang bagaimana terjadinya alam semesta. Seperti halnya teori yang berbicara bahwa alam semesta terjadi disebabkan oleh ledakan besar. Teori ini dikenal dengan Big Bang sebuah teori yang ditemukan oleh George Lematre; beliau adalah seorang pastor Katolik Roma tetapi juga seorang fisikawan. Teori ini kemudian dilengkapi oleh Alexandra Friedman yang berasal dari Rusia, yang berpendapat bahwa alam semesta berasal dari partikel tunggal yang meledak dan menyebar dengan kecepatan tinggi 13,5 Milyar tahun cahaya (jarak yang ditempuh cahaya dalam 1 tahun bumi, setara dengan 6 triliun mil atau 9,7 triliun kilometer).
Ada juga teori Nebula yang ditemukan oleh seorang filsuf Jerman Immanuel Kant. Dalam teorinya Kant mengemukakan bahwa pembentukan tata surya berawal dari sebuah nebula (kabut atau awan) yang berotasi secara perlahan dan tertarik oleh gaya gravitasi. Gravitasi inilah yang sedikit demi sedikit menggumpal dan mengeras menjadi susunan tata surya. Selain dua teori di atas, ada juga teori lain yang berbicara tentang terjadinya alam semesta yakni teori Kuantum. Teori ini ini ditemukan oleh Willian Lane Craig, menurutnya alam semesta sesungguhnya telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada.
Melihat ketiga teori ini, sesungguhnya kita tidak sedang mengulas materi Fisika tentang teori terbentuknya alam semesta. Melainkan kita sedang belajar, bahwa manusia dengan segala kemampuan, kepintaran atau kemajuan teknologinya tidak mampu mengurai dengan teori apapun tentang bagaimana alam semesta dengan segala-galanya boleh ada hingga hari ini. Sebab dalam teori mereka yang dikemukakan hanya unsur benda mati sedangkan dalam realitas alam semesta berdiam di dalamnya unsur kehidupan seperti tumbuhan, hewan dan terutama manusia. Dalam Kejadian pasal 1 telah diceritakan bagaimana TUHAN Allah menciptakan dunia ini, dari yang belum ada menjadi ada. Bahkan secara sistematis karya-karya Allah dalam menciptakan dunia ini dan segala isinya telah diceritakan. Bahwa Allah menciptakan dengan kelengkapan yang tertata, teratur dan tertuntun dalam kendali-Nya sebagai Sang Pencipta dan Penguasa. Itulah sebabnya pemazmur dengan kekagumannya, mengulasnya dalam kata-kata yang dibahasakan dalam Mazmur 104 : 1-18 tentang kebesaran TUHAN dalam segala ciptaan-Nya.
Sobat obor, melalui bacaan ini, kita sedang melihat bagaimana pemazmur mengungkapkan perasaan kekagumannya akan TUHAN di dalam karya ciptaanNya yang besar. Sehingga ia mengawalinya dengan ungkapan “Pujilah Tuhan (Ibr. Barakh Adonai yang dapat diartikan juga Tuhan Memberkati) hai jiwaku (Ibr. nefesy, nafas, hati)! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar” (Ibr. gadal meod, sangat besar)! Suatu ungkapan kekaguman yang teramat besar akan Dia yang telah menciptakan. Keagungan (Ibr. hod, kewibawaan/kemuuliaan yang identik dengan seorang Raja) dan semarakNya (Ibr. hadar, kegemilangan/kehormatan) sebagai raja di atas segala raja, yang menguasai, mengendalikan semua yang diciptakanNya sehingga segala sesuatu dalam kendaliNya (ay. 7) Karena TUHAN Allahlah yang mengadakan, mengatur itulah sebabnya semua yang diciptakanNya itu adalah baik, seimbang (ay. 9) dan teratur (ay. 14). Sebab yang TUHAN Allah sediakan mampu memenuhi kebutuhan setiap makhluk hidup yang mendiami alam ini (ay. 16).
Sobat obor, melalui bacaan minggu ini kita semua diajak untuk mau menjadi orang muda yang bertanggungjawab atas semua yang TUHAN Allah ciptakan. Seperti halnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tidak merusak sumber-sumber air, seperti halnya ketika melakukan kegiatan mendaki gunung jangan meninggalkan sampah dilokasi pendakian, saat melakukan perjalanan wisata pantai jangan membuang sampah di laut atau ketika berada di dalam kendaraan jangan membuang sampah di jalan, artinya semua mengarah pada satu tindakan buanglah sampah pada tempatnya. Sebab satu tindakan bodoh dari satu orang pada satu masa akan merugikan banyak orang di waktu yang panjang. Kalau kita mengasihi atau mencintai TUHAN Allah, maka wujudkanlah rasa itu melalui tindakan atas semua ciptaanNya, maka semesta ini akan melukiskan kemuliaan Tuhan. Bukankah Allah memberi hidup kepada semua ciptaan? Itu mengingatkan kita bukan hanya diri kita saja tapi juga alam sekitar dan seluruh binatang ciptaanNya. Amin. (ARMI)