ALASAN PEMILIHAN TEMA
Menikmati pemandangan hijau atau suasana pegunungan yang udaranya sejuk dan tenang setiap hari, rasanya hampir mustahil dinikmati oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Volume aktivitas dan rutinitas kerja setiap hari pada akhirnya menuntut performa diri yang menyesuaikan dengan kesibukan itu. Kebanyakan orang-orang yang tinggal di kota besar hampir kesulitan untuk berinteraksi dan merasa terhubung dengan alam. Dengan kondisi yang tegang dan padat seperti ini akhirnya melahirkan kerinduan untuk hidup dekat dengan alam yang sejuk dan tenang. Di saat COVID-19 melanda, ada suasana beda yang dirasakan. Ketika aktivitas hanya boleh di rumah karena semakin banyak negara yang menerapkan sosial distancing sampai lockdown demi mengatasi penyebaran COVID-19, kawanan hewan liar malah terlihat menjelajahi jalanan yang kosong di beberapa kota besar dunia. Saat aktivitas manusia dibatasi, kita menyaksikan di beberapa pemberitaan media menulis bahwa polusi udara menurun. Langit kota-kota besar kembali cerah tanpa polusi dan jalan-jalan jadi sunyi dan kemacetan tidak ada lagi. Namun ketika lockdown berakhir, orang-orang kembali ke aktivitasnya dan memiliki kebutuhan besar akan alam sehingga ada risiko terlalu banyak bagi pencemaran lingkungan. Alam selalu menyediakan kebutuhan kepada manusia agar mereka dapat bertahan hidup. Peran manusia adalah mengelola alam itu. Memahami peran orang Kristen bagi alam semesta maka dipilihlah tema: “Allah Memberi Hidup Kepada Semua Ciptaan”, sebagai bahan khotbah gereja. Tema ini dijiwai teks Mazmur 104:1-18 yang akan memberikan pemahaman tentang hubungan makhluk hidup dengan isi alam semesta.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Alam semesta dan yang hidup di dalamnya bukan terjadi secara kebetulan atau hadir dengan sendirinya, melainkan diciptakan berdasarkan kebijaksanaan Tuhan (ayat 24). Di dalam Kitab Kejadian, dunia tadinya tidak teratur, dibuat menjadi teratur oleh Tuhan. Kondisi yang teratur ini merupakan bentuk kerja Allah atas ciptaan agar alam dan manusia saling memberikan manfaat. Walaupun kepada rnanusia diberi mandat oleh Allah untuk mengurus bumi dengan seluruh ciptaan yang lain (Kej.1:26-28, Kej. 2:15) namun hal itu harus dijalankan sebagai bagian dari ibadah dan pengabdiannya kepada Allah. Manusia dan alam memiliki hubungan yang saling bergantung karena manusia berada di dalam alam itu. Dalam Alkitab, dicatat bahwa manusia “berasal” dari tanah (Kej. 2:7), manusia bertahan hidup dengan berusaha mengolah tanah (Kej. 3:23), dan selanjutnya akan kembali kepada tanah (Kej. 3:19). Kisah penciptaan ini harus terus diceritakan dari generasi ke generasi agar setiap umat dalam lintas generasi selalu memiliki kesadaran bahwa alam semesta di mana manusia hidup dibuat oleh Tuhan. Mazmur ini menggambarkan kekaguman pemazmur yang telah menyaksikan bagaimana Tuhan mencipta, dan terus memeiihara ciptaan-Nya. Kisah penciptaan-pun dituturkan dalam bentuk lain yaitu himne pujian dalam ibadah. Untuk mengingatkan umat akan kebesaran dan kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-Nya.
Teks ini, dibagi dalam dua bagian: Pertama, yaitu ayat 1- 9. Dalam bagian ini, pemazmur hendak menegaskan Tuhan sebagai Sang Pencipta yang memiliki kebesaran dan kekuasaan. Hal ini dibahasakan pemazmur dengan ungkapan “yang membentangkan langit (ayat 2), yang mendirikan kamar-kamar loteng di air, yang menjadikan awan-awan, yang bergerak diatas sayap angin (ayat 3), yang membuat angin dan api (ayat 4) dan yang mendasarkan bumi (ayat 5). Kuasa Tuhan-pun digambarkan dengan begitu menakjubkan; awan-awan menjadi kendaraan-Nya (ayat 3), angin menjadi pesuruh (ayat 4), nyala api menjadi pelayan-Nya (ayat 4), boleh mendasarkan bumi hingga tak goyah (ayat 5) dan air pun taat pada suara hardikanNya (ayat 7-8). Kedua, yaitu ayat 10-18. Pada bagian ini pemazmur mengungkapkan Tuhan Sang Pemelihara segala yang diciptakan-Nya. Manusia dan alam adalah sesama ciptaan yang menerima kehidupan langsung dari penciptanya. Anugerah Tuhan-lah yang membuat manusia, hewan, dan tumbuhtumbuhan memiliki kehidupan. Terlihat jelas maksud pemazmur bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam satu lingkaran kehidupan yang saling memberikan manfaat dan membutuhkan. Semuanya terikat dan terhubung satu sama lain; mata air yang keluar dari dalam lembah, dialirkan untuk memberikan minum bagi segala binatang (ayat 10), menumbuhkan rumput bagi makanan hewan, dan selanjutnya adanya makanan dari alam untuk manusia (ayat 14-15), dan berbagai pohon sebagai rumah bagi burung yang berbeda serta pegunungan sebagai rumah bagi kambing, dan batu sebagai rumah bagi pelanduk (ayat 16-18). Melalui alam ciptaan-Nya, Tuhan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup, yaitu soal makan-minum dan tempat tinggal.
Sebagaimana kesaksian dalam kitab Kejadian, bahwa apa yang diciptakan Allah di bumi ini sebagai sesuatu yang baik adanya, maka pemahaman tentang Allah sebagai Pencipta alam semesta sangat menentukan sikap manusia terhadap lingkungan hidupnya. Manusia dan semua makhluk hidup lainnya bersumber dari Allah. Allah yang menciptakannya dan menghendaki seluruhnya berada dalam saling keterikatan, topang-menopang, dan saling membutuhkan. Olehnya harus ada kesadaran iman manusia untuk menjaga ciptaan Tuhan ini dan bersyukur atasnya seperti ungkapan pemazmur yang membuka dan menutup mazmur ini dengan seruan hati: “Pujilah Tuhan, hai jiwaku!” (ayat 1 dan 35).
Makna dan Implikasi Firman
Allah bagi pemazmur adalah Allah yang tidak pernah lalai dalam menjaga dan merawat apa yang diciptakan-Nya. Pemeliharaan Allah adalah bentuk kasih-Nya bagi dunia. Yohanes Calvin dalam buku Institutio mengungkapkan: “setelah belajar bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu, hendaklah disimpulkan segera bahwa Dia pun mengurus dan merawatnya untuk seterusnya. Dia tidak hanya menggerakkan dengan suatu gerak umum baik bangunan dunia maupun masing-masing bagiannya, tetapi Dia juga merawat, mengasuh dan mengurusi dengan pemeliharaan yang istimewa apa saja dari hal-hal yang telah diciptakan-Nya, sampai burung pipit yang paling kecil pun”.
Melalui dunia yang diciptakan-Nya, Allah memberikan hidup bagi semua ciptaan. Ini sungguh menakjubkan, bahwa sejak dari awal, Allah telah merancangkan sesuatu yang baik bagi manusia dalam alam semesta ini. Allah mempercayakan alam kepada manusia untuk dikelola supaya dipergunakan memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan kebutuhan lainnya. Namun oleh keserakahan manusia hal ini disalahgunakan sebagai bentuk eksploitasi berlebihan terhadap alam. Akhirnya sesuatu yang Tuhan atur secara baik dan hidup berdampingan secara harmonis menjadi rusak. Alam akhirnya sudah tidak ramah kepada manusia. Hubungan yang tadinya saling memberi manfaat demi kehidupan, sekarang berubah saling membinasakan. Hanya untuk mendapatkan untung ekonomis kita memperoleh rugi ekologis yaitu kerusakan lingkungan, ekosistem, tumbuhan, pencemaran air dan udara. Tak bisa dipungkiri bahwa krisis ekologi yang terjadi saat ini adalah hasil dari pandangan orang yang arogan terhadap alam.
Sikap gereja adalah meneladani karakter Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara. Gereja pun harus melihat alam sebagai sesama ciptaan dalam mewujudkan syalom Allah. Alam memberikan manfaat bagi manusia; memberikan makanan, oksigen, mengurangi polusi udara, untuk kestabilan iklim, obatobatan herbal, mengatur siklus air dan mencegah bencana. Merusak alam itu sama dengan merusak karya Tuhan. Dan sikap demikian merupakan sikap meremehkan dan tidak menghormati Sang Pencipta. Sebagaimana Tuhan tidak ingin kita lalai dari ibadah ritual-seremonial (rajin ke gereja, memberikan persembahan, berdoa, berpuasa, dan sebagainya), Ia juga ingin kita tidak mengabaikan lingkungan sekitar. Kesalehan pribadi, harus juga tercermin dalam kesalehan secara sosial dan lingkungan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Menurut saudara, apa yang dimaksudkan dengan “Allah Memberi Hidup Kepada Semua Ciptaan” menurut Mazmur 104:1-18?
- Bagaimana pendapat saudara dengan mereka yang hanya ingin meraup keuntungan ekonomis dari alam namun memberikan kerugian dari sisi ekologis?
- Apa peran gereja dalam melestarikan lingkungan? Berikan contoh.
POKOK-POKOK DOA:
- Bersyukur untuk segala kebaikan yang Tuhan sediakan lewat alam.
- Tanggung jawab orang Kristen dan sernua umat manusia dalam pemeliharaan alam semesta.
- Keberpihakan pemangku kebijakan terhadap pelestarian alam semesta.
TATA IBADAH YANG DI USULKAN: HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Tuhan: NNBT No 43 Pujilah Allah Semesta Alam.
Penyembahan: PKJ No 55 Hai, Puji Nama-Nya.
Pengakuan Dosa: NNBT No 10 Ya Tuhan Yang Kudus.
Janj Anugerah Allah: NKI No. 229 Ajaib Anugerah Yesus.
Puji-pujian: NNBT No 19 Allah Besar Agung Nama-Nya.
Ses. Pembacaan Alkitab: KJ. No. 356 Tinggallah Dalam Yesus.
Persembahan: KJ. No. 337 Betapa Kita Tidak Bersyukur N
yanyian Penutup: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhanmu”
ATRIBUT Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.