ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai pergumulan dan penderitaan. Kondisi ini dapat dinyatakan dalam keadaan “sakit”. Dalam KBBI; persamaan (sinonim) kata sakit adalah a.l. memburuk, lara, pedih, perih, nyeri. Hal ini tidak saja berhubungan dengan kondisi fisik. Ada pandangan mengatakan: penyakit adalah proFes fisik dan patofisiologis yang berlangsung, dapat menyebabkan keadaan tubuh, pikiran menjadi abnormal. Ini juga turut mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan manusia yakni fisik, psikhis dan rohani.
Saat ini, kita sedang diperhadapkan dengan permasalahan global; imbas Pandemi Covid ’19, HIV-aids, perang Rusia dan Ukraina; yang berdampak pada krisis ekonomi dunia, pemanasan global (global warming), terus menjadi ancaman bagi manusia dan ciptaan lainnya. Dan era kompetitif sekarang, juga memunculkan permasalahan ketidakadilan sosial, suprimasi hukum yang belum konsisten, perampasan hak, tindakan intimidasi, anarkhis, radikalisme, rasisme serta penyakit sosial lainnya bermunculan.
Kini proses menuju Pemilu di Tahun 2024 sedang berlangsung. Pada moment ini acap-kali menjadi potensi konflik sesama anak bangsa dan turut mempengaruhi pelayanan gereja. Bermunculan “virus” dari pihak yang tidak bermoral, merusak suasana kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi ini mengajak gereja ambil bagian dalam misi pemulihan dan penyembuhan untuk menghadirkan suasana damai sejahtera. Karenanya, dalam perenungan di minggu ini diangkat tema: “Orang Percaya, Duta Penyembuhan Holistik”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Sebagai kitab Injil tertua, Markus langsung memberi pernyataan tegas memproklamirkan tentang Injil: “Inilah permulaan Injil tetang Yesus Kristus, Anak Allah” (Mark. 1:1). Kata Injil (Yunani): euanggelion (Mark. 1:1,14,15; 8:35; 13:10; 14:9) tidak saja menjadi pengertian teologis yang fundament bagi umat memahami tentang Kerajaan Allah yang membawa kemenangan tetapi sekaligus mengandung harapan besar umat Tuhan terhadap kehadiran Yesus Kristus, Anak Allah; pembawa kelepasan bagi mereka. Ini terkait dengan situasi saat itu; pengikut Kristus sedang mengalami tragedi kehidupan. Oleh masyarakat sekitar dan apalagi penguasa (Kaisar Nero) melakukan tindakan penindasan yang mengakibatkan penderitaan. Injil Markus ditulis sekitar tahun 60-70, bertujuan untuk meneguhkan iman jemaat di tengah penderitaan. Injil Markus memberi gambaran bahwa pembacanya sedang ditindas karena iman kepada Kristus (Mark. 8:34-38; 10:33-35; 13:8-13). Berita tentang pelayanan Yesus, penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya dimaksudkan agar jemaat memiliki keyakinan tentang Yesus yang memiliki kuasa menjawab harapan mereka. Tentang kabar baik, kemenangan Allah atas kuasa jahat melalui Yesus ini dialamatkan khusus bagi orang Kristen non-Yahudi di Roma. Injil Markus juga mengisahkan tentang penolakan dan ketidakpercayaan terhadap kuasa Yesus oleh banyak kalangan, termasuk para murid Yesus (Mark.4:10-13) menjadi alasan penting berita ini disampaikan.
Markus 2:1-12 mengisahkan pelayanan Yesus di Kapernaum setelah melayani di beberapa kota daerah Galilea (1:38,39). Kapernaum (Yunani) atau kefar nakhum (Ibrani): `desa dari Nahum’, dijadikan “markas pelayanan” Yesus, bahkan disebut sebagai “kota-Nya sendiri” (Mat.9:1). Setelah Yesus kembali di sana, di rumah Simon dan Andreas (1:29-31), tempat ibu mertua Simon disembuhkan, datanglah orang banyak dari daerah Galilea, Yudea dan Yerusalem (band. Luk.5:17). Kehadiran Yesus menarik perhatian banyak orang termasuk mereka yang membawa si lumpuh dan mereka yang menderita sakit. Pengajaran-Nya menakjubkan dan roh jahat yang dihardik (1:22,25), kesembuhan ibu mertua Simon, orang sakit dan kerasukan setan (1:31-34) mengalami mujizat Yesus. Pengajaran firman mendahului mujizatNya. Ini penting agar keyakinan terhadap kuasa Yesus tidak hanya tertuju kepada menyembuhkan fisik tetapi juga psikhis dan rohani, terjadi kesembuhan secara holistik.
Dengan iman seorang lumpuh dibawa beberapa orang dan digotong oleh empat orang, dengan usaha menaikkan ke atap rumah, dan diturunkan dengan tilamnya. Kata-Nya: “Hai anakKu. dosamu sudah diampuni” (2:5). Ini menjelaskan bahwa si lumpuh sedang terikat oleh kuasa dosa. Yesus menyapa dia sebagai anak yang dikasihi-Nya seperti hubungan antara orang tua dengan anak. ltulah kasih Bapa menjaminkan keselamatan bagi anak-anak-Nya. Yesus, Tabib Yang Ajaib mendiagnosa secara tepat bahwa derita badani disebabkan oleh sakit rohani. Yesus tidak langsung menyembuhkan sakit fisiknya, tapi pertama-tama memulihkan kerohaniannya dengan memberi pengampunan dosa, kemudian menyembuhkan fisiknya. Sebab, apa artinya kesembuhan fisik tetapi kerohaniannya tetap lumpuh.
Karena kasih Yesus dan iman mereka, terjadilah kesembuha secara holistik. Orang-orang yang membawa dan menggotongnya menjadi duta penyembuhan holistik. Bukti iman mereka adalah kesediaan yang tulus membawa saudara, sahabat. keluarga mereka kepada Yesus. Hati yang ikhlas, rela berkorban menghadapi tantangan, memuluskan harapan mereka. Mereka membawa tepat di depan Yesus (band. Luk.5:19). Oleh iman, si lumpuh menuruti perintah Yesus; bangun, mengangkat tilam dan pergi ke luar, tampil dan memperlihatkan perbuatan Yesus. Merekapun menjadi percaya dan memuliakan Tuhan, dan si lumpuh juga menjadi duta kesembuhan rohani. Kesembuhan terjadi melalui tujuh proses penting; Pertama, dibawa oleh orang-orang yang memiliki iman. Kedua, membuka hati mendengarkan firman. Ketiga, dengan usaha dan pengorbanan. Keempat, dibawa tepat di depan Yesus, diyakini kesembuhan hanya pada Yesus. Kelima, pengampunan yang menyembuhkan. Keenam, kesembuhan terjadi atas kuasa dan kehendak Tuhan. Ketujuh, kesediaan mengikuti perintah Yesus. Kehadiran beberapa ahli Taurat yang mengusik pelayanan Yesus, sebagai bukti bahwa dalam perkumpulan itu, ada yang sedang “sakit rohani”.
Kehadiran Yesus dan pekerjaan-Nya membuat mereka merasa “tersakiti”. Mereka telah menjadi `virus’ yang membahayakan kehidupan rohani banyak orang. Ini karena kuasa iblis telah merasuk mereka, muncul pikiran dan perasaan yang tidak sehat, iri hati, dengki, kesombongan diri dan juga arogansi spriritual. Tetapi apapun keadaannya, bahwa karya agung Yesus Krtistus yang menyembuhkan secara holistik telah direspon dengan rasa takjub dan memuliakan Allah. Bahwa Tuhan Allah patut ditinggikan dan diagungkan. Gereja hendaknya terus menjawab karya-Nya dengan menyaksikan, memberitakan kasih Allah terhadap manusia dan dunia ini. Bahwa sebagai orang-orang yang ditebus dan hidup dalam kasih karunia Allah, maka persembahkanlah hidup kita untuk kemuliaan Tuhan dan berilah diri kita untuk dipakai sebagai duta pemulihan.
Makna dan Implikasi Firman
- Yesus adalah sumber kabar baik. Ia menghendaki agar setiap orang yang datang kepada-Nya; mendengar, memahami serta percaya akan kebenaran firman-Nya. Kebenaran firman Allah melalui Kitab Suci harus menjadi ukuran iman yang sesungguhnya agar tidak disesatkan.
- Yesus adalah kasih. Dengan kasih-Nya yang besar, Ia memberi pengampunan bagi setiap orang yang mau datang kepada-Nya. Iapun menghendaki kita menjadi orang-orang yang hidup dalam kasih dan mengampuni sesama.
- Yesus adalah pribadi yang berkuasa. Ia mernbuat mujizat yang besar, memulihkan, menyembuhkan secara total kehidupan kita. Yesus adalah abib Yang Agung. Hendaklah kita percaya bahwa tidak ada pribadi yang berkuasa seperti Dia. Karena itu, hendaklah kita tetap andalkan Tuhan Yesus dalam menghadapi pergumulan dan penderitaan.
- Yesus adalah alamat pujian dan pengagungan. Segala kemulian hanya bagi Dia; Yesus, Tuhan kita. Apa yang kita lakukan bukan untuk kepujian kita tetapi untuk kemuliaan Tuhan Yesus. Kita tidak boleh mencari penghormatan diri, tetapi kerendahan hati untuk mempermuliakan Tuhan.
- Yesus adalah teladan penyembuhan holistik. Umat manusia sedang mengalami pergumulan atau `sakit’ karena ketidakadilan sosial; karena menjadi korban dampak negatif kemajuan IPTEK; karena korban politik yang tidak sehat; karena korban keganasan manusia dalam perang antar bangsa; karena kondisi memanasnya atmosfir bumi akibat keserakahan manusia yang tidak menjaga dan melestarikan lingkungan alam; karena rusaknya moral-etik manusia yang melakukan tindakan-tindakan melawan hukum dan memunculkan penyakit-penyakit sosial.
- Gereja dipanggil dan diutus menjadi duta penyembuhan holistik agar terjadilah keadaan di mana manusia mengalami damai sejahtera dan bersahabat dengan segala ciptaan-Nya
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- .Apa yang saudara mengerti dari tema: Orang Percaya, Duta Penyembuhan Holistik?
- Siapa saja yang dapat disebut duta penyembuhan holistik menurut Markus 2:1-12 dan apa yang mereka lakukan?
- Jelaskan apa saja tantangan orang percaya menjadi duta penyembuhan holistik dan apa yang harus kita lakukan sebagai duta menghadapi realita dunia saat ini?
POKOK — POKOK DOA
- Berdoa agar gereja terus memiliki kepekaan terhadap sesama yang butuh pertolongan.
- Berdoa agar bersama pemerintah dan masyarakat, terus memperjuangkan kepedulian kasih.
- Berdoa agar para pemimpin umat dan bangsa menjadi duta pemulihan holistik.
- Berdoa agar proses menuju Pemilu Tahun 2024 dihindarkan dari *virus’ penyakit sosial.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Kemuliaan Bagi Allah: Buka Pintu Hatimu.
Sesudah Doa Penyembahan: NNBT. No.3 Mari Kita Puji Allah
Pengakuan Dosa: KSK. 58 Sambut Panggilan
Janji Anugerah Allah: S’rahkanlah Hidupmu Pada-Nya
Ses Puji-pujian: NNBT.No.7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses Pembacaan Alkitab: Bimbinglah Daku, Ya Yesus
Ses Pengakuan Iman : KJ.No.242 Muliakan Allah Bapa
Persembahan : KJ.No. 387 `Ku Heran Allah Mau Memb’ri
Penutup : KSK.38 Harap Saja Pada Allah
ATRIBUT: Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.