ALASAN PEMILIHAN TEMA
Hikmat adalah pengetahuan dan kebijaksanaan; yang diberikan Tuhan Allah kepada manusia, untuk menolong orang percaya dalam menyikapi berbagai persoalan; dibidang sosial, ekonomi, budaya dan politik; dalam perspektif iman yang benar. Hikmat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya kebijakan, kearifan. Dalam bahasa Inggris ‘wisdorn’ adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut. Hikmat dalam bahasa Yunani `sophia’ dan bahasa Ibrani `hokmah’, berarti cara seseorang menyelesaikan masalah dengan benar, baik, dan tepat atau memiliki pandangan yang benar dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Hikmat Tuhan menuntun kehidupan umat-Nya untuk cerdas dan bijak; dalam menyikapi serta mensiasati setiap kesempatan hidup dan peluang yang ada dengan baik. “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada” (Kolose.4:5). Ayat ini mengingatkan orang percaya agar sadar dan siuman terhadap konteks dengan segala kemungkinan yang dihadapi. Di era kompetitif yang semakin kompleks saat ini, menghendaki adanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas intelektual yang bermoral sebagai perwujudan kedewasaan spiritual. Persaingan yang tak terkendali karena dipengaruhi oleh gaya hidup, sadar ataupun tidak sadar dapat saja menjebak seseorang untuk berprilaku buruk dalam memenuhi segala keinginan karena sebuah kepentingan. Orang percaya dapat saja saling menggigit dan berupaya untuk saling menjatuhkan karena terperangkap pada sebuah persaingan hidup yang tidak sehat. Hikmat Tuhan mengarahkan kehidupan orang percaya dengan segala perbuatannya untuk melakukan apa yang baik dan benar supaya tidak jatuh dalam dosa. Oleh sebab itu, “berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan, roh memang penurut tetapi daging lemah” (Mat. 26:41), bagian firman Tuhan yang terus mengingatkan orang percaya untuk senantiasa berwaspada di dalam iman.
Oleh karena itu, mintalah hikmat Tuhan agar supaya kita dimampukan untuk menjalani hidup dengan baik dan milikilah hikmat Tuhan untuk mengupayakan dan menghadirkan sebuah prilaku kehidupan beriman yang bermoral dan memiliki kapabilitas serta berintegritas. Dengan alasan tersebut maka tema perenungan minggu ini adalah, “Hikmat Tidak Akan Membuat Engkau Jatuh”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese) Kitab Amsal dalam bahasa Ibrani, adalah “Mishe1 Shelomoh” yang diterjemahkan sebagai “Amsal dari Salomo” (pasal.1:1; 10:1; 25:1). Sebuah tulisan yang merupakan kumpulan sajak atau puisi berupa ucapan-ucapan nasihat untuk mendidik manusia agar dapat berpikir, berucap dan bertidak dengan arif dan bijaksana berdasarkan hikmat Tuhan untuk menghadirkan prilaku kehidupan yang berkualitas. Kitab ini ditulis dalam kurun waktu sekitar tahun 900 SM; pada masa Raja Salomo anak Daud, yang memerintah bangsa Israel dengan meminta kekuatan dan pertolongan hikmat Tuhan. Di era pemerintahan Raja Salomo, bangsa Israel menggapai titik puncak kejayaan dalam hal kerohanian, politik, kebudayaan dan ekonomi yang membuat reputasi nama Raja Salomo menjadi tersohor dan sangat terkenal, sehingga para pembesar bangsabangsa asing datang dari jauh hanya untuk mendengarkan ucapan Raja yang berhikmat itu (1 Raja-Raja.4:34). Dalam kitab Amsal. Salomo mengungkapkan perkataan hikmat berupa nasihat yang berkaitan dengan prilaku etika dan moral serta kesalehan hidup. Dasar dari pengajaran kitab Amsal adalah -Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Ams.1:7) dan “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan” (Ams.9:10). Dengan demikian kita dapat melihat bahwa pengetahuan dan hikmat berasal dari hidup takut akan Tuhan yaitu mengenal dan bergaul akrab dengan penuh rasa hormat kepada Tuhan. Bagi pengamsal, dengan hidup takut akan Tuhan orang percaya akan menerima pengetahuan dan hikmat yang akan memperlengkapi kita untuk menjalani kehidupa–N di dunia ini.
Bacaan kitab Amsal 24:12-22, pengamsal mengajarkan kepada kita tentang bagaimana meraih masa depan, yang memiliki pengharapan dalam sebuah kepastian hidup dengan tuntunan hikmat Tuhan yang memberikan kekuatan kepada umat-Nya untuk bijaksana menghadapi berbagai permasalahan, penderitaan, pergolakan dan pergumuluan termasuk kesulitan hidup lainnya. Dalam bagian ini, penulis menasihati umat Tuhan tentang sesuatu yang baik, bermanfaat dan menyehatkan untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia. Apa yang baik dan manis untuk dimakan, seperti madu (ay.13). Demikianlah pula dengan hikmat Tuhan yang sangat dibutuhkan oleh jiwa, untuk menata masa depan yang memiliki harapan serta bermaanfaat untuk mendidik, mengajar dan memperlengkapi umat Tuhan dengan setiap perbuatan baik. Hikmat dapat dibaca dalam ayat 14: Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa hidup yang memiliki pengharapan, membuat orang percaya yakin adanya pertolongan Tuhan yang akan mengarahkan hidup seseorang untuk meraih masa depan, dengan tidak memiliki niat untuk mengganggu, merampas, merusak dan menjatuhkan masa depan dan harapan hidup orang lain. Orang percaya diajarkan untuk hidup benar dan mengerjakan kebenaran, dengan tidak merancangkan kejahatan atas ketenangan dan ketentraman hidup orang fasik, apalagi kepada orang benar (ay.15-16). Pengamsal memperingatkan umat untuk menjaga hati dalam segala kewaspadaannya supaya tidak bersukacita dan beria-ria atas kejatuhan musuhmu dengan segala perbuatan jahat yang ada padanya agar umat Allah tidak terperosok dan jatuh pada kehancuran bersama dengan orang fasik (ay.17-18). Orang percaya yang hidupnya tertuntun dan dikendalikan oleh hikmat Tuhan senantiasa dimampukan untuk menjaga sikap dan prilakunya. Menjadi marah dan iri terhadap perbuatan jahat dengan berbagai bentuk kefasikan, hanya akan menggoda kehidupan orang percaya untuk terperangkap pada kesia-saan, karena tidak ada masa depan bagi orang yang berbuat kejahatan dan pengharapan akan hilang bagi kefasikan (ay.19-20). Hidup yang tertuntun -)leh hikmat Tuhan, senantiasa menjalani kehidupan beriman yang didasarkan pada takut akan Tuhan dan raja (ay.21,22) agar terhindar dari bencana dan kehancuran yang ditandai dengan kesetiaan dan ketaatan melakukan segala ketetapan dan perintah Allah dan senantiasa menjalani hidup sebagai warga negara yang baik, karena Tuhan Allah adalah sumber kebijaksanaan dan raja yang bijaksana akan memerintah rakyatnya sesuai dengan kehendak Allah (1 Pet. 2:17).
Pengamsal menegaskan bahwa perwujudan hidup takut akan Tuhan haruslah menghormati pemerintah dengan melaksanakan tanggungjawab dan kewajiban berdasarkan peraturan dan undang-undang negara, serta berdoalah untuk pemerintah (1 Tim.2:1-2). Dengan demikian, orang percaya bisa hidup tenang, tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan supaya masa depan itu sungguh ada dan harapan hidup tak akan hilang.
Makna dan Implikasi Firman
- Kehidupan orang percaya yang diarahkan dan tertuntun oleh hikmat Tuhan pasti dianugerahkan kekuatan serta kemampuan untuk mengerjakan perbuatan baik. Hikmat Tuhan mengajar dan mendidik orang percaya untuk cerdas, bijaksana menghadapi setiap godaan, cobaan dan pergumulan hidup agar tidak jatuh dalam perbuatan dosa. Oleh karena itu mintalah hikmat kepada Tuhan Allah yang akan menuntun ke masa depan yang penuh harapan dan kepastian hidup.
- Dengan hikmat Tuhan, orang percaya akan dimampukan untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaannya dalam menjalani kehidupan agar tidak angkuh, iri, dengki dan sombong yang dapat merusak dan menjadi batu sandungan atas ketenangan serta ketentraman hidup orang lain. Sebagai orang percaya berusahalah terus di dalam iman untuk membangun dan membina suatu kehidupan yang harmoni dan damai dengan sesama ciptaan.
- Hiduplah takut akan Tuhan dengan mau taat dan setia melakukan segala ketetapan dan perintah-Nya. Rajin berdoa dan beribadah serta membaca firman Tuhan sambil terus berupaya menghadirkan prilaku hidup baik di tengah masyarakat untuk menjadi warga negara yang patuh terhadap pemerintah dan peraturan yang berlaku.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang “hikmat tidak akan membuat engkau jatuh” menurut bacaan Alkitab Amsal 24:13-22?
- Dalam hal apakah orang dapat saling menjatuhkan?
- Bagaimana peran Gereja menghadapi prilaku umat yang “saling menjatuhkan” untuk mencari keuntungan pribadi atau kelompok?
NAS PEMBIMBING: Yakobus.3:17
POKOK-POKOK DOA:
- Meminta hikmat Tuhan untuk menuntun dan mengarahkan perjalanan hidup ke masa depan yang berpengharapan.
- Agar cerdas dan bijaksana menyikapi hidup dalam menghadapi godaan, cobaan dan berbagai permasalahan hidup.
- Menjadi orang percaya yang mau hidup takut akan Tuhan dan memohonkan sebuah sistem pemerintahan yang adil dan Sejahtera
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI MINGGU BENTUK III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian Masuk: KJ.No.5. Tuhan Allah, nama-Mu
Nas Pemb: KJ.No.7. Ya Tuhan, Kami Puji Nama-Mu Besar.
Pengakuan Dosa: NKB.No.10. Dari Kungkungan Malam Gelap.
Pemberitaan Anugerai, Ailah: NNBT No.7. Mari Puji Tuhan Yesus Ses.
Pembacaan Alkitab: KJ.No.51. Kitab Suci Hartaku.
Persembahan: NNBT No.15. Hai Seluruh Umat Tuhan.
Nyanyian Penutup: NNBT No.24. Kuasa-Mu Tuhan Selalu Kurasakan.
ATRIBUT: Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.