Surat Filipi merupakan salah surat yang ditulis oleh rasul Paulus. Kita ketahui bersama bahwa penduduk kota Filipi didalamnya ada jemaat Filipi yang terdiri dari berbagai latar belakang dalam kalangan Masyarakat. Sehinga kota Filipi ini disebut sebagai suatu kota yang majemuk. Namun, walaupun kota ini terdiri dari berbagai kalangan bukan berarti akan menghambat penginjilan dari rasul Paulus bersama rekannya untuk memberitakan Injil didalam Yesus Kristus disana. Sebab Injil yang mereka beritakan itu bersifat universal.
Dan bacaan kita dalam Filipi 3:1b-16 menggambarkan keseriusan Paulus dalam menjaga Persekutuan orang percaya di Filipi agar mereka tetap teguh pada pendirian iman mereka kepada Yesus Kristus. Mengapa demikian? Sebab, sejak pertama kali Paulus memasuki kota Filipi dan memulai memberitakan Injil disana sampai dia mendirikan jemaat Filipi, mereka benar-benar memelihara Iman kepada Yesus Kristus. Sehingga bagi Paulus jemaat Filipi memiliki suatu ke-istimewaan tersendiri. Hal itu tersirat dalam sapaan Paulus bagi jemaat Filipi: (Lihat Filipi 1:1,4) “Aku mengucap Syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu dan Aku mengucap Syukur kepada Allahku karena Persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang.”
Nah, ternyata Kesetiaan adalah bagian terpenting dalam suatu hubungan atau relasi, baik hubungan diantara manusia dengan Tuhan Allah maupun dengan sesama manusia. Sehingga kesetiaan itu sangatlah berharga. Namun, sayang nya tidak semua manusia dapat berlaku setia: Setia kepada Tuhan Allah ataupun setia kepada sesama manusia yang diantaranya menjalin suatu hubungan atau relasi.
Hubungan dan relasi yang baik terjalin antara Paulus dan Jemaat di Filipi melalui berita Injil yang diberitakan Paulus, kemudian diterima dan dijalankan jemaat di Filipi dengan setia dan taat. Sehingga karena kesetiaan dan ketaatan itulah yang terus memperkuat dan mempererat hubungan mereka, bahkan membuat Paulus sampai tiga kali mengunjungi jemaat di Filipi.
Namun, ditengah Iman yang sudah terperlihara dalam kehidupan jemaat di Filipi ini, Paulus mendengar bahwa bermunculan para penyesat yang mulai memberi gagasan-gagasan serta kegiatan atau praktik keagamaan yang menandai kemungkinan akan membawa pada perpecahan jemaat dan juga melemahkan Iman jemaat kepada Yesus Kristus.
Oleh sebab itulah Paulus menuliskan lagi surat ketiga ini bagi jemaat di Filipi dengan mengawali dalam suratnya bahwa menuliskan ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu. Sebab bagi Paulus jemaat di Filipi ini adalah orang-orang Kristen yang telah memelihara Iman kepada Yesus Kristus, jadi mereka tahu tentang kebenaran apa yang telah diberitakan oleh Paulus melalui Injil Yesus Kristus itu. Tetapi, Paulus tahu bahwa jemaat di Filipi juga manusia biasa yang akan jatuh juga ketika pengajaran sesat atau ajaran-ajaran palsu itu terus diperdengarkan dan praktik-praktik itu terus dipertunjukan dihadapan mereka.
Maka dari itu ada ungkapan yang mengatakan bahwa “ada hal yang lebih sulit daripada memulai sesuatu dalam hubungan ialah mempertahankan nya dalam kesetiaan.” Mengapa demikian? Matius 26:41b berkata “roh memang penurut, tetapi daging lemah”. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap manusia itu memiliki sifat kedagingan didalam diri yang begitu lemah, sehingga ketika diperhadapkan dengan berbagai situasi dan keadaan hidup apalagi disaat harus menghadapi penderitaan, pencobaan, ujian serta ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan membuat iman kita manusia mulai melemah dan goyah bahkan membuat kita berlaku tidak setia hidup dijalan Tuhan dan jatuh dalam perbuatan daging (Galatia 5:19-21a) atau perbuatan dosa. Rasul Paulus pun menyebut rintangan jasmaniahnya itu ialah “duri dalam dagingnya” (2 Korintus 12:7).
Namun, hal itulah yang menjadi suatu tantangan bagi rasul Paulus dan juga bagi orang Kristen untuk tidak hidup menuruti kedagingan melainkan haruslah hidup menurut roh. Tuhan tidak mau manusia menjadikan kedagingan itu sebagai alasan untuk hidup tidak setia dijalan Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan Allah dalam firman-Nya menegaskan kepada rasul Paulus bahwa “cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna (2 Korintus 12:9a).”
Paulus dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaan-nya menasihatkan jemaat di Filipi (lihat ayat 2) “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat palsu.” Anjing-anjing disini merujuk pada orang-orang yang menginginkan agar semua orang yang baru mengimani Tuhan harus juga menaati hukum Taurat, khususnya hukum yang mengatakan bahwa semua laki-laki harus disunat. Sebab hukum Taurat mengharuskan semua laki-laki yahudi yang ingin menjadi bagian dari umat pilihan Allah itu harus bersunat atau harus disunat saat berusia delapan hari, atau di kemudian hari jika diperlukan. Pekerja-pekerja jahat mengartikan orang-orang yang bekerja seolah-olah untuk sebuah kebenaran, padahal untuk kepentingan demi keuntungan hidup sendiri; sedangkan Penyunat-penyunat palsu merujuk pada orang-orang yang memaksakan ajaran taurat tetapi mereka sendiri tidak dapat melakukan apa yang mereka ajarkan.
Sebab itulah Paulus mempertentangkan kebenaran menurut hukum dengan kebenaran menurut iman didalam Kristus. Paulus menegaskan bahwa Kebenaran yang sejati itu adalah Kebenaran yang dianugerahkan oleh Allah sendiri berdasarkan kepercayaan didalam Kristus. Dan Kepercayaan yang dikehendaki Paulus ialah mengenal DIA (Yesus Kristus) dan kuasa kebangkitan-Nya dan Persekutuan dalam penderitaan-Nya, Dimana menjadi serupa dengan DIA dalam kematian-Nya, supaya akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati (ayt 9).
Paulus memperlihatkan bahwa menaruh kepercayaan kepada Kristus berarti Allah dengan inisiatifnya sendiri telah menerima mereka yang percaya kepada Kristus, bukan mereka yang berusaha memperoleh perkenanan Kristus dengan menaati hukum Taurat. Sebab manusia itu tidak layak dan tidak sempurna, maka hanya oleh karena Kasih karunia didalam Yesus Kristus lah yang sempurna itu manusia memperoleh keselamatan.
Dan untuk meneguhkan keyakinan jemaat di Filipi, rasul Paulus mencotohkan dirinya bahwa kemegahan, ketenaran, dan kebanggaannya sebagai orang yang disegani di kalangan orang Yahudi ternyata hanyalah sia-sia karena tidak membawa pada kepuasaan hidup dan keselamatan. Sehingga, rasul Paulus memilih untuk melepaskan segalanya dan menganggap sampah serta dianggap rugi baginya. Paulus menutup suratnya dengan mengungkapkan apa yang dilakukannya dalam menghadapi keadaan seperti ini, yakni “aku melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus (ayt 13b-14).”
Apa pesan yang hendak disampaikan kepada kita melalui bacaan dalam Filipi 3:1b-16?
- Teguhkanlah dan Kuatkanlah Iman percaya kepada Yesus Kristus. Sebab, dunia dan zaman sekarang ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga setiap orang dapat mengakses berbagai informasi dari situs-situs internet maupun media sosial. Bahkan kita pun dapat membaca, mendengar, menyaksikan berbagai bentuk ajaran agama yang beredar melalui platform diberbagai media digital. Karena itu bila kita tidak memiliki landasan atau dasar yang kuat mengenai pengajaran yang sehat tentang Kekristenan yang sesuai dengan ajaran Alkitab, maka kita akan mudah tersesat dan kehidupan kita akan mudah untuk terombang-ambing tanpa arah dan tujuan hidup yang jelas.
- IMAN tanpa Perbuatan pada hakikatnya mati atau sia-sia. Seperti para pengajar-pengajar sesat yang mengaku hidup menurut hukum Taurat, tapi pada kenyataannya tidak memberlakukan kehidupan yang sesuai dengan apa yang mereka ajarkan, dan kemudian hanya mementingkan keuntungan diri sendiri saja. Dan hal ini pun sering terjadi diantara kita sesama manusia: baik sesama orang Kristen, dalam kehidupan Keluarga, dalam pekerjaan, persahabatan, dst. Cth: Perintah untuk Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, tapi realitanya terkadang kita sebagai manusia malahan tidak mampu untuk memanusiakan manusia lainnya. Artinya kita mempersulit kehidupan orang lain, kita hidup menjatuhkan satu sama lain, hidup dalam kebencian, tidak mau tolong-menolong, dsb.
- Hidup didalam Kristus itu tidaklah mudah. Banyak sekali rintangan yang harus kita lalui sebagai pengikut Kristus. Sebab menjadi pengikut Kristus haruslah terlebih dahulu mampu untuk Menyangkal Diri dari perbuatan-perbuatan daging (Galatia 5:19-21a) dan Memikul Salib. Perjalanan yang tidaklah gampang untuk dilewati hanya dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri manusia yang terbatas. Maka kita perlu sesuatu yang tidak terbatas yaitu kuasa dan kedaulatan daripada Tuhan Allah didalam Yesus Kristus sebagai sumber kekuatan dan kemampuan untuk menjadi pengikut Kristus yang tetap setia dan taat dalam keadaan apapun. Sebab siapa yang tetap setia dan taat menjalankan perintah dan firman-Nya bahkan tetap setia di jalan Tuhan dalam menghadapi penyesat mereka akan memperoleh hadiah sorgawi dari Allah didalam Kristus Yesus.