Penulis : Pdt. Andre R. M. Izaak, M.Th
“ Kemenangan akan menjadi milik orang yang siap melangkah dengan penuh persiapan mulai dari hari ini”. Ungkapan ini tentu saja hendak memberikan semangat bagi kita dalam kehidupan iman yang di jalani bagaimana mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya agar kita dapat mencapai setiap tujuan dalam kehidupan di masa muda. Persiapan yang matang dan terencana akan membawa kita sebagai orang muda siap menghadapi segala resiko dan tantangan, yang pasti akan kita lewati demi mencapai keberhasilan/ kemenangan dalam perjuangan di dunia ini. Persiapan itu juga akan membawa kita dalam kehidupan iman sebagai orang yang percaya untuk tidak melupakan Tuhan dalam hidup sehingga akan terus meneladaninya dalam setiap upaya untuk mencapai tujuan yang kita impikan di masa muda dan di masa akan datang. Tetapi juga kemudian sebagai orang muda, kita juga harus mempersiapkan diri bukan hanya hari ini, di dunia ini, tetapi juga untuk hari esok dan di dalam surga yang indah mulia bersama Tuhan Yesus Kristus dalam kerajaanNya.
Sobat obor, sebagai orang muda kita diingatkan oleh penulis Injil Matius saat ini dalam pasal 26:1-13, tentang arti dari sebuah persiapan untuk mencapai kemenangan di dalam hidup beriman. Penulis mengungkapkannya mulai dari ayat 1-2 dikatakan; setelah Yesus selesai (Yun. etetelesen dari teleo, mengakhiri) dengan segala pengajaran-Nya (Yun. logous dari logos, perkataan-perkataan) itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: “Kamu tahu (Yun. oidate dari oida, kamu mengerti), bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah (Paskah dalam Perjanjian Lama yang merayakan pembebasan orang Israel dari perbudakan Mesir. Pembebasan ini ditandai dengan menyembelih anak domba jantan dan darahnya di oleskan di ambang pintu rumah orang Israel), maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan”. Disini Yesus berbicara tentang persiapan kematianNya dalam perayaan Paskah Yahudi dan sekaligus menggenapi apa yang dibahasakan tentangNya sebagai anak domba paskah yang menghapus dosa dunia melalui penyaliban dan kebangkitan-Nya (Paskah Kristen). Kemudian di ayat 3-5 dikatakan bahwa ada persekongkolan dari orang-orang yang terpandang dalam masyarakat dan tidak diragukan imannya terhadap agamanya. Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan (Yun. sunebouleusanto dari sumbouleuo, mereka merencanakan bersama) suatu rencana untuk menangkap (Yun. kratesosin dari krateo, menahan/memegang dengan erat) Yesus dengan tipu muslihat (Yun. doloi dari dolos) dan untuk membunuh (Yun. apokteinosin dari apokteino, melenyapkan) Dia. Tetapi mereka berkata: “Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul (Yun. ginomai, terjadi) keributan (Yun. thorubos, kekacauan) di antara rakyat”. Setelah diceritakan tentang upaya pembunuhan Yesus ini kita kemudian membaca di ayat 6-7 ketika Yesus sedang ada di Betania di rumah Simon si kusta kemudian datanglah seorang perempuan yang mendekati Yesus (Injil Yohanes menyebutnya Maria adik dari Lazarus). Ia membawa (Yun. ekhousa dari echo, mempunyai/memegang) sebuah buli-buli pualam (Yun. alabastron dari alabasros, sebotol pualam) berisi minyak wangi yang mahal (Yun. murou barutimou, minyak wangi yang sangat mahal-minyak narwastu). Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. Selanjutnya di ayat 8-9 ada kegusaran (Yun. eganaktesan dari eganekteo, amarah/rasa jengkel) dari para murid-murid atas tindakan perempuan ini. Sehingga dikatakan untuk apa pemborosan itu padahal kalau dijual dengan mahal hasilnya dapat diberikan (Yun. didomi, dibagikan) kepada orang miskin. Tindakan muridmurid (Injil Yohanes menyebutnya Yudas Iskariot) kemudian mendapatkan teguran dari Yesus di ayat 10-13. Yesus mengatakan bahwa tindakan perempuan itu adalah perbuatan (Yun. ergasato dari ergazomai, menghasilkan) yang baik (Yun. kalon dari kalos, baik dalam pengertian moral) sebab yang dilakukannya adalah persiapan untuk penguburanNya. Bahkan Yesus mengatakan bahwa tindakan perempuan ini akan diingat oleh banyak orang saat Injil (Yun. euaggelion, kabar baik) diberitakan di seluruh dunia.
Sobat obor, dengan demikian melalui pembacaan ini kita sebagai orang muda diingatkan dalam Minggu Sengsara keempat ini untuk terus meneladani Yesus saat Dia mempersiapkan diriNya melalui kematian. Pertama, tidak pernah berhenti memperkatakan kebenaran Firman sekalipun mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain. Kedua, jangan pernah merancang kejahatan bagi orang lain bahkan sampai membinasakan orang lain. Ketiga, selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam kehidupan yang kita jalani, terutama untuk Tuhan. Keempat, jangan hanya menilai seseorang dari sudut pandang diri kita sendiri dan merasa diri kita paling benar. Kelima, teruslah berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam hidup ini, apapun itu sekalipun terkadang ada yang tidak senang dengan perbuatan baik kita. Keenam, kebaikanmu yang hidup benar dalam Tuhan dengan mempersiapkan segala sesuatu dengan baik pasti akan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. (ARMI)