Bagian bacaan Alkitab saat ini adalah merupakan bagian dari perintah Tuhan
untuk persiapan umat Israel berada di tanah Kanaan pasca pembuangan di Mesir. Sesudah
masuk ke Tanah Kanaan, orang Israel harus memperhatikan ketentuan perlakuan terhadap
kaum lemah, miskin, atau mereka yang membutuhkan. Meskipun orang-orang itu tidak
berdaya, bukan berarti bahwa orang yang lebih kuat, lebih kaya, lebih berkuasa boleh
memperlakukan orang-orang yang tidak berdaya itu dengan semena-mena. Karena itu Allah
mengatur sedemikian rupa tatanan kehidupan orang Israel di tanah Kanaan.
Sebelum itu mari kita lihat garis besar Kitab Ulangan, bahwa kitab ulangan berisi segala
sesuatu yang sudah disampaikan Musa sebelumnya kepada bangsa Israel, ketika mereka
masih jauh dari Kanaan. Mengapa diulanginya dalam kitab ini? Sebab semua perintah yang
Musa terima dari Allah untuk dijalankan bangsa itu merupakan perintah yang sangat penting,
karena itu tidak boleh diabaikan. Karena perintah Tuhan tak boleh diabaikan maka kitab
Ulangan merupakan serangkaian perintah yang di muat ulang agar menjadi catatan penting
bagi umat Israel.
Dari sekian banyak aturan penting, diantaranya adalah yang menjadi pembacaan dan
perenungan kita sepanjang minggu berjalan ini. Bagian bacaan kita ini adalah salah satu
perintah yang sangat menarik untuk kita bahas, karena perintah Tuhan Allah ini tidak hanya
berlaku secara personal tetapi berhubungan dengan orang lain, perintah yang ditujukan
memang kepada individu tapi memberi dampak bagi banyak orang. Pandangan perintah ini
bersifat sosial, karena itu dalam istilah teologi menunjuk pada Teologi Sosial. Teologi sosial
adalah sebuah bentuk teologi tentang keterlibatan umat dalam masalah – masalah
masyarakat, misalnya dalam menghadapi kemiskinan atau ketidak-adilan. Pada perenungan
kali ini kita sebagai jemaat diperhadapkan dengan perintah Tuhan tentang bagaimana hidup
saling menolong dengan sesama yang membutuhkan.
Siapakah diantara kita yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain ? tentu sebagai
makhluk sosial kita tak dapat hidup tanpa orang lain. Tetapi juga kehidupan kita akan sangat
bergantung pada orang lain demikian pula sebaliknya yang kita kenal dengan istilah Symbiosis
Mutualisme. Walaupun ada orang-orang tertentu yang memanfaatkan keadaannya untuk
hidup hanya bergantung pada orang lain tanpa mau berusaha lebih.
Bacaan kita dalam ayat 10 -15 menyaksikan bagaimana Tuhan memberi perintah
kepada umat Israel tentang pinjaman dan membayar upah. Orang yang memberi pinjaman
tidak boleh masuk ke rumah si peminjam untuk mengambil barang gadaian. Barang yang
digadaikan diberikan oleh si peminjam di luar rumahnya. Dengan demikian, Allah
mengajarkan untuk menjaga kehormatan si peminjam, meskipun ia adalah orang miskin. Jika
peminjam miskin, barang yang digadaikan itu sangat penting bagi dirinya. Oleh karena itu,
orang yang memberi pinjaman harus segera mengembalikan barang yang sudah telanjur
diterima sebagai barang gadai (24:10-13). Seorang majikan tidak boleh memeras pekerja yang miskin dan menderita. Upah pekerja harus dibayar tepat waktu, tidak boleh ditahan, karena
upah itu sangat dibutuhkan. Jangan menunggu sampai pekerja itu berseru (berdoa) kepada
Allah meminta keadilan.
Apakah yang dapat kita pahami dengan bagian bacaan Alkitab ini bagi kita sekarang ?
kita hari ini ada dan hidup dalam dunia yang serba modern sehingga setiap orang berlomba
untuk tampil lebih baik dari orang lain, tetapi tidak sedikit juga yang terperangkap pada pola
hidup hari ini, sehingga rela berhutang agar boleh memenuhi kebutuhan hidup, bahkan untuk
hal-hal yang bukan kebutuhan primer (makan, minum, tempat tinggal dan pakaian
selayaknya) tetapi untuk kebutuhan Sekunder dan Tersier. Sehingga lingkaran hutang
menguasai kehidupan orang-orang tertentu (termasuk di dalamnya ada anggota-anggota
jemaat dan pelayanan khusus) hanya untuk memenuhi keinginan dan keterpaksaan sosial.
Walaupun harus kita sadari bersama pula bahwa ada orang-orang tertentu juga yang memang
rela dan berani berhutang hanya untuk keperluan primer sehari-hari, baik biaya makan
minum ataupun untuk melanjutkan hari-hari hidupnya. Kelompok terakhir inilah yang
menjadi perhatian dari Tuhan Allah dalam kehidupan umat Israel.
Firman Tuhan bagi kita saat ini, mengingatkan kita untuk tetap fokus dalam
membangun kehidupan persekutuan yang saling menolong dan membantu saudara-saudara
kita yang sangat membutuhkan. Tidak sekedar dalam memberi pinjaman tetapi bagaimana
kita hadir untuk memberi kehidupan bagi mereka yang memerlukan. Bagaimana kita sebagai
gereja yang hidup mampu membawa kehidupan itu bagi semua orang. Kita tidak harus
menunggu memiliki kelebihan dulu baru membantu orang lain, tapi bagaimana kita mampu
berbagi dalam segala keadaan kita. Saat ini kita sementara diperhadapkan dengan saudarasaudara kita yang menjadi korban erupsi gunung ruang di Tagulandang, korban banjir dan
tanah longsor di beberapa daerah di Minahasa, Manado dan Bitung tapi juga banyak
fenomena sosial lainnya, apakah yang harus kita lakukan ? firman Tuhan hari ini mau
menggerakkan hati kita semua untuk turut serta meringankan beban saudara-saudara kita.
Sekali lagi tidak harus besar dan banyak, sekecil apapun yang bisa kita bantu akan sangat
berpengaruh pada kehidupan orang-orang yang dibantu. Dan bagi yang boleh menerima
bantuan jangan pernah lupa bahwa firman kita ini, mengajarkan untuk mendoakan mereka
yang telah membantu.
Mari kita semua untuk tetap hidup sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, mungkin hari ini kita membantu orang lain tapi diwaktu yang lain kita butuh orang untuk membantu kita, karena itu jangan saling mengabaikan, hiduplah dalam kepedulian. Serta terus saling mendoakan, melakukan apa yang kita doakan dan meyakini apa yang kita doakan. Semoga firman ini menjadi kekuatan kita dalam
menerjemahkan segala berkat Tuhan dalam hidup kita semua. Semoga Tuhan Yesus
memberkati kita semua. Amin