Efesus 4:1-2
(1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.
(2) Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Hiduplah Berpadanan Dengan Panggilan Allah.
Keluarga Kristen yang diberkati dan dikasihi Tuhan,
Panggilan berarti orang yang dipanggil untuk bekerja, ajakan atau undangan. Sebagai gereja, panggilan adalah jawaban “ya” atas kasih Allah karena hidup kita digerakkan seluruhnya oleh kasih Allah yang tak bersyarat. Panggilan juga berarti orang yang dipanggil untuk suatu kehidupan baru dalam Kristus dan melayani jemaat-Nya. Meskipun semua orang dipanggil dalam kesetaraan untuk bersama-sama ambil bagian dalam kehidupan Kristen, namun beberapa diantaranya terpanggil untuk maksud-maksud tertentu dalam pelayanan (contoh Pelayan Khusus). Walau sering terjadi ada orang beriman, hidupnya tidak berpadanan dengan panggilan Allah. Hidupnya tidak menunjukkan kasih kepada sesama, lingkungaan/alam dan kepada Allah.
Firman Tuhan saat ini, Paulus menasihati jemaat Efesus agar hidup sesuai dengan panggilan Allah. Yakni, hidup berkualitas sesuai dengan berita Injil yang telah mereka terima. Dimana mereka telah dipanggil ke dalam berkat keselamatan, dipersatukan dengan Kristus dalam kebangkitan. Panggilan Allah yang murah hati tidak hanya melimpahkan hak istimewa bagi orang percaya, tapi juga menuntut tanggung jawab yang serius dalam menjalani kehidupan. Perwujudan dari panggilan Allah dalam konteks ini Paulus hanya menyoroti aspek sosial dalam jemaat. Jemaat harus berinteraksi satu dengan yang lain: pertama, rendah hati dan lemah lembut. Hal ini menyiratkan kesatuan, ibarat sebuah mata uang dengan dua sisi. Kesatuan ini tergambar jelas dalam diri Yesus Kristus yang “lemah-lembut dan rendah hati”. Rendah hati harus dibarengi dengan kelemahlembutan. Tidak seperti budaya YunaniRomawi waktu itu yang melihat kelemahlembutan sebagai kelemahan dan kehinaan, tetapi kelemahlembutan menyiratkan kekuatan atau keunggulan. Kedua, hidup sabar artinya “bertekun” dalam situasi yang tidak menyenangkan atau “bersabar” terhadap sikap orang lain yang menjengkelkan. Orang percaya harus menunjukkan kelemahlembutan pada mereka yang bersalah. Ketiga, membuktikan kasih dalam hal saling membantu (menanggung orang lain). Hal ini dapat dilakukan apabila memiliki kasih yang besar.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan!
Pertanyaan kepada kita, sudahkah sebagai keluarga kristen kita menjalani kehidupan ini berdasarkan pada panggilan Allah? Ataukah kita menjalaninya sesuai dengan keinginan dan kehendak kita? Panggilan hidup yang elegan di tengah dunia yang gelap ini perlu diwujud nyatakan di dalam sikap yang benar. Dengan menjadi rendah hati, lemah lembut dan sabar, bukan berarti kita tampil sebagai orang yang lemah dan tak berdaya namun hal ini membuat kita untuk memperlihatkan keagungan dari kehidupan yang sejati. Sambil kita terus membuktikan kasih dalam persekutuan dengan hidup saling membantu, tanpa landasan kasih Tuhan maka kasih itu akan kering. Kasih yang kering akan membuat seseorang mengasihi dengan penuh beban dan menuntut. Saling membantu, menjadi takaran yang seharusnya terjadi. Bila kita mau dibantu maka belajarlah untuk membantu orang lain. Jangan pernah menuntut agar orang lain lebih dahulu melakukannya tetapi tuntutlah dirimu terlebih dahulu untuk melakukannya kepada orang lain sehingga kata “saling” menjadi sungguh bekerja dengan maksimal dan bahagia bersama sungguh terjadi. Amin.
Doa: Tuhan Yesus mampukan kami untuk hidup sesuai dengan panggilan-Mu, agar kami mampu mewujudkan sikap yang rendah hati, lemah lembut, dan sabar serta mampu menunjukkan kasih dalam segala hal untuk kemuliaan Tuhan. Amin.