Sebagai Manusia kita diciptakan memiliki akal dan kepekaan sehingga sadar untuk melindungi diri dari ketidaknyamanan atau saat ada dalam keadaan yang terancaman. Contoh sederhananya : Saat sedang berjalan kaki diluar tiba-tiba hujan maka otomatis kita akan mencari perlindungan agar tidak terkena hujan. Dalam kehidupan sebagai orang percaya pun kita sadar dengan apa yang seharusnya kita lakukan dan tidak boleh kita lakukan tetapi kadangkalah kita lebih memili hal yang menyenangkan dalam konteks kenyamanan diri sendiri (dunia) dari pada memili untuk melakukan hal yang susuai dengan perintah Allah.
Dalam surat Yakobus yang ditujuhkan kepada keduabelas suku di perantauan (1:1), yaitu jemaat Kristen Yahudi. Di mana pada saat itu orang Kristen Yahudi telah menjadi percaya dan rajin memelihara Hukum Taurat (Kis. 21:20b) dan orang-orang Kristen Yahudi saat itu menganggap bahwa mereka sudah menjadi ahli waris. Nah Yakobus hadir dengan pengaruh keadilan dan kesalehannya ia mengajarkan untuk beriman kepada Yesus yang adalah Juruselamat, hal ini seakan menjadi ancaman bagi para penguasa dan pemimpin-pemimpin Kristen Yahudi. Karena mereka takut kalau-kalau orang-orang akan berbondong-bondong percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat. Yakobus mengajarkan sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus, tetapi hal ini membuat dia harus mengorbankan dirinya, Yakobus dituduh melanggar hukum taurat sehingga dia harus dihukum mati dia dilempar dari atas menara bait suci karena dia belum mati dia dirajam sampai mati. Maka Yakobus adalah martir di Yerusalem.
Keberanian Yakobus selain memberitakan Yesus adalah Juruselamat kepada orang Kristen Yahudi yang masih terikat dengan Hukum Taurat adalah ketika dia mengingatkan orang-orang Kristen Yahudi tentang cara hidup mereka. Melalui Yakobus 4:1-10 yakobus mengingatkan bahwa hawa nafsu menjadi penyebab utama dari semua sengketa dan pertengkaran yang terjadi diantara mereka yang mengakibatkan iri hati, pertengkaran dan sampai berkelahi (4:2). Faktanya sekarang hal ini juga sering terjadi karena iri dengan pencapain orang lain, atau pun ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan sehingga melakukan berbagai cara yang tidak baik mulai memfitnah untuk menjatuhkan dan berujung pada perkelahian bahkan pembunuhan karena tidak menerima keadaan.
Hawa nafsulah yang membuat orang menghalalkan segala cara, dan melupakan kehendak Allah termasuk didalamnya berdoa. Tetapi doa yang dimaksud adalah pemohonan untuk mampu melakukan kehendak Allah bukan doa yang hanya ingin memuaskan keinginan sendiri. Kasih Karunia Allah sudah dianugerahkan kepada setiap orang maka,
Kita diperhadapkan dengan 2 pilahan mau tunduk dengan Allah dan melawan Iblis atau bersahabat dengan dunia? Mana yang akan kita pilih. Kita tahu jelas kalau kita tunduk kepada Allah maka kita melakukan apa yang diperintahkannya, penguasaan diri itu yang harus dimiliki agar mampu mengontrol apa yang dilakukan maka dikatakan lawanlah kalau kita tidak melawan maka kita akan terpengaruh. Kembali kepada diri masing-masing.
Sebagai Gereja pun diingatkan agar menjauhi hal-hal yang mengakibatkan perselisihan dan pertikaian karena kita adalah satu persekutuan sebagai tubuh Kristus, pun jangan menjadi seperti pemimpin yahudi yang tidak mau menerima masukan, kita harus belajar terbuka dengan hal-hal yang membangun. Dan menjauhkan diri dari hawa nafsu yang membuat kita jauh dari kehendak Allah.
Sebab apa yang kita mau capai di dunia ini? Harta, tahta dan kemakmuran hanya kenikmatan dunia yang banyak menjerumuskan pada dosa karena tidak ada hal baik yang dicapai dengan proses yang jahat, maka kita harus menyusikan kehidupan kita. Kuncinya hiduplah dalam kerendahan hati dan selalu hidup bergantung kepada Tuhan. Amin.