Bagaimanakah reaksi kita ketika mendengar sebuah cerita tentang sesorang yang sembuh dari sakit kronis ? Atau seseorang yang terhindar dari malapetaka maut ? Seseorang yang terangkat dari keterpurukan ekonomi ? Pasti ada rasa kagum, heran, terkesima karena peristiwa hidup yang dialami tidak disangka-sangka. Demikianlah kisah dalam perikop bacaan kita ini tentang kesaksian Musa yang ia sampaikan kepada bapak mertuanya, Yitro saat perjumpaan terjadi di padang gurun dekat Gunung Horeb. Tentang apa yang dilakukan Tuhan kepada orang Israel dan apa yang mereka alami serta bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka. Tuhan Allah menuntun dan menolong umatNya menghadapi dan melewati berbagai tantangan, penderitaan dan kesusahan. Musa bersaksi tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Allah.
Dimulai dari panggilan Allah pada Musa sebagai pemimpin bangsa Israel untuk maksud pembebasan mereka dari tanah perbudakan di Mesir disebabkan keluhan-keluhan mereka karena penindasan telah terdengar sampai ke telinga Tuhan. Ia (Musa) seorang yang tidak petuh lidah (6:29) menghadap Firaun, raja Mesir untuk menyampaikan maksud membawa amanat Tuhan dan bagaimana kekerasan hati Firaun. Tentang pembuktian lewat tanda-tanda dan mujizat Tuhan di tanah Mesir (7:3) dihadapan Firaun. Tongkat Harun menjadi ular namun orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir orang Mesir juga melakukan hal yang sama, tidak dapat melembutkan hati Firaun. Namun akhirnya tongkat Harun yang berubah menjadi ular memakan semua tongkat mereka. Cerita kekerasan hati Firaun yang tidak menerima pembuktian yang diberikan dan tidak membiarkan bangsa Israel pergi dari Mesir dan bahkan memperberat perbudakan dan kerja paksa ia berlakukan kepada seluruh bangsa Israel.
Kisah keluaran dari Mesir merupakan drama sejarah dan rohani klasik dari zaman Perjanjian Lama. Ada peristiwa 10 tulah (bencana) yang didatangkan Tuhan atas bangsa Mesir untuk meyakinkan raja Firaun agar membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan pergi ke tanah Kanaan. Kisah spektakuler membelah Laut Teberau dan 2 tiang penuntun Tuhan yaitu Tiang awan diwaktu siang dan Tiang Api di waktu malam sungguh sangat memukau. Peristiwa-peristiwa yang memperlihatkan adanya perjalanan yang penuh perjuangan yang melelahkan dan menakjubkan. Namun pengakuan Musa akan Kuasa Allah yang sangat besar (18:8) yang telah terjadi dan bukan dirinya.
Kuasa Allah yang menyatakan kasihNya pada umatNya membuat Yitro yang mendengarkan lewat cerita anak menantunya, Musa sangat bersukacita atas apa yang dilakukan Allah. Ungkapan langsung disampaikan Yitro adalah “Terpujilah Tuhan, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. Sekarang aku tahu bahwa Tuhan-lah yang lebih besar dari segalah allah, sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir. Yitro, mertua Musa. Seorang Imam di Midian, penyembah banyak allah (ilah-ilah bangsa Midian) pada akhirnya mengakui tentang kebesaran Tuhan, tentang kedahsyatan Tuhan Allah lebih dari banyak allah yang ia sembah. Ia langsung menyembah Tuhan Allah Israel yang hidup dan menyatakan persembahan syukur berupa korban bakaran dan korban sembelihan bagi Allah.
Saat ini kita dipanggil untuk bersaksi. Menceritakan tentang kebesaran Tuhan yang menolong dan menyelamatkan. Perjalanan hidup di dunia modern dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi ini, tidak dapat menutupi kenyataan tentang Allah yang berkuasa mengendalikan segala sesuatu di dalam dunia ini. Pasti ada kisah-kisah kehidupan yang menyatakan penyertaan Tuhan bagi orang percaya. Kisah pribadi maupun dalam persekutuan hidup. Allah memberikan kuasaNya teralami untuk membentuk milai-nilai spiritual umatNya. Namun, tanpa pengakuan (kesaksian) baik lewat perkataan maupun perbuatan orang akan mengenal dan tahu tentang ke-Maha Kuasa-an Tuhan kita.
Oleh karena itu, melalui kisah ini kita belajar dari refleksi Alkitab untuk tergerak dalam karya hidup yang berdampak. Petunjuk apa yang dapat menjadi acuan membawa kesaksian hidup memuliakan Tuhan.
- Bersaksilah tentang pemeliharan Tuhan yang besar. Jadilah alatNya. Tidak mungkin kita tidak pernah mengalami perbuatan Tuhan yang ajaib. Biarlah dunia tahu, Allah mampu melakukan mujizat dulu, kini bahkan sampai selamanya. Bagi Allah tidak ada perkara yang mustahil. RencanaNya selalu untuk kebaikan sekalipun ceritanya banyak diwarnai dengan kesukaran dan penderitaan. Namun, sebagaimana kisah ini. Semakin banyak kesulitan yang dialami bangsa Israel, semakin banyak mujizat yang Tuhan nyatakan. Demikian juga bagi kita.
- Bersaksilah dimulai dari keluarga kita. Karya selamat Allah dapat tersampaikan dan tertanam bagi setiap anggota keluarga sehingga keluarga menjadi tempat mengenal Tuhan Allah, menanamkan nilai-nilai iman, dan menerapkan prinsip hidup Kristen. Jaga sikap dan tunjukkan nilai iman yang sungguh. Sama halnya dengan Musa yang menceritakan tentang Allah yang menyelamatkan dan membaharui hidupnya dan bangsa Israel kepada Yitro, mertuanya sehingga kesaksiannya berdampak. Menanamkan nilai iman percaya pada Yitro.
- Bersyukur adalah cara mengakui kebesaranNya. Biarlah ucapan syukur kita tersampaikan lewat perkataan (seperti Musa) dan perbuatan (seperti Yitro mempersembahkan korban persembahan). Karya selamatNya yang nyata. Yesus Kristus sebagai penebusan dan penyucian dosa untuk keselamatan kita. Pujilah Dia. Nyatakan lewat sikap hidup yang rajin beribadah, rajin bekerja, bangun persekutuan dengan Tuhan dan sesame. Dia dipermuliakan senantiasa. Amin.