ALASAN PEMILIHAN TEMA
Bumi di mana kita berpijak adalah ciptaan Tuhan Allah untuk di diami mahkluk ciptaan-Nya. Ada orang Kristen yang memahami bahwa kebahagiaan bisa teralami jika mampu mewariskan harta yang banyak untuk anak cucu sehingga apa yang diinginkan dapat terpenuhi tanpa kesulitan, tetapi mengabaikan pengajarkan dan pewarisan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, etos kerja kepada anak cucu. Ada yang terjebak berlomba-lomba mendapatkan kekayaan dengan tidak peduli cara mendapatkanya, seperti korupsi, mencuri, merampok, menipu dan lain sebagainya. Sehingga ada anak cucu menjadi generasi penikmat harta warisan bukan menjadi generasi takut akan Tuhan.
Mewarisi bumi sangat berhubungan dengan ketaatan atau takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan berarti mengenal dan mengakui Tuhan Allah telah mengaruniakan segala yang dibutuhkan manusia untuk hidup bahagia. Karena itu tema yang akan menuntun perenungan kita sepanjang minggu ini adalah, “Orang yang takut akan Tuhan anak cucunya akan mewarisi bumi”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur diterjemahkan dari bahasa Ibrani Tehillim yang artinya puji-pujian, dalam bahasa Yunani Psalmoi berarti nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik. Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian berbentuk puji-pujian, doa dan ucapan syukur sebagai ungkapan perasaan pribadi dan umat Israel yang mendalam, tentang karya agung Tuhan Allah. Tujuan kitab Mazmur selain sebagai doa, pujian dan ucapan syukur tapi juga sebagai pengajaran bagi umat untuk tetap percaya kepada Tuhan Allah dalam kondisi apapun juga. Yesus Kristus mengutip Mazmur saat berkhotbah di bukit “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” ( Mat 5:5 band. Maz 37:11).
Mazmur pasal 25 : 1 – 22 adalah bagian pertama kitab Mazmur (psl 1- 41) yang disebut Mazmur Daud yang berisi doa ratapan, pengakuan dosa, permohonan pemulihan disertai pengakuan tentang Tuhan Allah yang dengan hikmat-Nya menuntun, memberkati orang yang takut kepada-Nya. Daud berada dalam situasi sulit, batinnya tertekan berhadapan dengan para musuh yang sangat membencinya (ayat 2,19). Secara jujur Daud terbuka kepada Tuhan Allah bahwa ia sebatang kara dan tertindas, artinya ia kesepian dan menderita. (ayat 16) Ia merasa tidak nyaman, malu, tersisih digambarkan dengan hati yang sesak ( ayat 17 ). Ia mengungkapkan dalam kesadaran bahwa sengsara dan kesukaran hidup yang dialaminya adalah karena dosa (ayat 7,11,18). Daud mengakui dosa masa mudanya (2 Sam 12:9,10).
Ayat 3 menggambarkan tentang kondisi umat Tuhan yang terbuang akibat perbuatan mereka yang berkhianat dengan tidak mengindahkan petunjuk dan perintah-Nya. Keadaan ini mendatangkan rasa malu yang mendalam.
Dalam kondisi yang sangat sulit, Daud dengan keyakinan yang sungguh kepada Tuhan Allah, merendahkan diri dan mencari-Nya dalam doa dan permohonan. Ungkapan dalam ayat 1 dan 2 “Kepada-Mu ya Tuhan, kuangkat jiwaku”, “kepada-Mu aku percaya” adalah pernyataan iman yang kokoh. Ia berharap penderitaan yang dialaminya tidak akan membuatnya jatuh dan menjauh dari-Nya. Ia sadar bahwa apa yang dimiliknya bisa lenyap, tapi hidupnya menjadi bermakna jika sungguh-sungguh berharap dan mengarahkan seluruh perhatian hanya kepada-Nya. Ia yakin Tuhan Allah tidak akan mempermalukan orang yang percaya, sebaliknya yang berkhianat akan dipermalukan.(ayat 3 )
Ayat 4-11 disaksikan bagaimana pengalaman hidup bersama Tuhan Allah, di mana jalan-Nya itu adalah kasih setia dan kebenaran yang memberikan pengampunan. Daud dengan penuh kerendahan hati mengaku dosanya dan berani memohon pengampunan dari Tuhan Allah. Dosa menjadi penghalang untuk mengenal, mendekat dan memahami jalan-Nya.
Orang yang takut akan Tuhan anak cucunya akan mewarisi bumi. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang sungguh mengenal-Nya secara pribadi, memahami dan melakukan kehendak-Nya agar tidak tersesat ( band. Ams 3 : 5-7 ). Artinya orang yang mau memberi diri dengan bersedia menerima pengajaran dari Tuhan Allah. Kepadanya dijanjikan kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi atau mewarisi tanah. Bagi orang Israel, janji itu menyangkut negeri sebagai tempat kebahagiaan yang memberikan rasa nyaman, aman, sejahtera lahir dan batin yang tidak dinikmati oleh orang fasik ( psl 37:9,29).
Ayat 15-22, Daud menanti dengan sabar pertolongan Tuhan Allah dengan terus menjaga integritas diri; mengedepankan keterbukaan, kejujuran dan ketulusan.
Makna dan Implikasi Firman
- Di tengah pergumulan yang berat, tertekan dan kesepian, maka yang harus dilakukan orang percaya adalah bergantung penuh kepada Tuhan Allah dalam doa yang sungguh, rajin membaca dan memahami serta melakukan firman-Nya. Dengan doa kita merendahkan diri dan bersedia untuk dididik, dituntun oleh firman-Nya untuk mengenal dengan benar jalan-Nya. Dialah Tuhan Allah yang penuh rahmat dan belas kasihan, yang peduli, setia membimbing dan berkuasa menyelamatkan umat-Nya. Sebagaimana Yesus Kristus saat menghadapi pergumulan yang berat, Dia berdoa di Taman Getsemani dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Bapa-Nya. (Matius 26 :39 )
- Mewarisi iman tidak kalah penting dengan menerima warisan tanah atau harta benda lainnya. Karena mewariskan iman yang benar kepada anak cucu adalah sesuatu yang sangat mendasar untuk menikmati kebahagiaan. Jangan sampai terjebak memfokuskan kebahagiaan pada harta, jabatan dan kehormatan diri.
- Takut akan Tuhan ditandai dengan hidup menurut firman-Nya. Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab sebagai sumber ajaran yang benar, yang terus menerus harus ditanamkan dalam benak dan hati anak cucu. Betapa bahagianya kita jika diperkenankan menyaksikan anak cucu/generasi ke generasi menikmati kebahagiaan di dalam kasih-Nya. Karena itu pewarisan firman Tuhan kepada anak cucu akan menghindari persengketaan.
- Orang tua bertanggung jawab memperkenalkan pengajaran yang benar kepada anak cucu agar menjadi orang yang takut akan Tuhan, sehingga mewarisi iman dan bumi. Sebagaimana juga yang disaksikan dalam Timotius 1:5; tentang Timotius yang hidup takut akan Tuhan, mengenal firman Tuhan karena didikkan dari neneknya Lois dan ibunya Eunike.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa yang dimaksud pernyataan pemazmur dalam Mazmur 25:1-22 “Orang yang takut akan Tuhan anak cucunya akan mewarisi bumi/tanah”?
- Mengapa persoalan warisan sering menjadi sengketa dalam keluarga?
- Bagaimana peran Gereja dan keluarga menjadikan Alkitab sebagai dasar pengajaran agar umat Tuhan, hidup takut akan Tuhan ?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 112:1
POKOK-POKOK DOA
- Agar keluarga menghadirkan kehidupan yang damai sejahtera penuh kebahagiaan menurut jalan firman Tuhan, di dalamnya mengantisipasi persengketaan tanah.
- Program bersama pemerintah dan gereja menghadirkan masyarakat aman damai dan sejahtera, menjaga kasih persaudaraan di tengah-tengah berbagai kemelut hidup.
- Menjadikan Alkitab yang adalah firman Tuhan sebagai pokok pengajaran dalam keluarga .
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: K.J. No. 21 Hari Minggu Hari Yang mulia
Ses Doa Pembukaan : NKB No.129 Indah Mulia Bahagia Penuh
Ses Pengakuan Dosa : K.J. No 30a Angin ribut Menyerang
Ses Pengampunan: PKJ No.239 Perubahan Besar
Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No 59 Bersabdalah Tuhan
Persembahan : KJ No.293 Tuhan, Betapa Banyaknya
Nyanyian Penutup: KJ No.392 ‘Ku Berbahagia”
ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.