ALASAN PEMILIHAN TEMA
Kehadiran pemimpin yang disebut pelayan masyarakat dan jemaat atau pelayan Tuhan menjadi pusat perhatian. Bagaikan di sebuah kotak kaca, dari berbagai sudut tidak terlepas dari penglihatan dan pantauan orang. Bahkan ada rasa ingin tahu yang sangat besar dari banyak orang tentangnya. Mereka ingin melihat tentang cara hidupnya sehari-hari dan berbagai keputusannya dalam menyelesaikan masalah. Untuk itu pemimpin yang baik tidak hanya sekedar mempunyai kemampuan dalam berbicara, memiliki pengetahuan, tetapi juga berperilaku yang dapat diteladani. Jadi masyarakat dan jemaat membutuhkan pemimpin yang dapat diteladani karena berkarakter dan berintegritas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integritas diartikan: mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh atau kejujuran. Artinya antara perkataan dan perbuatan tidak bertentangan, apa yang diucapkan itu yang dilakukan. Pemimpin hipokrit yang mengabaikan integritas menjadi tantangan saat ini, baik dalam gereja maupun masyarakat. Oleh karena itu tema perenungan pada minggu yang berjalan ini adalah “Integritas Hamba Allah”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Daniel tergolong kitab nabi-nabi dalam Perjanjian Lama, ditulis sekitar 536-530 SM. Daniel, yang namanya berarti “Allah adalah Hakim(ku),” adalah tokoh utama dan penulis kitab ini. Daniel bukan hanya dinyatakan secara tegas dalam Daniel 12:4, tetapi juga tersirat dalam banyak petunjuk riwayat hidupnya sendiri dalam pasal 7-12 .
Kitab Daniel mencatat berbagai peristiwa dari penyerbuan pertama Nebukadnezar ke Yerusalem (tahun 605 SM) hingga tahun ketiga pemerintahan Koresy (tahun 536 SM). Jadi latar belakang sejarah kitab Daniel ialah dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun yang dinubuatkan oleh Yeremia. Daniel adalah seorang remaja ketika peristiwa dalam pasal 1 terjadi dan sudah mencapai akhir usia 80-an ketika menerima berbagai penglihatan dalam pasal 9 – 12. Mungkin ia hidup sampai sekitar tahun 530 SM, dan menyelesaikan kitab ini dalam usia lanjutnya (bdk. Yohanes dan kitab Wahyu).
Daniel 3:1-30 Menceriterakan kisah sisi kesombongan Nebukadnezar yang menuntut penyembahan patung dirinya sebagai sarana meningkatkan kesetiaan kepada dirinya.
Ayat 1-8, Penahbisan patung emas dan perintah untuk menyembah patung emas itu. Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta didirikan di dataran Dura di wilayah Babel. 1 (satu) hasta adalah 45,72 cm atau 0,4572 m, jika dikali 60 hasta maka tinggi patung emas itu 27,432 m dan lebarnya 2,7432 m. Raja menahbiskan patung emas dengan mengundang wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah. Penahbisan ditandai dengan penyembahan patung sebagai titah raja kepada segala bangsa, suku bangsa dan bahasa. Ketika mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan dan berbagai jenis bunyian maka haruslah semua sujud menyembah patung itu. Siapa yang tidak melakukannya seketika itu juga dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Ayat 9 – 21, Laporan orang Khasdim dan kemarahan Raja Nebudkanezar. Raja Nebudkanezar tersulut emosi akibat beberapa orang Kasdim tampil di hadapan raja, menuduh orang Yahudi tidak mengindahkan titah raja dengan tidak sujud menyembah ketika mendengar bunyi-bunyian. Sadrakh, Mesakh dan Abednego diperhadapkan pada raja lalu mengulang titahnya. Namun Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
Ayat 22 – 27, Kuasa Tuhan Allah diinyatakan kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka tidak binasa dalam perapian yang menyala-nyala itu. Dalam keadaan teriikat ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. Tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dalam perapian yang menyala-nyala terlihat berjalan-jalan dengan bebas dan tampak ada empat orang. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Raja Nebukadnezar sangat terkejut lalu mendekati pintu perapian dan berkata: “Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!” Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah bahkan bau kebakaran tidak tercium.
Ayat 28- 30. Nebudkadnezar memuji Allah orang Yahudi dan mengeluarkan perintah baru, menghukum bagi yang menghinakan Allah orang Yahudi. Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.” Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
Kesetiaan kepada Tuhan Allah pada awalnya seperti sebuah ancaman, tetapi pada akhirnya menjadi jalan masuk untuk kuasa Tuhan Allah dinyatakan dan akhirnya orang-orang diajak menyembah Tuhan Allah yang berkuasa.
Makna dan Implikasi Firman
- Berhadapan dengan kekuasaan yang tidak takut akan Tuhan Allah merupakan tantangan tersendiri dalam menyatakan kesetiaan iman kepada-Nya. Kesukaran mungkin akan dialami, tetapi orang-orang yang tetap setia kepada Tuhan Allah akan dijaga dan dibela-Nya.
- Orang-orang yang tidak takut dengan ancaman kebinasaan dan kehilangan jabatan karena memilih taat kepada Tuhan Allah pasti akan menghadapi kendala. Tantangan akan datang dari orang-orang yang menolak taat kepada Tuhan Allah. Mereka tidak suka dengan cara hidup orang yang memiliki integritas dan berusaha mencari cela untuk menjatuhkan. Namun janganlah takut karena Tuhan Allah penuh kuasa akan bertindak.
- Keadaan akan menjadi terbalik, orang yang berbuat jahat tidak akan lolos dari kejahatan dan mendapat hukuman. Pekerjaan Tuhan Allah yang ajaib menyadarkan para penentu kebijakan dan para penguasa untuk berbalik menyerukan mengikuti jalan-Nya.
- Jangan takut memiliki cara hidup yang berintegitas, sekalipun akan menghadapi tantangan dan kesukaran, karena setelah melewati ujian iman yang luar biasa dahsyat, maka kemenangan yang bersumber pada Tuhan Allah akan dinyatakan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang “Integritas Hamba Tuhan” berdasarkan Daniel 3: 1-30?
- Mengapa pemimpin (orang percaya) sulit memiliki integritas dalam kehidupannya? Jelaskan alasannya dan apa solusinya?
- Bagaimana upaya keluarga, gereja dan bangsa melahirkan generasi yang memiliki integritas?
POKOK – POKOK DOA
- Tuhan menolong para pelayan khusus agar memiliki integritas dalam melaksanakan tugas pelayanan.
- Tuhan mengaruniakan hikmat dan ketabahan kepada gereja dalam menghadapi berbagai tantangan yang datang dari dalam dan luar.
- Tuhan menyatakan kuasa-Nya di tengah gereja yang sedang ditekan dan dalam perundungan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN : HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Kemuliaan Bagi Allah: NNBT. No. 1 Pujilah Dia, Pujilah Dia
Doa Penyembahan: PKJ. No. 12 Kami Muliakan namaMu
Pengakuan Dosa: NKB No. 13 O, Allahku, Jenguklah Diriku
Janji Anugerah Allah: NKI 229. Ajaib Anugerah Yesus
Puji-Pujian: KJ. No. 14 Muliakan Tuhan Allah
Pembacaan Alkitab: KJ. No. 51 Kitab Suci, Hartaku
Persembahan: KJ. No. 450 Hidup Kita Yang Benar
Penutup: NKB. No. 213 Kita Sudah Ditebus OlehNya
ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.