Belajar dari Pengalaman Hidup
Hagai 1:5-6
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Dengan demikian, orang yang sadar dan mau belajar dari pengalaman akan selalu memotivasi dirinya untuk tidak mengulangi kesalahan dan mau bertindak dengan cara yang lebih baik dari waktu ke waktu. Amat berbeda halnya dengan orang Israel di masa nabi Hagai. Mereka tidak mau belajar dari keadaan atau kejadian yang terjadi sebelumnya.
Seperti perkataan Hagai “kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang di taruh dalam pundi-pundi yang berlobang!” Semua itu tidak menyadarkan mereka bahwa ada yang salah atau keliru dari cara hidupnya. Pekerjaan dan pencarian mereka tidak diberkati dan hasil kerja keras tidak dinikmati karena mengabaikan hal yang pokok yaitu Rumah Tuhan. Padahal Rumah Tuhan adalah simbol kehadiran Allah bagi Israel. Tempat dimana Tuhan dimuliakan dan perintah-perintah-Nya diberitakan.
Perenungan ini mengajarkan kita agar mau belajar dari pengalaman atau kejadian di sekitar keluarga kita. Bila pengalaman-pengalaman itu baik dan mendatangkan berkat, lakukanlah! Tapi bila pengalaman-pengalaman itu mendatangkan celaka serta menjauhkan berkat, tinggalkanlah itu! Setiap orang percaya mesti bijaksana menghadapi berbagai kejadian dan pengalaman yang terjadi dalam kehidupan ini. Amin.Doa:Ya Tuhan, karuniakanlah kami kebijaksanaan-Mu, supaya kami dapat belajar dari pengalaman atau kejadian yang terjadi di sekitar kami. Amin.