Ciptakan Harmoni dalam Keragaman
Mikha 4:11
Pernahkah kita mengalami pengeroyokan? Artinya, dimana kita dijadikan sebagai sasaran cemoohan dan fitnah? Bagaimana jika hidup beriman kita dikeroyok oleh orang-orang yang juga beriman? Di negeri kita keadaan ini terus menerus bukan lagi sebagai issue melainkan kenyataan yang menjadi pemandangan biasa setiap waktu. Setiap orang beragama merasa agama-nya yang paling benar dan sempurna sehingga agama yang lain keliru dan sesat. Silang saling pendapat kadang berujung pada sentimen yang berakhir pada kericuhan dan perlakuan kekerasan. Kita merasa aneh bahwa atas nama kebenaran, Tuhan dan Iman lalu kita saling fitnah dan saling melukai bahkan sampai membunuh. Dimana kewarasan beragama kita yang telah mengubah iman menjadi monster?
Bacaan hari ini Mikha 4 :11 menyebutkan bahwa pusat kendali agama dan kekuasaan pemerintahan Israel zaman Mikha ada di Sion yang dikeroyok, dihinakan dan dihancurkan oleh koalisi bangsa-bangsa yang cemburu dengan kemegahannya. Sion dan kaumnya pasrah berserah, mencari alternatif lebih konstruktif yaitu hening dan diam dalam pengeroyokan. Cara dan sikap mereka memberi inspirasi bagi kita bahwa saat fundamentalisme berkarya dalam pikiran kita alternatif konstruktifnya adalah hening atau teduh dalam iman.
Sebagai keluarga Kristen, Tuhan mau kita kuat meredam konflik sambil menemukan solusi paling konstruktif untuk membangun kehidupan tanpa kekerasan dan menemukan jembatan untuk membangun kehidupan harmonis untuk saling menerima dan mengakui semua perbedaan terutama keyakinan beragama dan bergereja. Kita sebagai gereja tidak boleh menganggap ajaran dan keyakinan kita yang benar baik antar agama maupun antar denonimasi gereja. Kita meninggalkan paham radikalisme agama tetapi jernihkan pikiran dan pengetahuan kita untuk melangkah bersama dalam semua perbedaan menuju harmoni hidup. Amin.
Doa: Ya Tuhan jadikanlah kami arif dan bijaksana menyikapi berbagai paham baik politik, agama, budaya, tradisi dan modernisasi serta iptek. Ajarailah kami untuk saling menghormati perbedaan keyakinan. Amin.