TEMA BULANAN :“Pengharapan Mesianis”
TEMA MINGGUAN :Nyanyikanlah dan Ceritakanlah:“Allah adalah Raja atas Kosmos”
BACAAN ALKITAB: Mazmur 96 : 1 – 13
ALASAN PEMILIHAN TEMA:
Allah adalah Raja atas kosmos, merupakan pengakuan iman yang bersumber dari kebenaran Alkitab. Istilah kosmos sama artinya dengan jagat raya atau alam semesta. Alam semesta tidak hanya menjelaskan tempat kediaman segala jenis makhluk hidup, tetapi juga tentang adanya sistem yang teratur atau harmonis. Kekuatan alam semesta dapat menjadi sumber kehidupan, kebaikan dan kesejahteraan, tapi juga merupakan potensi yang dapat membawa kehancuran bagi segala makhluk, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, longsor dan sebagainya.
Allah adalah Raja atas kosmos, menyatakan tentang otoritas yang tertinggi terhadap alam semesta. Dari perspektif manusia, Raja atas kosmos ini menimbulkan berbagai macam pandangan dan keyakinan. Misalnya, ada pandangan bahwa bencana alam yang mengakibatkan kerusakan, kehancuran bahkan kematian merupakan inisiatif dan tindakan Allah untuk menghukum yang bersalah. Sebaliknya ada juga yang memahami bahwa hal tersebut, hanyalah merupakan fenomena alam yang diizinkan Tuhan untuk mendatangkan kebaikan, kesejahteraan dan keselamatan bagi seluruh makhluk.
Dari perspektif iman kristen, orang percaya memahami bahwa Tuhan adalah Allah Pencipta, Dialah Raja atas alam semesta yang akan datang menghakimi bumi dengan kebenaran dan keadilan. Perbuatan-Nya yang besar dan dahsyat patut diagungkan dan diceritakan.
Mengakhiri tahun 2019 ini dan memasuki tahun yang baru 2020, orang percaya terpanggil meresponi kebaikan dan kemurahan Tuhan dengan menyanyikan nyanyian baru dan menceritakan kemuliaan Tuhan dari hari ke hari. Dia adalah Raja atas kosmos, yang memelihara bumi dengan segala isinya untuk menyelamatkannya. Dengan dasar pemikiran ini maka tema minggu ini adalah Nyanyikanlah dan ceritakanlah: Allah adalah Raja atas kosmos
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur 96 ini terdapat juga dalam kitab 1 Tawarikh 16 : 23 – 33, dan termasuk dalam rangkaian Mazmur Raja. Di mana Allah dihormati sebagai Raja bagi umat-Nya. Penggunaan madah (kata-kata pujian) ini dinyanyikan dalam konteks peribadatan. Umat memuji, menyembah, meng-hormati dan memuliakan Tuhan sebagai pencipta dan penyelamat. Karya-Nya menggambarkan kedahsyatan dan keajaiban kuasa-Nya sebagai Raja dan Hakim yang adil, benar dan setia. Dialah Raja atas segala raja; Allah di atas segala allah dan Tuhan atas segala suku bangsa.
Walaupun Mazmur 96 ini, ditulis dalam periode sesudah pembuangan, namun sesungguhnya syair pujian ini sudah ada jauh sebelumnya. Raja Daud menyanyikan pujian ini (1 Tawarikh 16) sesudah ia memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Di sisi lain, terdapat bait syair yang tidak ada dalam 1 Tawarikh 16 : 23 – 33, yaitu pada ayat 1a “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN”. Adanya bait syair ini, tidak hanya menjelaskan penggunaan syair madah dalam konteks yang berbeda, namun secara teologi telah terjadi perubahan pandangan tentang Tuhan dan karya-Nya. Tuhan tidak pernah berubah, tetapi pandangan Pemazmur terhadap Tuhan yang berubah. Dia Tuhan yang selalu berkarya dari masa ke masa dan umat meresponi karya Tuhan itu sebagai sesuatu yang baru dengan nyanyian yang baru di setiap masa. (Bnd Yes 42:10, Maz 40:4, 144:9).
Konteks kitab 1 Tawarikh 16, Tabut Perjanjian atau Tabut Allah dipahami sebagai tanda kehadiran Tuhan sebagai Hakim yang adil. Peristiwa yang menyertai kehadiran Tabut Perjanjian ini (1 Samuel 5)adalah ketika Tuhan menghakimi dewa Dagon yang ada di kuilnya di Asdod. Dagon dihancurkan dengan memisahkan kepalanya dari badan dan tangannya. Di mana Tabut Tuhan dipindahkan tangan Tuhan menekan atau menghajar orang-orang di Asdod, Gat dan di Ekron dengan mendatangkan borok-borok atau luka bernanah.
Sedangkan dalam konteks Mazmur 96, Tuhan dipahami sebagai Penyelamat dan akan datang menghakimi bumi dengan adil. Yang dimaksudkan dengan yang “baru” dari madah ini merujuk pada karya Tuhan yang menyelamatkan dan bukan untuk menghakimi umat-Nya. Itulah keyakinan iman Pemazmur, yang menginspirasinya untuk menulis syair nyanyiannya, yaitu “nyanyian baru”.
Nyanyikanlah nyanyian baru, kabarkanlah keselamatan dan ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa tidak hanya bersifat undangan, namun juga seruan yang sungguh-sungguh untuk tidak dapat diabaikan oleh segenap bumi. Terlebih lagi dorongan untuk menyanyikan “nyanyian baru” terilhami atas pemahaman bahwa Tuhan Mahabesar, sangat dahsyat dan sangat terpuji.
Perubahan pandangan ini, telah membawa perubahan dalam sikap dan perilaku Pemazmur. Karya yang “baru” tersebut telah diperuntukkan bagi ‘segenap bumi’ (ayat 1).Bahwa karya keselamatan itu, dinyanyikan dan dikabarkan setiap hari (ayat 2). Kemuliaan Pribadi dan karya-Nya itu, harus menjadi cerita di antara bangsa-bangsa dan segala suku bangsa (ayat 3,7,8). Kedahsyatan kuasa-Nya, telah menying-kapkan kehampaan segala allah bangsa-bangsa (ayat 4,5). Terlebih lagi, telah memberikan inspirasi kepada umat-Nya untuk memberi kemuliaan hanya kepada Tuhan, membawa persembahan dansujud menyembah Dia dalam kekudusan, sukacita serta sorak-sorak (ayat 9,11, 12 ).Karya selamat Tuhan ini disambut sukacita oleh seluruh ciptaan-Nya. Langit dan bumi, laut serta isinya bersukacita dan bersorak-sorai. Tuhan adalah Raja atas kosmos/alam semesta ini.
Di latarbelakangi dengan konteks yang berbeda-beda, “nyanyian baru” ini adalah suatu nubuat tentang adanya “karya baru” dari Tuhan kepada umat-Nya. Karya baru itu, adalah perjanjian kasih karunia dan kebenaran yang datang dari Yesus Kristus (lihat Yohanes 1:17b). Di dalam Yesus Kristus, telah nyata karya yang “baru’ tersebut. Di hadapan TUHAN Allah, Ia telah menerima penghakiman yang adil, karena tuntutan kuasa dosa dan di hadapan manusia, Tuhan Yesus Kristus telah menjadi Penyelamat dari kuasa dosa. Ia akan datang kembali sebagai Hakim yang adil ( Bnd Matius 25:31-46, Wahyu 22:12) dan Raja di atas segala raja (1 Timotius 6:15).
Makna dan Implikasi Firman
- Perubahan pandangan Pemazmur terhadap Tuhan terjadi atas inspirasi Roh Tuhan. Itulah sebabnya nyanyian baru dalam konteks ini adalah suatu nubuat tentang perjanjian baru yang akan datang melalui dan di dalam Tuhan Yesus. Tuhan dipandangnya sebagai Penyelamat. Ia datang bukan sebagai pelaksana murka Allah, tetapi sebagai penanggung murka Allah.
- Tuhan Allah sebagai Raja atas Kosmos, tidak dipandang sebagai penghancur, tetapi sebagai Raja yang menda-tangkan kedamaian dan penyelamatan terhadap segenap umat manusia.
- Ajakan “segenap bumi” untuk menyanyikan nyanyian baru, yaitu dengan mengabarkan keselamatan Tuhan Yesus dari hari ke hari. Menceritakan kemuliaan dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib kepada segala bangsa.
- Mengakhiri tahun 2019 ini merupakan momen yang tepat untuk introspeksi dan retrospeksi diri. Sudahkah kita menyanyikan nyanyian baru atas pemeliharaan Tuhan di tahun 2019 ini? Bersediakah kita untuk menceritakan dan mengabarkan keselamatan serta perbuatan ajaib Tuhan dari hari ke hari di tahun yang baru nanti? Jika demikian, tahun yang baru dapat menjadi pokok perenungan yang menghasilkan pandangan, keyakinan dan harapan yang baru. Tetapi, perubahan yang sesungguhnya bersumber dari inspirasi Roh Kudus melalui Firman Tuhan yang disemaikan di hati setiap orang. Keyakinan iman inilah kiranya mengarahkan sikap dan perilaku kita disepanjang tahun yang Tuhan anugerahkan ini.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apakah makna dari “nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN” menurut Mazmur 96?
2. Berikan contoh contoh dalam kehidupan berjemaat dan bermasyarakat bahwa keyakinan pada Allah adalah Raja atas Kosmos?
3. Bagaimanakah cara kita untuk menceritakan kemuliaan dan perbuatan ajaib Tuhan di dalam kehidupan keseharian ?
NAS PEMBIMBING: Yohanes 3:17
POKOK-POKOK DOA:
- Karya keselamatan Yesus Kristus secara kontinuitas diberitakan kepada segala bangsa
- Perdamaian di dalam dan melalui Tuhan Yesus menjadi sumber inspirasi untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Keluarga Kristen yang terus memelihara kehidupan beriman dan keutuhan berkeluarga
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Menghadap hadirat Tuhan: NNBT No.1 Pujilah Dia, Pujilah Dia
Bersekutu dalam nama-Nya: Hormat Bagi Allah Bapa
Ungkapan Sembah : NNBT No. 4 Naikkan Doa Pada Allah
Persekutuan yang mengaku Dosa: KJ. No. 39 ‘Ku Diberi Belas Kasihan
Jaminan yang menguatkan: NKB.No 17 Agunglah Kasih Allahku
Berilah Yang Baik : KJ. 289. Tuhan Pencipta Semesta
Tembang Tekad : Benyanyialah Bagi Tuhan Hua
ATRIBUT
Warna dasar putih dengan simbol lilin dan palungan.