TEMA BULANAN : “Rumah Allah Inspirasi Perubahan”
TEMA MINGGUAN :“Rumah Allah, Inspirasi Perubahan”
BACAAN ALKITAB: Yesaya 2:1-5
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia dimana kita diami sekarang telah mengalami kemajuan dan perubahan yang signifikan melalui ketekunan para ahli ilmu pengetahuan untuk menciptakan penemuan-penemuan baru yang dipandang bermanfaat bagi manusia. Hampir setiap orang menjadi pengguna media internet yang dengan mudah dan sangat cepat mengakses seluruh informasi yang dibutuhkan.
Perubahan besar di dunia ini berdampak pada orientasi umat percaya untuk merefleksikan iman mereka terutama pada aspek persekutuan (koinonia), pemberitaan (marturia) dan pelayanan (diakonia) sebagai tugas gereja. Perkem-bangan paham bahwa gereja bukan lagi satu-satunya tempat untuk bersekutu, beribadah dan belajar tentang Firman. Manusia cenderung membangun ‘gereja internet’ yaitu fungsi rumah Tuhan telah berpindah dalam ‘tablet genggam’ yang setiap dibutuhkan selalu cepat tersedia. Tantangan ini sangat besar dan perlu solusi terhadap pergeseran perubahan paradigma berpikir tentang fungsi ‘rumah Tuhan’ (gereja) bagi kepentingan pertumbuhan iman warga gereja. Rumah Tuhan harus berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak disalah-gunakan demi kepentingan tertentu yang merusak struktur pengajaran imannya kepada Kristus.
Setiap orang melakukan perubahan dan pembaharuan kehidupan beriman menghadapi lonjakan-lonjakan peru-bahan dunia yang membawa dampak negatif bagi pertum-buhan sikap spiritualitas umat Tuhan. Karena itu dengan alasan tersebut di atas maka tema minggu ini adalah “Rumah Allah Inspirasi Perubahan”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yesaya menerima panggilan Allah menjadi seorang nabi di bait Allah, di Yerusalem tahun 740 SM, dan ia menjalankan profesinya sebagai seorang nabi Allah selama 40 tahun. Ia mengetahui banyak tentang seluk beluk istana dan kegiatan-kegiatan kerohanian di dalam ‘rumah Tuhan’ yang dibangun Salomo di bukit Sion (Moria). Nabi menasehatkan raja Ahas yang masih muda untuk tidak mengobarkan perang melawan negeri Asyur akibat buruknya kemampuan politiknya bukan dari TUHAN. Ia tidak saja bernubuat tentang kehancuran negerinya Israel Selatan dan Utara tetapi juga menasehatkan kerajaan di Utara (Samaria) yang terlena akibat kemakmuran ekonomi yang dampaknya merusak ahlak dan moral serta kehidupan spiritual.
Ajakan nabi Yesaya kepada Israel seluruhnya untuk menetapkan langkah pada jalan terang ke rumah Allah, rumah pengajaran sebab arahnya jelas dan perubahan kehidupan masyarakat Israel pun terang benderang di masa yang akan datang. Nubuat ini pasti akurat karena didasarkan atas fakta kehidupan sosial yang sedang berlangsung dalam kehidupan mereka. Nubuat ini berakar pada ‘firman yang dinyatakan’ (ay.1) artinya bahwa nabi memberitahukan rencana TUHAN terhadap masa mendatang nasib bangsa ini tentang sebuah perubahan besar bagi umat Allah yang dimulai dengan perubahan tingkah laku dengan bertumpu pada ketaatan dan kesetiaan iman yang benar kepada Allah.
Dengan tegas dan gamblang nabi menyerukan kembali tentang kehadiran rumah TUHAN yang telah diabaikan oleh umat-Nya. Rumah TUHAN terus berdiri tegak di hulu gunung-gunung merupakan simbolisasi dari fisik rumah Ilahi yang tidak dapat tersembunyi atau disembunyikan eksistensinya. Rumah TUHAN adalah tanda kehadiran TUHAN yang menginspirasi semua orang yang datang dan mendengarkan Dia dengan setia dan tekun (ay.2) Bagi Yesaya, ada usaha manusia untuk mengaburkan fungsi rumah TUHAN melalui ketidak-pedulian, kemalasan dan masa bodoh maka dengan sengaja mereka menempatkan rumah TUHAN yang kelihatan itu pada tempat paling rendah dalam kehidupan mereka sekaligus mengabaikan TUHAN. Atau sebaliknya, tempat itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya melainkan dimanfaatkan untuk kepentingan slogan politik dan percaturan segelintir orang. Semua usaha itu akan merugikan diri mereka sendiri sebab mereka akan menjadi generasi terabaikan dalam arak-arakan berbagai bangsa dengan rombongan besar (berduyun-duyun) ke sana. Nubuat tentang rumah TUHAN yang dibutuhkan bukan hanya Israel tetapi masyarakat bangsa-bangsa di masa depan.
Bagi Yesaya, salah satu aspek penting dalam kegiatan liturgis di rumah TUHAN adalah pengajaran (Ibr: Thorah) yaitu mendengar, merenungkan (menafsirkan) ucapan-ucapan firman dalam konteks kehidupan mereka sebagai ‘jalan-jalan Allah’ lalu sungguh-sungguh umat itu akan menerapkan firman itu dalam situasi kehidupan, seperti pengakuan mereka: ‘supaya kita berjalan menempuhnya’ (ay.3). Yesaya menyadari suasana krisis pengajaran iman di luar rumah TUHAN telah menjerumuskan banyak generasi umat TUHAN pada jalan yang salah. Tradisi pengajaran harus terus diwariskan sebagai usaha menghormati Allah yang selalu mau berbicara dan memperlengkapi umat-Nya supaya senantiasa hidup dalam perubahan dengan cara hidup yang positif.
Perubahan signifikan dapat terjadi dalam kehidupan masyarakat yang memfungsikan rumah TUHAN sebagai inspirasi perubahan. Dari suasana perang, permusuhan dan kekerasan menjadi damai, harmonis dan kehidupan kondusif serta produktif. Gambaran itu jelas diucapkan oleh nabi Yesaya: ‘mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa dan mereka tidak akan lagi belajar perang’ (ay.4). Bagi Yesaya betapa pentingnya peranan sentral rumah TUHAN bagi sebuah perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat. Karena itu semua bentuk kejahatan masif dan terstruktur dalam kehidupan masyarakat adalah perbuatan orang-orang yang tidak mencintai dan menghormati rumah TUHAN seperti kepada TUHAN sendiri. Mereka biang semua kerusakan di bumi ini dan TUHAN akan menjadi hakim dan wasit terhadap semua pelaku kejahatan.
Makna dan Implikasi Firman
Rumah Tuhan dalam nubuatan Yesaya pada Perjanjian Lama adalah (Yun.: ekklesia) atau gereja dalam Perjanjian Baru. TUHAN Yesus adalah Kepala Gereja yang terus berfirman kepada semua orang dari zaman ke zaman dan menginspirasi bangsa-bangsa untuk melakukan perubahan-perubahan besar dalam masyarakat sejalan dengan kehendak Kristus. Kemajuan zaman sering melemahkan warga gereja pada aspek persekutuan (koinonia) yakni mengabaikan panggilan dalam mewujudkan kebersamaan. Peran aktif persekutuan menjadi lemah, retaknya persekutuan membawa dampak serius pada tidak tercapainya tujuan-tujuan bersama karena kita rawan pecah dan tercerai-berai. Faktor-faktor penghambat inilah yang harus dibicarakan dan disadari secara bersama melalui pendalaman dan refleksi firman TUHAN sebagai inspirasi perubahan. Rasul Yohanes berkata: ‘Apa yang telah kami lihat dan dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak–Nya, Yesus Kristus’ (1 Yoh.1:3).
Demikian halnya aspek kesaksian (marturia) merupakan tugas semua orang percaya untuk saling membimbing dan mendewasakan warga gereja supaya diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (band 2 Tim 3:15-17) sehingga mampu menjadi saksi injil di tengah lingkungan masyarakat luas melalui pemberitaan firman, pembinaan, pendidikan dan pengajaran bagi semua warga gereja. Gereja juga harus menyadari fungsi profetiknya yakni sebagai nabi yang memberitakan firman TUHAN dalam keteladanan Kristus sehingga menjadi garam dan terang (Mat.5:13-14) bagi perubahan-perubahan besar mulai dari rumah TUHAN atau gereja.
Dalam hal pelayanan (diakonia) gereja sungguh-sungguh menyadari fungsinya untuk melayani dengan tulus terutama bagi kebutuhan-kebutuhan dasar setiap orang seperti kebutuhan biologis (nutrisi, air, oksigen); kebutuhan psikologis (pujian, perhatian, pengajaran); kebutuhan sosial (komunikasi dan interaksi, konseling dan bimbingan) dan budaya serta spiritual. Semua itu bukan melulu tanggungjawab pemerintah tetapi juga gereja (band. Yesus memberi makan lima ribu orang dalam Matius 14; Menyembuhkan orang kusta, buta, lumpuh). Kepedulian kasih adalah perbuatan ajaib Kristus melalui karya Gereja yang menginspirasi banyak orang untuk hidup dalam tindakan kasih yang nyata.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Bagaimana pendapat saudara tentang Rumah TUHAN, inspirasi perubahan menurut kitab Yesaya 2:1-5?
- Pokok-pokok penting apakah yang menghambat gereja menjalankan tugas panggilannya yaitu pada aspek persekutuan, kesaksian dan pelayanan?
- Apa sikap dan peran gereja dalam proses politik pemilihan kepala daerah dihubungkan dengan kesaksian (marturia) gereja?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 27:4
POKOK-POKOK DOA:
- Setiap warga gereja menjadikan gereja sebagai inspirasi kehidupan melalui ketaatan bersekutu dan belajar firman.
- Tugas panggilan gereja yang semakin dilemahkan oleh roh-roh duniawi.
- Memohon pertolongan Roh Kudus untuk terus membaharui gereja dalam partisipasinya bagi kehidupan bangsa dan negara terutama menyangkut isue politik demokrasi terhadap pelaksanaan pemilihan kepala daerah.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: NNBT No.7 Mari, Puji Tuhan Yesus
Ses. Nas Pembimbing: Klik 91 Satu Hal Telah Kuminta
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT No. 10 Ya, Tuhan Yang Kudus
Ses. Pemberitaan Anugerah Allah: KJ. No. 293 Puji Yesus
Ses. Hukum Tuhan: KJ.No. 252 Batu Penjuru Gereja
Ses. Pembacaan Alkitab: KJ.No. 54 Tak Kita Menyerahkan
Persembahan : KJ.No. 417 Serahkan Pada Tuhan
Nyanyian Penutup: KJ.No. 341 Kuasa-Mu Dan Nama-Mulah
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang.