PEMBACAAN ALKITAB: MARKUS 14:32-42
Terpujilah Tuhan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja, Juruselamat dan Tuhan dunia, yang telah menghentar Gereja-Nya GMIM untuk memasuki dan merayakan Minggu-Minggu Sengsara ini. Saya sungguh meyakini atas kasih sayang dan perlindungan-Nya, Gereja-Gereja di dunia ini juga dihentar oleh Yesus Kristus untuk merayakan Minggu-Minggu Sengsara, supaya di Minggu-Minggu Sengsara ini kita diperlengkapi dan dilayakkan nanti untuk makan roti dan minum anggur dalam suatu perayaan Perjamuan Kudus di Jumat Agung yang akan datang.
Belajar dari firman Tuhan yang saya telah bacakan tadi dalam kitab kudus Perjanjian Baru, menurut Injil Markus pasal 14:32-42, kita diingatkan tentang bagaimana merefleksikan “The Power of Prayer”, tentang kuasa daripada doa. Di dalam doa ini di Taman Getsemani, Tuhan Yesus memberikan pengajaran dan sekaligus mendemonstrasikan tentang bagaimana kita harus berdoa; dimana kita harus berdoa; kapan kita harus berdoa; dan bagaimana isi atau contents (bunyi) dari doa yang kita sampaikan. Juga kita di bagian pembacaan Alkitab ini, diingatkan tentang berbagai hal yang menghalangi ketika kita sedang berdoa.
Saya sungguh percaya melalui teks ini, melalui naskah ini, di Minggu Sengsara yang keempat ini, kita semua diberikan kemampuan untuk merefleksikan ini dan sekaligus refleksi-refleksi kita ini, tidak hanya refleksi-refleksi Teologis Alkitabiah, tapi juga refleksi-refleksi Empirik sesuai dengan konteks yang ada saat ini. Saat ini kita berada dalam konteks dimana wabah COVID-19 ini sementara menyerang masyarakat dunia ini. Saya sungguh merindukan supaya GMIM bersama dengan Pemerintah, kita ambil bagian untuk dapat menghentikan penyebaran COVID-19 ini. Saya juga mengajak saudara-saudara sebagaimana bagian pembacaan ini, Yesus dan murid-murid-Nya datang berdoa dan Yesus menyendiri untuk berdoa.
Menghayati pembacaan Markus 14:32-42 ini, saya mengingatkan bahwa pengalaman murid-murid bersama dengan Tuhan Yesus di Taman Getsemani, Yesus menyendiri dan berdoa. Dan isi doa-Nya ialah tidak hanya mendoakan murid-murid-Nya tetapi mendoakan dunia ini. Dalam doa ini, kita lihat bagaimana Yesus menciptakan suatu Social Distancing dengan murid-murid-Nya supaya Dia berdoa, fokus, Dia berdoa betul-betul ada konsentrasi, Dia berdoa secara pribadi supaya betul-betul terjadi suatu mujizat yang besar dalam kehidupan pelayanan-Nya dan murid-murid-Nya.
Saya mengingatkan kepada warga GMIM supaya di beberapa hari ke depan ini dengan kondisi yang sangat krusial yaitu COVID-19 ini, kita betul-betul memberi waktu untuk berdoa, sekaligus kita memberi waktu untuk mentaati apa yang disampaikan oleh Pemerintah dan Gereja tentang Social Distancing. Menjaga jarak, dan ini merupakan juga refleksi iman daripada GMIM. Sambil kita menghayati bagian pembacaan ini, kita merealisasikannya, kita mengkonkritisasikannya melalui belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah dari rumah. Sebab di rumah inilah kita semua diberikan kekuatan dan kemampuan dalam doa dan puasa. Dari rumah inilah juga kita dilatih bagaimana untuk belajar, dari rumah ini juga kita dilatih bagaimana untuk bekerja, dari rumah inilah kita dilatih bagaimana untuk mengasihi, bagaimana untuk mengampuni, bagaimana untuk menghormati orang tua, bagaimana untuk mencintai Gereja dan tidak akan meninggalkan Gereja ini apapun alasannya dan bagaimana kita mencintai Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai firman Allah yang tertulis dan bagaimana dari rumah ini kita mampu hidup dalam satu faith community (komunitas iman), kakak beradik orang tua supaya dari rumah inilah betul-betul kita dapat ambil bagian dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini.
Saya sungguh percaya di Minggu-Minggu Sengsara ini kita semua bersama-sama sebagai GMIM memohon pengasihan, kemurahan, kasih sayang TUHAN, sehingga kita di Minggu-Minggu Sengsara ini sungguh-sungguh diperlengkapi dan dilayakkan untuk ambil bagian nanti dalam perayaan Perjamuan Kudus, makan roti dan minum anggur bersama-sama di Jumat Agung. Tuhan Yesus menolong kita semua, menguatkan kita semua, sehingga kita betul-betul menikmati pemeliharaan dan perlindungan TUHAN dari sekarang ini sampai selama-lamanya. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.