Pekabaran Injil adalah Tugas Bersama
Sejak peristiwa ketuangan Roh Kudus di Yerusalem pada perayaan hari Pentakosta, maka pekabaran Injil telah dimulai pada saat itu. Namun waktu-waktu yang berlalu dalam kerja Pemberitaan Injil, semuanya masih terkungkung dalam fana-tisme keyahudian, terutama dalam hal tradisi makanan halal dan haram serta sunat sehingga Injil bergerak hanya di Yerusalem saja.
Kemudian ketika Paulus dipakai oleh Tuhan Yesus men-jadi rasul-Nya, maka babak baru dalam aktivitas Pekabaran Injil dimulai, sebab melalui Paulus Injil tersebar menjadi kabar Keselamatan di luar Yerusalem, bahkan di luar tanah Israel dan menjadi milik bangsa-bangsa lain yang bukan Yahudi. Dengan demikian, kehadiran rasul Paulus telah membuka cakrawala berpikir para rasul, yaitu Injil bukan hanya milik bangsa Yahudi, tapi juga seluruh bangsa dan harus dilakukan secara bersama-sama oleh para Rasul. Rasul Petrus maupun rasul Paulus yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi. Keduanya dipakai oleh Tuhan untuk menjadi berkat melalui pekerjaan pemberitaan Injil kepada seluruh bangsa (Kisah para Rasul 1:8). Mereka menyadari bahwa tugas memberitakan Injil semata-mata hanyalah karena kasih dan kemurahan Tuhan, dan bukan karena kemampuan yang ada di dalam diri mereka sebagai rasul.
Sebagai orang percaya dipanggil untuk melaksanakan tugas memberitakan Injil. Tentu dalam hal ini kita tidak harus mencari ujung bumi mana yang akan kita tujui, melainkan melalui doa dan topangan dana bermisi GMIM sehingga kita telah turut ikut dalam kebersamaan memberitakan Injil Yesus Kristus. Amin.
Doa: Ya Tuhan, Engkaulah kekuatan kami untuk melayani Engkau. Ajarilah kami untuk mengambil bagian dalam mem-beritakan Injil-Mu. Amin.