Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Seorang Profesor bernama Wystan Hugh Auden asal Amerika yang pernah mengajar di Universitas Oxford pernah menyebutkan satu kalimat yang sangat bermakna soal air, yaitu There are thousands of people who can survive without the love of others, but no one can survive without water (RIBUAN MANUSIA DAPAT BERTAHAN HIDUP TANPA CINTA DARI ORANG LAIN, TAPI TAK SEORANG PUN DAPAT BERTAHAN HIDUP TANPA AIR). Kalimat ini memberi satu makna yang luar biasa, yaitu air adalah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Bagian firman Tuhan di sepanjang minggu ini dalam kitab Injil Yohanes 4:1-21 menjelaskan soal percakapan Yesus dengan seorang perempuan Samaria. Ini adalah satu bagian perikop dalam kitab Injil Yohanes yang memiliki tujuan sebagaimana dijelaskan dalam pasal 20:31 Supaya kamu percaya bahwa Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Selain itu, Kitab Yohanes ini juga memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan kitab-kitab Injil lainnya, yaitu Kristologi yang disajikan dalam Kitab Yohanes adalah Kristologi fungsionalis (fungsi-Nya sebagai Anak Allah) bukan Kristologi ontologis (asal-usul) seperti dalam kitab Injil yang lain.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, khusus dalam bagian perikop ini kita dapat melihat tentang kisah perjalanan penginjilan Yesus dari daerah Yudea menuju Galilea. Biasanya rute yang dipilih oleh orang-orang Yahudi yaitu mereka tidak mau melintasi daerah Samaria, dan mereka lebih memilih rute lainnya walaupun lebih jauh. Hal ini dikarenakan pada abad ke 8 SM Israel yang dikepung dan dikuasai oleh Asyur membuat suatu kebijakan politik dengan menempatkan orang-orang Samaria dengan orang-orang kafir, sehingga secara otomatis mulai terjadi kawin campur.
Hal inilah yang membuat orang-orang Yahudi menjustifikasi orang-orang Samaria adalah najis karena sudah terjadi kawin campur dengan orang-orang kafir, dan mereka juga sudah hidup dalam penyembahan pada berhala-berhala (2 Raj 17:24-31). Tapi, dalam situasi inilah kita dapat melihat suatu proses misi yang sangat luar biasa menyentuh dan bermakna bagi orang-orang Samaria yang dianggap sebagai bangsa kafir. Lewat percakapan dengan seorang perempuan Samaria menjadi proses penting ada banyak orang Samaria juga menjadi percaya. Percakapan tersebut dimulai kalimat dari Yesus dalam ayat 7 … kata Yesus kepadanya: Berilah Aku minum (λέγει αὐτῇ ὁ Iēsous Δός μοι πεῖν : legei aute ho Iesous dos moi pein). Dari sini terlihat jelas Yesus yang berinisiatif lebih dahulu memulai percakapan sekaligus juga mau memberi makna bahwa perempuan Samaria dan banyak orang Samaria akan menikmati kasih karunia karena inisiatif Yesus bukan karena usaha dan kehebatan mereka.
Awalnya perempuan Samaria ini belum mengerti apa maksud ucapan dari Yesus sehingga dia hanya menjawab … (ayat 3 masakan Engkau seorang Yahudi minta minum kepadaku seorang Samaria, sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria. Di sinilah momen yang tepat bagi Yesus untuk menjelaskan dan memberikan air yang ada pada Yesus yaitu AIR YANG KEKAL. Jadi, kita dapat melihat, bahwa dalam kitab Injil Yohanes, Yesus juga mau memberikan suatu analogi yang sangat alkitabiah, AIR SUMUR YAKUB dan AIR DARI YESUS. Air dari sumur Yakub tidak dapat memberi kepuasaan untuk selamanya tapi air dari Yesus akan memberikan kepuasan untuk selamanya/kepuasan kekal (gambaran hidup kekal).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, perempuan ini jelas sekali bukanlah perempuan yang baik, karena dia pergi menimba air pada waktu siang hari. Dalam budaya saat itu, pekerjaan menimba air biasanya dilakukan pada waktu pagi (sebelum matahari terbit) dan sore hari (menjelang matahari terbenam). Perempuan yang menimba air pada siang hari dianggap tidak sopan atau tidak beres. Itu semakin jelas terlihat dari jawaban dari perempuan tersebut kepada Yesus pada ayat 17 ketika dia mengatakan bahwa tidak mempunyai suami, kemudian langsung direspon oleh Yesus yang sudah tahu bahwa perempuan ini sebenarnya sudah punya 5 suami dan yang sekarang tinggal bersamanya bukanlah suaminya (ayat 18). Dalam bagian ini kita juga dapat melihat suatu makna yang luar biasa, yaitu perempuan ini menjadi gambaran bahwa dia berdosa/hina, tapi sekaligus juga memperlihatkan bahwa Yesus adalah Allah yang Maha tahu (Omni science).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dalam bagian firman ini kita dapat melihat suatu proses Misi yang disertai dengan pendekatan yang sangat luar biasa dari Yesus. Kita dapat melihat bahwa Yesus yang sudah tau bahwa perempuan ini moralnya rusak, tidak ada kesetiaan, bahkan kehidupan pernikahannya hancur, tapi Yesus tetap sabar dan setia untuk bercakap sekaligus menuntun perempuan tersebut pada suatu tujuan utama yaitu MENJADI PERCAYA. Oleh karena itu, Yesus mengatakan …..Percayalah kepada-Ku (ayat 21) yang juga dilanjutkan dengan suatu kalimat yang sangat alkitabiah pada ayat 26 yaitu AKULAH DIA Ἐγώ εἰμι (Ego eimi). Ini adalah kalimat yang juga menjadi salah satu ciri khas dalam Kitab Yohanes (7 perkataan Aku adalah ……6:35, 8:12, 10:9, 10:11, 11:25, 14:6, 15:11) yang menjelaskan soal keilahian Yesus atau pengakuan bahwa Dia adalah Allah itu sendiri. Sesudah itu, kita melihat bahwa perempuan Samaria ini akhirnya bukan hanya menjadi percaya, tapi ia juga dipakai secara luar biasa untuk menyebarkan Injil sehingga banyak orang Samaria juga menjadi percaya karena kesaksian dari perempuan tersebut. Itulah yang secara jelas disebutkan pada kalimat akhir perikop ini PENGAKUAN BAHWA DIA BENAR-BENAR JURUSELAMAT DUNIA.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dari bagian firman Tuhan ini memberikan motivasi yang sangat berharga bagi kita sebagai orang-orang percaya yang hidup di zaman sekarang ini, bahwa:
- Air adalah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Coba kita berefleksi sejenak, apakah pernah kita melewatkan satu hari saja dalam kehidupan kita tanpa air ? Saya yakin, tidak ada satu hari pun yang kita jalani tanpa menggunakan air, karena air adalah kebutuhan yang tak bisa tergantikan dalam hidup. Ini dapat menjadi gambaran yang penting bahwa sebagaimana kita tak bisa hidup tanpa air, maka kita juga tidak bisa hidup tanpa Tuhan Yesus karena DIA ADALAH SUMBER AIR HIDUP bahkan air yang membuat kita tidak akan pernah haus lagi. Inilah yang juga menjadi tema di minggu ini AIR KEHIDUPAN YANG MEMULIHKAN. Air hidup Yesus membawa pemulihan bagi perempuan Samaria dan banyak orang Samaria sehingga mereka tidak haus lagi, karena air hidup Yesus memliki dampak yang sangat luar biasa yaitu membawa kepada hidup kekal.
- Teladan Yesus dalam proses melaksanakan Misi memberitakan Injil. Firman ini juga secara jelas mau memberi semangat dan teladan yang sangat inspiratif bagi kita dalam memberitkan Injil. Yesus menunjukkan bahwa Dia memiliki kasih yang tidak memandang seseorang dari status ekonomi, jabatan, bahkan popularitas. Ini terlihat jelas dari sikap Yesus mau menghampiri, menjelaskan, menuntun pada jalan yang benar, dan itu dilakukan dengan sabar dan tulus. Mari torang juga yang dipercayakan sebagai pelayan-pelayan Tuhan untuk memberitakan Injil, jangan torang ja pilih-pilih kasih kalu pelayanan, jangan torang Cuma suka pigi di keluarga yang kaya, jangan torang cuma suka pimpin ibadah yang ada “sampul”, jangan torang cuma suka peduli pa orang-orang yang top/ada jabatan. Dalam hal ini kita dapat belajar bahwa PEMPIMPIN YANG PALING HEBAT DAN TEPAT UNTUK DITELADANI YAITU YESUS.
- Marilah kita menjadi alat kesaksian Tuhan lewat pekerjaan yang Tuhan percayakan pada kita masing-masing. Sebagai Petani, pekerja bangunan, sopir, ASN, pegawai swasta, pengusaha, bahkan dalam tanggung jawab di bidang pelayanan Gereja sebagai pelayan-pelayan khusus marilah kita melaksanakannya dengan baik dan penuh tanggung jawab supaya itu juga dapat menjadi berkat bagi banyak orang.Tuhan Yesus memberkati firman ini dan memberkati kita semua dalam keluarga kita masing-masing. AMIN.