Kitab Ester adalah kitab yang menuliskan sejarah bangsa Yahudi yang pernah mengalami masa yang sangat mencekam karena Haman berencana melakukan genosida kepada bangsa itu. Sekalipun dalam kitab Ester tidak menyebutkan nama Tuhan namun kuasa Tuhan bekerja bagi bangsa Yahudi yang telah menerima janji bahwa seorang Mesias akan lahir dari keturunan Yahudi. Jadi sesungguhnya Haman tidak hanya berhadapan dengan Mordekhai melainkan dengan Tuhannya Mordekhai karena pemusnahan bangsa Yahudi berarti menggagalkan rencana dan janji Tuhan bagi dunia melalui bangsa Yahudi. Peristiwa ini terjadi dizaman pemerintahan raja Ahasyweros. Babel sudah dikalahkan oleh Persia dan bangsa Yahudi sudah diijinkan untuk kembali ke Yerusalem.
Gelombang pertama yang dipimpin oleh Zerubabel dan Yosua sudah kembali, namun masih ada sebagian besar orang Yahudi yang tinggal termasuk Ester dan pamannya Mordekhai yang memilih untuk menetap di kota Susan yang merupakan ibukota Persia. Dalam pasal 4:1-17 mengisahkan Ester yang sudah menjadi ratu Persia menggantikan ratu Wasti, mendapat kabar yang merisaukan hati dari dayang-dayangnya bahwa Pamannya yang juga adalah ayah angkatnya yaitu Mordekhai berada di depan pintu gerbang istana dengan berpakaian kain kabung, sementara peraturan istana tidak mengijinkan seorang dengan pakaian kabung masuk ke dalam istana. Sepertinya titah raja Ahasyweros atas hasutan Haman untuk memusnahkan bangsa Yahudi diseluruh kerajaan Persia belum didengar oleh Ester karena Ester menyuruh dayang-dayangnya membawakan pakaian ganti kepada Mordekhai. Ester yang berada dalam istana tidak tahu kalau di luar istana Susan bangsanya sedang dalam perkabungan yang besar. Ester tidak tahu kalau bangsanya akan dimusnahkan dari bumi.
Melalui Hatah barulah Ester mengetahui kalau Bangsanya sedang berduka dan Mordekhai meminta Ester menghadap raja untuk melakukan pembelaan kepada bangsanya (Ay.5-9). Permintaan Mordekhai mengejutkan Ester karena siapapun yang menghadap raja tanpa dipanggil hukumannya adalah mati, kecuali orang yang kepadanya tongkat emas raja diulurkan yang akan hidup (ay. 11,12) sehingga Ester menyuruh Hatah menyampaikan penolakannya kepada Mordekhai. Namun jawaban Mordekhai lebih mengejutkan lagi “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa, siapa tahu mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (Ay.13.14).
jawaban Mordekhai menyadarkan Ester. Mordekhai seolah-olah berkata “Hai Ester, jangan pikir karena kau di dalam istana kau akan selamat. Ingat, kau juga orang Yahudi. Kau masuk dalam target pembinasaan ini. Kau menghadap raja tanpa dipanggil hukumannya mati, tapi tak menghadap raja pun, kau dan keluargamu juga akan mati karena kau orang Yahudi. Kalau kau tidak mau menolong kami, maka kami akan tetap mendapatkan pertolongan dari pihak lain. Lalu siapa yang tahu kalau kau diangkat menjadi ratu pada saat seperti ini”. Ester diperhadapkan dengan dua pilihan yang memiliki konsekuensi yang sama yaitu mati, dan kemudian menyampaikan jawabannya kepada Mordekhai melalui Hatah “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam,baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” (Ay.16). Lalu Mordekhai melakukan seperti yang dipesankan Ester.
Untuk menolong bangsanya Ester harus memberanikan diri menghadap raja tanpa dipanggil. Ester harus siap menghadapi apapun yang akan terjadi pada dirinya. Kalau awalnya ia menolak permintaan Mordekhai karena takut mati, sekarang ia siap mati. Menghadap raja tanpa dipanggil hukumnya adalah mati tapi bukan itu saja, ketika Ester menghadap raja untuk bangsanya, itu berarti :
Pertama, Ester akan diketahui berbohong kepada raja soal kewarganegaraannya. Karena Ester punya nama asli Hadasa (Yahudi) yang diubah menjadi Ester (Persia) karena mengikuti kontes ratu Persia. Ester juga akan dipandang sebagai isteri yang tidak menghormati suaminya karena kebohongannya itu. Masih jelas dalam ingatan Ester kalau Ratu Wasti dilengserkan karena alasan tersebut (1:20).
Kedua, Ester akan menyampaikan pembelaan bagi bangsanya itu berarti Ester akan menyatakan kalau raja telah salah dalam pengambilan keputusan tentang pemusnahan bangsa yahudi, sehingga raja harus memperbaiki kesalahannya itu. Akankah Ester selamat setelah melakukan pelanggaran itu? Ester akan selamat jika raja berkenan mengulurkan tongkat emasnya kepada Ester. Tapi peluang itu sangat kecil. Itulah sebabnya Ester berkata “Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”
Ester siap berkorban untuk kelangsungan hidup bangsanya. Seorang ratu yang awalnya menyayangkan dirinya sendiri kini rela meninggalkan zona nyaman karena melihat bangsanya yang terancam dibinasakan. Seorang ratu yang mempertaruhkan hidupnya untuk bangsanya. Ester meminta bangsanya berpuasa untuknya, mengapa? Bukan supaya Ester dimudahkan menghadap raja, bukan supaya Ester selamat, karena Ester telah nekad, kalaupun harus mati dia siap untuk mati. Puasa harus dilakukan oleh Ester dan bangsanya untuk membawa mereka menyadari bahwa ada Pihak yang lebih berkuasa dari raja untuk kelangsungan hidup mereka. Ada Pihak yang punya kuasa mengendalikan hati raja dibandingkan Ester dan mereka membutuhkan Dia. Bahwa Ester hanya menjadi perantara dari Dia untuk memberikan pertolongan kepada bangsanya. Jika Dia tidak turut bekerja akan fatal akibatnya. Jika Ester dihukum mati maka itu akan menjadi kematian bangsanya, sebab kalau raja tidak berkenan atas permintaannya maka itu akan menjadi akhir bagi semua orang yahudi yang ada di wilayah kekuasaan Persia, itu berarti termasuk saudara-saudara mereka yang telah kembali ke Yerusalem dan di sana ada Zerubabel yang menjadi garis keturunan sang Mesias terancam dibunuh (Mat.1:13).
Pengorbanan seperti yang dilakukan oleh Ester akan sangat sulit ditemukan dalam dunia modern sekarang ini. Berkorban materipun sangat sulit apalagi berkorban nyawa? Orang lebih suka mencari nyamanya masing-masing. Tak peduli dengan keadaan sekitar yang membutuhkan pertolongan. Sudah tak suka memberi pertolongan ditambah lagi punya karakter suka mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Orang-orang sering masa bodoh dengan kesusahan sesamanya, dan itu pun dilakukan orang Kristen! Haruskah orang Kristen hidup seperti itu? Sebagai orang kristen kita harus hidup dengan memperhatikan sesama kita. Kita terpanggil untuk berkorban bagi sesama kita. Kita diajarkan untuk saling mengasihi karena punya Tuhan yang Mahakasih, dan wujud mengasihi adalah sedia berkorban. Itulah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bagi kita. Tuhan Yesus telah berkorban untuk kelangsungan hidup kita. Kita yang telah menerima keselamatan itu wajib mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar dihadapan Tuhan. Ingatlah, seperti orang Yahudi yang tercancam di binasakan, kita juga adalah orang-orang yang terancam dibinasakan karena dosa-dosa kita. Tapi Tuhan Yesus mau berkorban untuk kita, supaya didalam Dia kita memperoleh keselamatan. PengorbananNya telah membawa kelangsungan hidup bagi kita semua. Amin