Perjalanan waktu yang membawa kita dalam pemaknaan Perayaan Gereja di hari Pentakosta ini. Perayaan yang dilatarbelangi oleh Hari Raya Panen orang Yahudi, lima puluh hari setelah Paskah untuk merayakan panen gandum (Im.23:15-21; Ul.16:9-11). Begitupun di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa, karena Yerusalem menjadi pusat keagamaan Yahudi dan mereka datang berkumpul untuk merayakan Hari Raya Pentakosta, suatu perayaan ziarah yang sangat penting. Dalam kitab Kisah Para Rasul juga membicarakan tentang perayaan Petakosta. Perayaan turunya Roh Kudus kepada para murid-MuridNya dan kepada orang-orang lain yang bersama dengan mereka. Roh Kudus yang memberi mereka kuasa, kekuatan, kemampuan, keberanian untuk bersaksi memberitahkan Injil dan yang membawa mereka pada pengertian yang lebih dalam tentang ajaran-ajaran Yesus.
Hal inilah juga yang kita temukan dalam perikop bacaan kita saat ini, yang diawali dengan sikap Petrus dan murid lainnya ketika ada orang-orang lain menganggap mereka yang berkumpul itu sedang mabuk oleh anggur manis, karena mereka sanggup berkata-kata dalam berbagai bahasa didunia (Kisah Para Rasul 2:4,9-11), maka dengan berani Petrus bersama murid yang lain memberi apologet dengan meluruskan bahwa mereka sedang menerima kuasa melalui pencurahan Roh Kudus dan Roh Kuduslah yang bekerja memampuhkan mereka. Petruspun menegaskan kembali sebagaimana yang sudah pernah disampaikan jauh sebelumnya seperti pernyataan nabi Yoel bahwa akan terjadi pencurahan Roh
Kudus sehingga anak-anak laki-laki dan Perempuan akan bernubuat, orang tua dan teruna akan mendapat mimpi dan penglihatan (Yoel 2:28-32), sehingga peristiwa hari ke-50 setelah Paskah, hari ke-10 setelah Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga adalah hari Tuhan Yesus memenuhi janjiNya dengan memberi kuasa kepada para murid dan orang percaya dengan Kuasa Roh Kudus. Maka peristiwa tersebut mematahkan pandangan, pemahaman atau tuduhan sebagian orang Yahudi di sekitar peristiwa Pencurahan Roh Kudus dihari Pentakosta itu.
Selanjutnya dalam bacaan ini rasul Petrus menekankan bahwa peristiwa besar Ajaib dalam pencurahan Roh Kudus tersebut itu, bersumber dari Yesus asal Nazaret yang telah bangkit dan mengalahkan dosa dan maut, Roh Kudus yang bukan hanya berkuasa melainkan salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal. Dialah yang mengadakan mujizat-mujizat di atas langit dan tanda-tanda di bawah bumi, Dia sanggup mengubah segala sesuatu bahkan Dialah Penyelamat, karena itu Daud pun memuji kebesaranNya sebab dia telah merasakan begitu banyak kasih dan keajaiban. Tidak heran Dia sanggup memberi kuasa apapun kepada para murid dan orang-orang percaya yang berkumpul itu dengan kuasa yang dahsyat, kuasa yang membawa cikal bakal berdirinya gereja mula-mula karena peranan Roh Kudus. Sebagaimana khotbah
Petrus dan rasul lainnya telah membawa perubahan dari begitu banyak orang yang mulanya masih hidup dalam ketakutan, keraguan, ketidakpastian maupun yang tidak percaya pada akhirnya menjadi berani, sanggup berbicara dan bersaksi, hidup dalam pertobatan dan memberi diri untuk dibaptis dan proses inilah menjadikan layak menerima keselamatan didalam kuasa Yesus.
Perayaan Pentakosta menjadi hari yang penting bagi umat kristiani, sebab pencurahan Roh Kudus itu tidak hanya sekedar janji Tuhan Yesus sebelum naik ke Sorga tetapi juga menandai dimulainya kehidupan gereja yang terus bertumbuh dengan memberi semangat baru dalam kehidupan spiritual, karena itu hidup dalam pimpinan Roh Kudus tidak hanya berhenti menerima kuasa dalam karunia-karunia tertentu tetapi lebih dari hal tersebut dimana terlihat dalam sikap hidup sehari-hari seperti: semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji (Filipi 4:8) seharusnya sudah menjadi gaya hidup orang beriman kepadaNya. Sehingga semangat Perayaan Pentakosta seharusnya bertransformasi dari kehidupan yang lama karena ketakutan dosa menjadi manusia baru dalam sukacita keselamatan didalam Tuhan Yesus Kristus.
Sejarah telah mencatat bahwa para murid Tuhan Yesus nyatanya tak seberani yang dipikirkan orang jangankan untuk bersaksi memperlihatkan diri saja tidak berani, dan takut. Mereka sama seperti kita, merasakan takut, kecewa mungkin juga marah, bersembunyi dan menutup pengharapan, ketika diperhadaapkan dengan pergumulan atau tantangan termasuk bencana yang sesungguhnya tak pernah terpikirkan dan tak pernah diharapkan justru terjadi. Dalam situasi seperti itu Firman Tuhan memberi jalan keluarnya yaitu kita membutuhkan penolong yaitu Roh Kudus, Dialah Tuhan Yesus yang telah mati, bangkit, naik ke sorga dan yang mencurahkan Roh Kudus, dan kuasaNya telah terbukti. Maka adalah bijak bila perayaan Pentakosta ditahun 2024 ini juga menjadi momentum untuk kita warga kristiani berefleksi lagi sambil berkaca dari khotbah Petrus dan rasul lainnya yang menggambarkan bahwa Roh Kudus adalah “representasi” Tuhan Yesus dalam kehidupan para murid sejak masa lalu sampai gereja masa kini dengan begitu banyak karya Roh Kudus didunia ini, namun semua mengarah kepada Yesus Kristus, sehingga semua kuasa Ilahi yang diberikan kepada kita semakin membuat kita taat dan teguh dalam iman, bertumbuh sehingga menghasilkan buah-buah Rohani dalam kehidupan pelayanan. Selamat Merayakan Hari Pentakosta, Roh Kudus Terus mengalir. Amin