ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dari tahun ke tahun, ketika berada di minggu-minggu adven (Latin: aduentus=kedatangan), aktifitas sosial umat Kristiani dalam menyambut hari natal Yesus Kristus, meningkat. Kesibukan terarah untuk membuat perayaan hari natal itu meriah. Bahkan dimasa pandemi Covid 19 pun, hal itu nampak. Hal-hal yang sifatnya non-esensial (yang tidak mendasar, hakiki) yaitu persiapan materi terlalu menjadi fokus utama, seperti pengadaan pernak-pernik untuk menghias rumah dan ruangan gereja, menyediakan konsumsi, busana untuk dikenakan, kado natal untuk dibagikan dan sebagainya. Semua itu menguras uang yang tidak sedikit, sehingga hal yang justru sangat esensial yaitu mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus seringkali tidak diperhatikan atau terabaikan. Pemahaman minggu Adven kadang menjadi kabur, akhirnya banyak orang tak dapat lagi menikmati indahnya natal apalagi menyelami dan menghayati substansinya. Padahal minggu Adven itu merupakan moment yang sangat berharga untuk berefleksi tentang kasih Allah dan mengevaluasi kehidupan guna meningkatkan keimanan.
Figur yang mau disambut bukanlah sembarang figur, melainkan Yesus Tuhan dan Juruselamat, sehingga sambutan ini sangat fundamental dan penting. Hal ini harus diberi perhatian agar kesibukan-kesibukan jelang natal itu jangan sampai menutupi persiapan diri. Minggu-minggu Adven adalah kesempatan untuk memahami kembali makna natal yang sesungguhnya, diikuti pembaruan kehidupan, membersihkan hati dan pikiran serta tidak terus terjebak pada rutinitas seremoni natal semata. Sikap seperti itu adalah bentuk nyata dari kesiapan guna menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali sebagai Hakim Agung. Dengan demikian minggu- minggu Adven menjadi moment untuk tidak saja mempersiapkan eksistensi hidup dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus melalui perayaan kelahiran-Nya (natal) tetapi juga menyambut kedatangan-Nya kembali (parousia). Untuk itu perenungan minggu ini akan dituntun oleh tema, Persiapkan Hati, Sambutlah Tuhan Yesus.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Dalam urutan Alkitab Perjanjian Baru kitab Injil Markus ada pada urutan kedua, dan merupakan Injil tersingkat di antara kitab Injil lainnya. Menurut para ahli, kitab Injil Markus ini adalah Injil yang tertua atau Injil yang pertama ditulis. Isinya sangat sederhana dan dramatis. Dari berbagai penuturan sebagai kesaksian dimasa awal kekristenan, yaitu antara lain Papias, Irenaeus, Clement dari Alexandria, Origen juga Jerome, mengatakan bahwa Kitab Injil ini ditulis oleh Markus yang memuat tentang kehidupan Yesus apa adanya, dengan tidak melupakan dimensi keilahian-Nya, bahwa Yesus sejatinya bukanlah manusia biasa. Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia dan senantiasa membuat manusia tercengang oleh kata dan perbuatan-Nya. Yesus juga dijelaskan oleh Markus sebagai pribadi yang sangat dekat dengan manusia dan penuh belas kasih. Waktu penulisan kitab ini sekitar tahun 55- 65 Masehi dan pada tahun 60-an Masehi ketika orang percaya diperlakukan dengan kejam oleh masyarakat, banyak yang disiksa bahkan dibunuh di bawah kekuasaan kaisar Nero sehingga penulisan Injil ini juga dimaksudkan untuk memperkuat keimanan orang percaya non Yahudi untuk tetap setia, hidup dalam pertobatan.
Markus memulai berita sukacita mengenai Yesus Kristus, Anak Allah dengan melihat jauh ke belakang pada nubuatan yang disampaikan oleh para nabi. la tidak memulai dengan kisah kelahiran Yesus ataupun mengenai Yohanes Pembaptis, tapi yang diangkatnya adalah apa yang tertulis dalam kitab
Maleakhi dan kitab Yesaya. “Lihatlah, Aku menyuruh utusan- Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi- Mu” (Markus 1:2). Kalimat ini adalah kutipan dari Maleakhi 3:1. Kata “utusan” di sini menunjuk pada Yohanes Pembaptis, di mana tradisi nubuatan para nabi sedang digenapi. “… ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya…” (Markus 1:3). Kalimat ini adalah kutipan dari Yesaya 40:3, menunjukkan suatu hal yang sangat penting yaitu persiapan secara fisik untuk suatu kunjungan “kerajaan”, yakni kedatangan Yesus Kristus. Dalam hal ini Yohanes Pembaptis diutus oleh Allah guna mempersiapkan manusia agar menyambut kedatangan Yesus dengan baik. Cara yang dilakukannya adalah menyerukan berita pertobatan untuk pengampunan dosa (ayat 4). Bertobat (Yun: metanoia), berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik yang tidak mencintai dosa tetapi hidup dalam kebenaran, dan dibaptis sebagai suatu tanda pertobatan yang melambangkan pembersihan dari semua kekotoran hidup karena dosa agar mendapat pengampunan. Seruannya sungguh tajam dan tegas, dan berdampak sangat luar biasa. Banyak orang menjadi insyaf akan dosanya dan memberi diri dibaptis (ayat 5).
Markus mengedepankan kehidupan Yohanes yang sangat sederhana, itu dapat dilihat dari apa yang dikenakannya maupun yang dikonsumsinya (ayat 6). Dia tidak dipusingkan oleh hal-hal lahiriah yang sifatnya material. Baginya berita kedatangan Yesus dan persiapan hati untuk menyambut-Nya lebih penting daripada hal-hal materi. Dia mengarahkan orang-orang pada saat itu untuk terfokus pada Yesus yang lebih tinggi dan mulia serta berkuasa. Inilah yang membuat Yohanes merasa tidak layak melayani Dia yang memiliki kuasa yang luar biasa itu (ayat 7). Kualitas baptisan yang dilakukannya pun lebih rendah dari baptisan yang dilakukan oleh Yesus. “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi ]a akan membaptis kamu dengan Roh Kudus” (ayat 8). Yohanes menegaskan pembaptisannya dengan air sebagai sarana, itu untuk pertobatan, tetapi baptisan Yesus dengan Roh Kudus untuk penebusan, membersihkan kehidupan seseorang demi keselamatan dan hidup kekal.
Makna dan Implikasi Firman
- Minggu-minggu Adven itu sesungguhnya adalah undangan untuk bertobat dan pertobatan itu adalah langkah hidup yang benar guna menyambut kedatangan Tuhan. Itulah esensi dari seruan Yohanes Pembaptis yang mesti diutamakan dan dilakukan. “Bertobat” merupakan suatu tindakan merubah kehidupan, membersihkan hati dan pikiran. Seruan Yohanes Pembaptis ini, patut didengar dan ditindaklanjuti dalam kehidupan yang menghadirkan sikap dan perbuatan yang baik dan berkenan di hadapan Tuhan dan menjadi berkat yang mendatangkan damai sejahtera dalam kehidupan bersama orang lain.
- Belajar dari sikap Yohanes Pembaptis yang tidak dipusingkan oleh hal-hal lahiriah yang sifatnya material berupa pakaian dan makanan, namun fokus pada Yesus, sungguh memberi pesan mendalam pada kita dalam menyambut natal-Nya dan kedatangan-Nya kembali bahwa sesungguhnya persiapan hati untuk menyambut- Nya itulah yang utama, sehingga kita dapat terhindar dari hal-hal yang sifatnya tidak terlalu mendasar.
- Yohanes Pembaptis benar-benar memberikan kita teladan tentang kerendahan hati, sebagaimana perkataannya, “… membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (ayat 7). Suatu gambaran tentang pribadi yang sungguh-sungguh merendahkan hati dan menjunjung tingggi Dia yang akan datang yaitu Yesus Sang Mesias. Perkataannya itu mendorong kita untuk senantiasa menyadari betapa pentingnya kerendahan hati. Orang yang memiliki kerendahan hati dapat menunjukkan penghargaan dan penghormatannya pada Tuhan dengan sungguh-sungguh
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara-saudara pahami tentang “Persiapkan hati sambutlah Tuhan Yesus” menurut perikop Markus 1:1-8 ?
- Mengapa kita hams mempersiapkan hati untuk menyambut Tuhan Yesus baik pada masa raya Adven maupun dalam menyambut kedatangan-Nya kembali?
3. Bagaimana tanggapan kita dengan realitas konsumtif yang biasa terjadi dalam menyambut Natal Yesus Kristus dihubungkan dengan seruan Yohanes Pembaptis, “bertobatlah”.
NAS PEMBIMBING: Mazmur 24:9-10
POKOK-POKOK DOA
- Semua warga gereja agar dapat mempersiapkan hati secara benar dalam menyambut kedatangan Yesus Kristus.
- Masalah-masalah dalam kehidupan keluarga, warga gereja dan masyarakat dapat teratasi agar ada sukacita dan kedamaian hati.
- Terciptanya harmoni kehidupan antar jemaat dan golongan agama.
- Sinergitas gereja dan pemerintah.
TATA IBADAI-i YANG DIUSULKAN HARI MINGGU ADVEN KE-III
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: DSL No. 118 Tuhan Datang Padamu
Ses Nas Pembimbing: KJ No. 76 Kau Yang lama Dinantikan
Ses Hukum Tuhan: NKB No. 116 Siapa Yang Berpegang
Ses Pengakuan Dosa: B’ratkah Beban Hidupmu
Ses Pemberitaan Anugerah Al1ah:O Tuhan Bila Aku
Merenungkan
Persembahan: PKJ No. 146 Bawa Persembahanmu
Nyanyian Penutup: KJ No. 85 Kusongsong Bagaimana
ATRIBUT:
Warna Dasar Biru Muda dengan Simbol Empat Buah Lilin
Berwarna Ungu.