TEMA BULANAN : “Gereja Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan”
TEMA MINGGUAN : “Kebangkitan Yesus Mengubah Ketakutan Menjadi Sukacita yang Besar
BACAAN ALKITAB: Matius 28:1-10
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Ketakutan sering dialami oleh manusia yang meng-akibatkan kecemasan, kekwatiran, tidak tenang, keresahan dan kegelisahan sampai ada yang mengalami sulit tidur hingga sakit. Saat ini kita melihat berbagai pergumulan seperti bencana alam, penyakit muncul tiba-tiba, kerusuhan, masalah dalam rumah tangga, pekerjaan dan kesulitan ekonomi, pendidikan dan masalah perkembangan anak-anak, dan lain sebagainya. Sebaliknya situasi yang aman, tenteram, damai, tenang dan sukacita serta situasi perasaan yang menggembirakan dapat dialami jika kehidupan bebas dari rasa takut dan mengalami sukacita dan penuh pengharapan.
Demikian yang dialami oleh para perempuan dalam kisah kebangkitan Yesus. Mereka diliputi kecemasan dan ketakutan. Mereka kemudian mengalami perubahan hidup dengan adanya kebangkitan Yesus. Kini mereka mendapatkan kepastian karena Yesus hidup dan pergi bersaksi dengan sukacita. Kuasa kebangkitan Yesus memberikan pengharapan yang pasti. Untuk itulah tema minggu ini adalah “Kebangkitan Yesus Mengubah Ketakutan Menjadi Sukacita yang Besar”.
PEMBAHASAN TEMATIS:
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Matius ditulis untuk memperkenalkan siapa Yesus Kristus yang sebenarnya. Dia adalah Anak Allah dan Mesias. Hal ini dimaksudkan supaya orang-orang Yahudi percaya bahwa Yesus adalah Mesias, yang datang untuk menye-lamatkan semua bangsa (universal). Keempat Injil mem-berikan kepastian adanya kebenaran bahwa Yesus sudah bangkit. Fakta kebangkitan Yesus dalam keempat Injil diceritakan sebagai berikut: beberapa perempuan yang datang ke kubur, pemberitahuan bahwa Yesus sudah bangkit, kubur kosong, penampakan Yesus pada murid-murid dan para perempuan memberitakan kepada murid-murid lainnya bahwa Yesus sudah bangkit.
Bacaan Matius 28:1-10 menjelaskan tentang keadaan waktu Yesus bangkit. Para perempuan datang ke kubur menjelang fajar menyingsing atau pagi-pagi sekali meng-gambarkan kerinduan orang yang sepertinya tidak sabar dan ingin cepat-cepat melihat kubur Yesus. Mereka tidak bisa tidur dan harus bangun pagi-pagi sekali memberi kesan betapa besar kasih mereka kepada Yesus, padahal mereka yang terakhir meninggalkan kubur Yesus (27:61) lalu mereka juga yang pertama mengunjungi kubur Yesus dihari kebangkitan Yesus. Berkat yang mereka terima dari Tuhan adalah menjadi saksi pertama melihat kebangkitan Yesus dan orang pertama yang menyaksikan kebangkitan Yesus kepada yang lain. Sekalipun para perempuan menurut tradisi Yahudi dilarang bersaksi, karena itu kesaksiannya tidak dapat dipercaya.
Mengenai malaikat Tuhan (28:2), sebelumnya sudah muncul pada waktu kisah kelahiran Yesus (1:20, 2:13,19). Kisah kebangkitan Yesus dengan adanya malaikat Tuhan menggulingkan batu supaya para perempuan bisa masuk ke dalam kubur dan melihat bahwa kubur sudah kosong. (28:6c). Perkataan malaikat: “Janganlah kamu takut atau jangan takut” (28:5; 10) ungkapan yang sama pernah disampaikan dalam kisah kelahiran Yesus (1:20); (Luk. 1:30; 2:10). Keadaan adanya gempa bumi dan hadirnya malaikat Tuhan serta batu yang menutup kubur Yesus telah terguling tentu saja membuat takut. Apalagi dengan sosok malaikat Tuhan yang “wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.” (28:3). Ucapan “janganlah kamu takut (fobia)” dalam bahasa Yunani, adalah “fobeiste” dari kata dasar “fobeo” yang berarti takut yang ilahi, menghormati. Maksudnya bukan takut karena melihat hantu. Berbeda dengan kata “jangan takut” waktu kebangkitan Yesus dalam kitab Markus 16:6. Di sini kata “jangan takut” menggunakan kata Yunani “ekhtambeo” yang artinya sangat terkejut, takut dan tercengang atau seharusnya berhentilah tercengang-cengang.
Dalam kisah kebangkitan Yesus ini penjaga kubur (28:4), gentar ketakutan artinya penjaga kubur gemetar, takut kepada malaikat. Sedangkan para perempuan yang mengikuti Yesus dan mencari Yesus disampaikan juga “Jangan takut” baik di ayat 5 dan 10. Tetapi para perempuan ini mendapat penjelasan dengan mandat untuk menjadi saksi dalam memberitakan kebangkitan Yesus. Ucapan ini juga memu-lihkan perasaan yang gentar, tidak menentu dan cemas. Demikian juga kita perhatikan dalam ayat 8 menjelaskan para perempuan dalam suasana takut tapi dengan sukacita yang besar memberitakan tentang kebangkitan Yesus. Mereka tidak terpaku di kubur dan menangis sedih karena Yesus sudah tidak ada di kubur, akan tetapi mereka begitu antusiasnya, dengan berlari cepat-cepat pergi untuk bersaksi tentang apa yang terjadi. Ini disebabkan karena mereka percaya akan Yesus yang bangkit sehingga mereka memilki sukacita yang besar.
Mereka menikmati kepastian karena Yesus bangkit dan perjumpaan dengan Tuhan semakin meyakinkan mereka, sehingga mereka taat atas perintah yang diberikan. Perjumpaan dengan Yesus, tentu saja memastikan kepada mereka akan kebenaran bahwa Yesus sudah bangkit dengan mengekspresikan melalui memeluk kaki dan menyembah Yesus. Betapa luar biasa situasi takut diubah menjadi sukacita dalam kehidupan mereka. Sebaliknya penjaga kubur yang tidak percaya mengalami gemetar karena takut akhirnya menjadi saksi dusta tentang kebangkitan Yesus. (28:11-15)
Di tengah situasi yang penuh perasaan takut dan sukacita yang besar serta antusias untuk memberitakan Yesus sudah bangkit, para perempuan ini dikejutkan dengan kehadiran Yesus yang berkata: “salam bagimu” (Yunani = Khairete dari kata Khara, artinya bersukacita). Kata “salam bagimu” disampaikan Yesus pertama kali sesudah Ia bangkit. Hal ini memberi arti tentang nilai suatu sentuhan kasih, damai yang menggairahkan dan memberi semangat dengan bebas dari rasa takut. Sapaan dengan penuh kasih memberikan keteduhan dan ketenangan, karena sapaan tersebut adalah bersukacitalah. Selanjutnya baik malaikat Tuhan dan Yesus sendiri menyampaikan tentang pertemuan di Galilea. Galilea adalah kampung halaman dari Yesus dengan penduduk orang Yahudi dan mereka yang menyembah berhala. Orang Yahudi tidak menyukai orang Galilea. Keadaan Galilea sangat terkebelakang dengan penduduk kurang pendidikan, ekonomi lemah serta hidup kurang sopan dan kasar. Orang Galilea disepelekan, namun dengan datangnya Yesus menjelaskan tentang misi kehadiran Yesus untuk menjumpai dan menerima apapun keadaan mereka.
Makna dan Implikasi Firman
Kebangkitan Yesus memastikan bahwa ada kehidupan dan menghalau perasaan ketakutan. Dengan kebangkitan Yesus patutlah kita bersukacita karena kepastian Yesus benar-benar hidup. Sebagaimana para perempuan menjadi saksi pertama adanya kebangkitan Yesus, maka demikianlah perempuan sekarang tetap menjadi alat Tuhan untuk menyaksikan tentang berita Injil. Kebangkitan Yesus memberikan perubahan dalam kehidupan orang percaya. Bukan hanya perasaan saja yang berubah dari takut menjadi tidak takut, tetapi menikmati sukacita besar dan memiliki keberanian.
Saat ini ada orang tua takut melihat anak-anak menghadapi masa depan. Apalagi berbagai dampak buruk bagi perkembangan anak-anak karena tidak mengalami proses disiplin dan proses belajar yang tidak membentuk karakter. Terlebih lagi perilaku pergaulan yang tidak sehat dan cenderung asosial serta suka melawan orang tua dan tidak mau menghadapi proses penderitaan. Namun melalui kebangkitan Yesus menyatakan kepada kita adanya pengharapan, untuk melihat anak-anak kita bukan hanya hormat dan taat kepada orang tua tetapi dipakai Tuhan karena mencintai Tuhan dengan mencintai gereja dan bersaksi memberitakan Injil Yesus Kristus.
Pergumulan yang kita hadapi kini, sering berkata tidak ada lagi sukacita dan takut menghadapi hari esok serta berbagai ketakutan lainnya. Masih ada harapan karena masih ada Tuhan, dan Tuhan kita hidup yang memberi jalan mengatasi persoalan, baik dalam mata pencaharian, hubungan suami istri, orang tua dan anak, dalam pelayanan gereja dan kehidupan masyarakat.
Melalui kebangkitan Yesus, kita harus bangkit dari ketakutan dan berani melawan ketakutan serta menikmati sukacita yang besar. Sesungguhnya kebangkitan menghapus segala ketakutan. Kebangkitan Kristus memberi semangat adanya tranformasi dan antusias untuk taat dalam memberitakan Injil. Kita pergi dan mengucapkan “Salam Bagimu” dan “Jangan Takut” senantiasa akan mendatangkan damai sejahtera. Sebagai bentuk kesaksian gerakan penginjilan maka sebanyak mungkin kita menjumpai orang, supaya sebanyak-banyaknya orang dapat percaya kepada Tuhan Yesus.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang kisah kebangkitan Yesus menurut perikop Matius 28:1-10?
- Bagaimana saudara memahami tema mingguan dihubungkan dengan perikop ini?
- Bagaimana supaya kita (jemaat) tetap bersukacita dan bebas dari ketakutan ?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 41 : 10
POKOK – POKOK DOA:
Berdoa supaya jemaat dapat menikmati sukacita yang besar.
Berdoa bagi mereka yang terbelenggu dibebaskan dari rasa takut.
Berdoa supaya kita taat atas amanat yang diberikan untuk pemberitaan Injil
Berdoa untuk anak-anak tidak perlu takut menghadapi masa depan
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI RAYA PASKAH I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ No. 194 Dikau, Yang Bangkit, Mahamulia
Ses Nas Pembimbing: DSL 135 Tongkatlah Ku Tuhan
Pengakuan Dosa :NNBT No. 10 Ya Tuhan Yang Kudus.
Pemberitaan Anugerah Allah : KJ No. 178 Kar’na Kasih-Nya Padaku
Sesudah Khotbah: NKB No.38 T’lah Lewat Malam Yang Gelap
Persembahan : KJ No. 188 Kristus Bangkit! Soraklah
Nyanyian Penutup: KJ No.397 Terpuji Engkau, Allah Mahabesar.
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang bunga bakung dan salib bewarna kuning.