ALASAN PEMILIHAN TEMA
Ada ungkapan mengatakan “dunia semakin tua, kejahatan semakin meningkat”. Ungkapan tersebut tidak dapat disangkal menjadi realitas dalam kehidupan. Di berbagai media: TV, medsos diinformasikan tentang banyaknya tindakan kriminalitas. Tawuran antar kampung atau pelajar, pembunuhan dengan cara dimutilasi terjadi di mana orang terdekat yang harusnya dikasihi, dilindungi malahan dijadikan korban. Penyebabnya adakalanya hal sepele, tetapi ketidakmampuan mengendalikan diri, marah, iri atau dendam menimbulkan konflik berkepanjangan. Manusia semakin sering bersikap arogan menghadapi berbagai keadaan, suka membalas kejahatan dengan kejahatan malahan orang yang baikpun dijahati.
Kemajuan digitalisasi yang sangat bermanfaat untuk kehidupan sering disalahgunakan menjadi sarana ujaran kebencian, menyebarkan postingan-postingan yang amoral, juga akun-akun yang menipu dengan berbagai modus. Semakin marak terjadi penyimpangan seksual, bukan saja prilaku seks bebas yang membuat meningkatnya jumlah kehamilan di luar nikah, tapi juga hubungan yang salah antara laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Terjadi kekerasaan terhadap anak-anak di bawah umur dengan cara dibully bahkan dicabuli.
Sebagai mahkluk sosial harusnya saling menghargai, saling membantu bahkan saling membangun untuk hal-hal yang baik dan mengsejahterakan tetapi justru saling menghancurkan. Nampak dalam sikap tidak peduli, merugikan orang lain, menjadikan orang lain susah hidupnya, mengorbankan orang lain yang penting dapat keuntungan atau tujuannya tercapai. Orang yang memegang kekuasaanpun menyalahgunakan jabatannya, di pihak lain yang dipimpin tidak mau melaksanakan kewajibannya.
Mengamati situasi tersebut gereja sesungguhnya memiliki peran yang strategis untuk mengajarkan dan mempersiapkan jemaat agar hidup sebagai anak-anak terang; melakukan kehendak Tuhan Allah agar tidak dikalahkan oleh tipu daya dosa. Dengan iman yang dimiliki, orang percaya harus berjaga-jaga, saling membangun dalam hal-hal yang baik yang mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Berkaitan dengan hal tersebut maka tema minggu ini adalah “Anak-anak Terang Berjaga-jagalah dan Saling Membangunlah”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Tesalonika adalah sebuah provinsi di kekaisaran Romawi, kota pelabuhan yang terkemuka dari Makedonia. Jemaat Tesalonika didirikan oleh Rasul Paulus pada perjalanan misionernya yang kedua. Ketika Paulus berada di Korintus ia menulis surat ke jemaat Tesalonika sekitar tahun 51 sebelum Masehi. Ia mendapat kabar dari Timotius yang mengunjunginya, mengenai keadaan jemaat Tesaonika. Jemaat Tesalonika pada umumnya adalah orang-orang Kristen dari golongan bukan Yahudi. Ia bersyukur karena mendapatkan kabar bahwa jemaat setia kepada Tuhan bahkan menjadi teladan bagi orang-orang percaya di Makedonia dan Akhaya (1:7).
Di waktu itu ada pengajaran sesat yang tidak mengakui adanya kebangkitan dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali (band. 4:13,14) Tujuan Paulus menulis surat ini adalah untuk mengajarkan orang Kristen agar memiliki gaya hidup yang benar sesuai kehendak Tuhan dan dengan iman yang teguh berpengharapan dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali.
Perikop 1 Tesalonika 5:1-11, diawali dengan ungkapan Rasul Paulus yang mengetahui bahwa jemaat memahami kedatangan Tuhan Yesus Kristus adalah hal yang pasti terjadi, walaupun tidak diketahui dengan tepat kapan waktunya. Paulus mengibaratkannya kedatangan Tuhan Yesus Kristus seperti pencuri di waktu malam yang datang tiba-tiba. Demikianlah kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang masa dan waktunya tidak perlu dituliskan, menunjuk pada kerahasiaan kapan waktu kedatangan-Nya itu. Ibarat seorang yang merasa aman dan damai tiba-tiba tertimpa kebinasaan sementara tidak ada persiapan menghadapi situasi tersebut. Ketidaksiapan terhadap kedatangan Tuhan Yesus Kristus itu akan membuat keterkejutan yang bisa menimbulkan kepanikan, juga ketakutan seperti perempuan yang sakit bersalin.
Kalimat “mereka tidak akan luput” menunjuk bahwa ketidaksiapan menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus akan mendatangkan kebinasaan atau hukuman. (ayat 1-3) Namun karena jemaat Tesalonika adalah anak-anak terang sehingga kapanpun Tuhan Yesus Kristus datang mereka telah siap. Kesiapan itu ditandai dengan sikap berjaga-jaga, mawas diri, tidak lengah.
Kata terang adalah satu istilah yang umum digunakan dalam kekristenan di mana terang menunjukan kepada hal-hal yang baik yang berkenan kepada Tuhan Allah. Malam atau gelap menunjuk pada kehidupan dalam kejahatan atau dosa. Bagi orang yang hidup dalam kegelapan, hari Tuhan akan menjadi hari kebinasaan (ayat 4-5). Rasul Paulus kembali menegaskan tentang jati diri jemaat Tesalonika yang adalah anak-anak terang atau anak-anak siang, yang sadar, berbajuzirakan iman dan kasih serta berketopongkan pengharapan keselamatan.
Sadar dalam bahasa Yunani “nay’-fo” artinya antara lain kuasai dirimu, waspadalah. Pengertian lainnya menahan/ menjaga diri, tidak mabuk. Bajuzirah biasanya digunakan para prajurit Romawi di medan perang saat berhadapan dengan musuh. Terbuat dari besi atau baja yang kuat sehingga senjata lawan tidak akan melukai atau membunuh. Iman jemaat harus kuat menghadapi tipu daya iblis yang hendak menggoyahkan iman serta pengharapan kepada Tuhan Allah. Sedangkan ketopong adalah alat yang biasanya digunakan untuk melindungi kepala dari benturan atau serangan. Jadi berketopongkan pengharapan keselamatan mengandung makna, bahwa keselamatan dalam Yesus Kristus yang diberikan kepada kita merupakan pelindung terhadap serangan kuasa dosa serta jerat iblis yang berupaya membinasakan (ayat 6-8).
Keselamatan di dalam Yesus Kristus dikerjakan Tuhan Allah bagi manusia yang telah ditetapkan-Nya agar manusia tidak ditimpa murka. Salah satu harapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus merupakan penghiburan besar bagi orang percaya. Bahwa Dia menyelamatkan umat-Nya dari murka Tuhan Allah yang dahsyat, yaitu hukuman-hukuman pada hari Tuhan. Rasul Paulus menyamakan harapan kita akan keselamatan dan pembebasan dari hari murka Tuhan Allah dengan kematian Tuhan Yesus Kristus sebagai korban dan kedatangan-Nya untuk mengambil kita hidup bersama-sama dengan Dia. Jadi dalam segala keadaan kita hidup bersama-sama dengan Tuhan Allah (ayat 9,10).
Selanjutnya Rasul Paulus mengingatkan jemaat untuk hidup saling menasihati dan saling membangun seperti yang memang telah mereka lakukan. Paulus bermaksud apa yang baik yang telah jemaat lakukan terus dilanjutkan dalam kehidupan berjemaat. Betapa pentingnya saling menasihati satu dengan yang lain, karena adakalanya seseorang baru menyadari kesalahannya ketika diingatkan atau dinasihati orang lain. Jadi menasihati untuk saling membangun bukan untuk saling menjatuhkan atau saling mempermalukan sangatlah penting. Namun dalam memberi nasihat harus didasari dengan kasih dan kerendahan hati. Jadi yang perlu dilakukan adalah hal-hal yang baik, benar, terpuji seperti yang Tuhan Allah kehendaki (ayat 11).
Makna dan Implikasi Firman
- Keselamatan telah diberikan Tuhan Allah kepada kita melalui kematian Anak-Nya di kayu salib. Manusia yang tercemar karena dosa telah ditebus oleh Tuhan Yesus Kristus. Kesempatan terbuka lebar bagi manusia untuk hidup kekal bersama Tuhan Yesus Kristus di sorga. Tetapi umat manusia harus merespons karya selamat Tuhan Yesus Kristus dengan taat dan setia.
- Hidup menjadi berkat dengan melakukan hal-hal yang dihendaki Tuhan Allah menjadi panggilan iman orang percaya. Kita tidak boleh hanya hidup sekedar hidup, menjalani aktifitas sebagai rutinitas saja tapi harus mewujudkan iman kepada Yesus Kristus dalam keseharian. Di tengah realitas kehidupan di mana tipu daya iblis gencar menyerang, hendak merampas keteguhan iman kita, menghambat kita menjadi pelaku Firman-Nya, membawa kita pada kebinasaan kekal, maka kita harus memiliki keteguhan iman. Tawaran dunia yang mempesona, gaya hidup dunia yang menggiurkan, kesenangan semu, jangan sampai mengalahkan keimanan kita. Kekristenan dengan karakter Tuhan Yesus Kristus hendaknya menjadi gaya hidup kita.
- Masih ada orang yang meragukan tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali ke dunia. Sebagai orang yang percaya, kita hendaknya benar-benar yakin bahwa Tuhan Yesus Kristus akan datang kembali seperti yang dijanjikan-Nya. Pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali tidak boleh pudar, dengan menampakkan gaya hidup dalam terang-Nya seperti anak-anak siang dan bukan anak-anak malam.
- Saling menasihati dan saling membangun dalam hal-hal yang baik dan benar hendaknya diwujudnyatakan dalam kehidupan berumah tangga, berjemaat dan bermasyarakat.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang : “Berjaga-jagalah dan saling membangunlah” berdasarkan perikop 1 Tesalonika 5 : 1 – 11
- Apa yang harus dilakukan orang percaya dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali ?
- Jelaskanlah sikap hidup “anak-anak terang” dan” anak-anak gelap” pada masa kini.
POKOK-POKOK DOA
- Jemaat berjaga-jaga dalam iman menanti kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali.
- Orang percaya hidup dalam terang Tuhan Yesus Kristus dan menanggalkan kehidupan dalam kegelapan dosa.
- Terus hidup dalam Iman, kasih dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
- Hidup saling membangun sebagai gereja di tengah bangsa yang majemuk.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
HARI MINGGU BENTUK II.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Kemuliaan Bagi Allah: NKB No. 42 “Fajar Menyingsing”
Ses Doa Penyembahan: PKJ. No.242 “ Seindah Siang Disinari Terang”
Pengakuan Dosa : NKB No.13 O Allahku Jenguklah Diriku”
Janji Anugrah Allah : KJ No.466a “ Ya Tuhan Isi Hidupku”
Puji-Pujian : PKJ No 14 “Kunyanyikan Kasih Setia Tuhan”
Ses Pembacaan Alkitab: NKB No.117 “Bersabdalah Tuhanku”
Persembahan: PKJ No.146 Bawa Persembahanmu dalam Rumah Tuhan
Penutup: PKJ. No.201 “Sering Kutanya Pada Diriku”
ATRIBUT
Warna Dasar Merah dengan Simbol Salib dan Lidah api