ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja Tuhan bertumbuh di tengah-tengah dunia ini dengan berbagai pergumulan karena berbagai tantangan dan tekanan. Tantangan atau tekanan itu datang dari dalam maupun luar gereja. Dari luar gereja berupa penganiayaan, penindasan, terorisme dan radikalisme menjadi realitas yang menghambat pertumbuhan gereja dan pekabaran Injil. Dari dalam gereja berupa pertikaian, fanatisme buta dan penduniawian yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Kristen yang tidak dewasa dan pengajaran sesat atau penyesatan. Dari berbagai tantangan dan tekanan yang dapat menghambat bahkan menghancurkan laju gereja Tuhan, penyesatan salah satu bahaya yang harus ditanggapi dan tangani secara serius.
Dalam menghadapi tantangan yang ada, gereja hams mengambil sikap, baik ke dalam gereja sebagai benteng pertahanan gereja maupun sikap keluar sebagai wujud menyatakan iman Kristen. Maka dari itu dibutuhkan iman sebagai benteng dan filter untuk bertahan dan menyaring berbagai penyesatan melalui pengajaran yang menyesatkan. Untuk itu, tema minggu ini : Tetaplah di dalam ajaran Kristus dengan hidup dalam kebenaran, hidup di dalam kasih dan saling mengasihi.
PEMBAHASAN TEMATIS
- Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat 2 Yohanes digolongkan kedalam surat “am” atau Katolik dengan alasan surat tersebut diterima secara umum sebagai Kitab Suci. Penulis surat ini menggunakan gelar “ho presbyteros” (Penatua: 2 Yoh. 1), seorang yang memegang jabatan khusus dalam gereja. Surat ini bertujuan mengingatkan jemaat tentang para pengajar sesat yang menolak tentang keilahian Yesus; tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sebab mereka tidak percaya tentang inkarnasi, Ia hanya dipercaya sebagai seorang manusia (daging). Pokok teologis dari surat ini adalah agar jemaat memelihara kasih satu kepada yang lain dan waspada menghadapi para penyesat Surat ini di alamatkan kepada “Ibu yang terpilih” (jemaat rumah/lokal) beserta “anak-anaknya” (anggotanya). Menurut Yohanes orang Kristen sejati harus setia kepada Yesus Kristus dan percaya bahwa Yesus Kristus berasal dari Allah dan benar-benar telah menjadi manusia (band. 1 Yoh 4:2-3).
Surat 2 Yohanes 1:4-11, diawali dengan pujian terhadap orang percaya yang tetap hidup dalam kebenaran, ketaatan dan setia melaksanakan perintah Tuhan. Ia bersukacita atas komitmen mereka terhadap kemurnian dan kebenaran (Yun. atletheia) tentang Kristus, (ay.4). Maka ia memohon; aku minta kepadamu, Ibu (jemaat) agar memelihara persekutuan dengan cara mempraktikkan kasih, hidup saling mengasihi, karena hal tersebut bukanlah hal yang baru namun merupakan bagian penting dari Injil dan kekristenan yang tetap, orisinil dan tidak berubah. (ay.5.)
Rasul Yohanes menegaskan bahwa jemaat harus hidup menurut perintah Allah. Perintah itu adalah supaya jemaat harus hidup di dalam kasih. Perintah ini sesuai dengan perkataan Yesus kepada murid-murid; supaya kamu saling mengasihi (lih.Yoh. 13: 34-35). Hidup saling mengasihi karena kasih dapat memperbaiki hubungan di antara jemaat yang kondisinya saat itu rusak dan hubungan terganggu ketika terjadi saling tegur dan saling kritik yang menimbulkan kebencian dan permusuhan (terjadi adu argumen atas kontroversi ajaran antikristus,). Yohanes meyakini bahwa “kebenaran” dan “kasih” berhubungan erat dan mengajarkan bahwa iman kepada Yesus tidak bisa terlepas dari keharusan untuk berperilaku benar dengan cara saling mengasihi. (ay.6). Para penyesat berusaha menjerumuskan jemaat agar menyangkal pribadi Yesus yang telah datang sebagai manusia, dan menolak akan kemanusiaan-Nya. Kata penyesat (Yunani 7raccvot; planoi: yang mengerjakan perbuatan membawa kepada penyesatan). Antikristus (Yun. avrtXptaroS: antikhristos), terdiri dari dua suku kata :avrt: anti : melawan, menentang, beroposisi; dan kata XptcrroS: khristos: Kristus. Dengan demikian antikristus adalah seseorang yang berlawanan, membentuk oposisi, menentang Kristus, bahkan menyatakan bahwa tidak ada Kristus. (ay.7).
Menghadapi ajaran sesat, jemaat hams waspada (Yun. Pr:,r£re: blepete: untuk berjaga-jaga atau berhati-hati) terhadap pengajaran dari gnostiksisme yang memasuki kekristenan. Kata waspadalah sebagai bentuk pertahanan terhadap para penyesat. Waspada supaya mereka tidak kehilangan apa yang telah dikerjakan. Artinya ketika Yohanes berbicara mengenai hal ini berarti pekerjaan ini telah dilakukan mereka pada masa lampau, namun perihal upah adalah sesuatu yang bersifat future (masa depan) dan hal ini dikaitkan dengan kedatangan Kristus kembali. Kemudian supaya kamu memperoleh upah sepenuhnya. Upah artinya hadiah dari ketaatan mereka terhadap apa yang telah mereka pertahankan agar tidak mengalami kehilangan. Jadi, ketika orang percaya tergoda dengan para penyesat maka mereka dengan mudah akan kehilangan bagian di dalam kemuliaan Kristus. Kepercayaan dan pemahaman yang benar akan Yesus Kristus sangat penting dan menentukan kualitas ibadah yang sejati kepada Bapa, karena itu persyaratan paling penting yang dituntut kepada umat Kristen adalah agar jemaat tetap tinggal dalam ajaran ortodoks (ajaran yang lurus, tradisional dan benar) tentang Kristus dan harus menolak para penyesat dan pembelot tersebut, (ay.8). Lalu ia menjelaskan bahwa orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi melangkah keluar bahwa mereka tidak memiliki Allah, sedangkan yang tinggal di dalam ajaran-Nya memiliki Bapa maupun Anak. Penggunaan kata tidak tinggal (melampaui batas) memiliki bentuk lain yakni pergi atau tidak mau dipimpin. Rasul Yohanes ingin mengingatkan bahwa pertumbuhan dan kemajuan hanya dapat ditemukan di dalam doktrin tentang Kristus yang benar dan itulah yang memimpin jemaat tahap demi tahap, kepada makna dan implikasi sejati dari pengenalan yang benar akan Kristus. Mereka yang tetap tinggal dalam pengajaran yang benar akan Kristus memiliki Bapa dan juga Anak, dan dari hari ke hari semakin dekat dalam persekutuan dengan keduanya, (ay.9).
Menghadapi para penyesat, orang percaya ditegaskan agar tidak boleh menerima orang yang datang dengan tidak membawa ajaran Yesus Kristus yang benar, dan tidak boleh memberikan salam kepada mereka. Menurutnya orang percaya tidak boleh memberi ruang kepada ajaran-ajaran lain dalam kepercayaan mereka. Bukan bermaksud tidak sopan atau bersikap tidak menghormati pihak lawan. Namun untuk zaman itu, menerima seseorang ke dalam rumah berarti menunjukkan penyambutan terhadap berita yang dibawanya. Dan karena kebiasaan sikap ramah-tamah ini telah memungkinkan para penyesat bergerak bebas dengan ajarannya. maka hal ini pula yang telah membantunya menyebarluaskan ajaran-ajarannya. Sebab itu apabila seseorang tidak membawa ajaran yaitu ajaran bahwa Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, janganlah diterima, bahwa perintah ini harus dilakukan secara terus menerus. Artinya perintah untuk tidak menerima para penyesat ini harus terus menerus dilakukan oleh orang percaya. Orang-orang percaya tidak boleh menerima mereka masuk ke dalam rumah mereka, ataupun memberi salam. Kegiatan memberi salam ini sangat berkenaan dengan sebuah penyambutan dengan gembira, Menjadi sebuah kebiasan yang umum berlaku pada saat itu, bahkan mungkin berlangsung sampai saat ini bahwa ketika para penyesat ini hendak menyampaikan beritanya atau ajarannya maka mereka akan datang ke rumah-rumah orang yang menjadi sasarannya.
Rasul Yohanes menyimpulkan bahwa mereka yang memberi salam berarti telah turut mengambil bagian dalam perbuatan yang jahat. Menyambut mereka berarti mengharapkan nasib yang baik, dan sukses dalam pelayanan, atau dalam sebuah rasa persahabatan dalam persekutuan dengan mereka. Kata kuncinya terletak pada persekutuan yang mengimplikasikan lebih dari sekedar partisipasi dalam pengertian turut serta bertindak bersama dengan para penyesat melainkan menjadi sekutu mereka dan pada akhirnya menjadi sama karakternya dengan mereka yang bermoral buruk. Memberi salam kepada mereka mengindikasikan bentuk simpati kepada mereka. Jemaat harus jelas memposisikan diri mereka tidak mentolerir dan berkompromi dengan mereka yang mengajarkan hal-hal yang sesat dan merusak iman Kristen. Jemaat tidak boleh berkompromi dengan para pengajar sesat tetapi tidak boleh melupakan kewajiban untuk membimbing mereka kembali kepada doktrin Kristen yang benar, sejati dan ortodoks mengenai Kristus. Persekutuan dengan para pengajar sesat sama saja dengan persekutuan dengan “si jahat” dan manifestasi-manifestasinya. Ketidakramahan umat Kristen dengan para penyesat merupakan salah satu bentuk perang antara orang percaya dengan antikristus, (ay.11).
Makna dan Implikasi Firman
- Dewasa ini kehidupan gereja diperhadapkan pada banyak hal yang menyerang kekristenan dari segi ajaran. Banyak aliran-aliran sesat dan bidat-bidat serta aliran kepercayaan yang berusaha untuk menghancurkan iman Kristen dengan pengajaran mereka. Dalam kekristenan sendiri, seperti kelompok liberal yang cenderung mempraktikkan kehidupan tanpa batas dan para ilmuwan yang menggunakan rasio begitu rupa sehingga menggoda orang percaya meninggalkan imannya. Belum lagi dari kelompok agama tertentu yang menganggap bahwa Yesus adalah manusia yang mulia semata, yang tidak percaya Yesus adalah Tuhan. Sehingga ada orang percaya yang meninggalkan imannya dan melepaskan keselamatan.
- Untuk dapat membedakan apakah seseorang membawa pengajaran yang sehat atau tidak, sesat atau benar harus menggunakan ukuran Firman Tuhan yang ditulis dalam Alkitab. Gereja harus memahami bahwa iblis selalu mengelabui kita dengan cara-cara yang sangat cerdik. Pengajar-pengajar palsu akan ditampilkan sebagai orang baik, lemah lembut, berkuasa dan berjiwa sosial, dengan demikian ia dapat menyesatkan banyak orang. Oleh sebab itu sebagai gereja harus dengan jeli, untuk selalu mengawasi pemberitaan kebenaran Firman Tuhan dan menguji setiap roh.
- Pentingnya kehidupan saling mengasihi satu dengan yang lain. Hidup saling mengasihi merupakan cara untuk memperbaiki hubungan yang telah rusak dalam persekutuan. Cara ini juga yang harus dimiliki oleh gereja dalam menghadapi konflik atau perselisihan di antara jemaat yang berimbas pada perpecahan. Perselisihan dapat diselesaikan bila jemaat saling mengasihi satu sama lain dan melakukan rekonsiliasi sehingga hubungan yang rusak menjadi pulih. Perintah saling mengasihi merupakan perintah Kristus bagi gereja untuk dilakukan. Maksud dari kata kasih sendiri adalah berdasarkan dengan kebenaran Allah, yaitu kasih yang tulus, yang tidak dimotivasi oleh kehendak untuk menguntungkan diri sendiri. Ketaatan juga tidak dapat dipisahkan dengan kata kasih dan kebenaran. Hidup yang mengasihi adalah hidup yang berlanjut menurut kehendak Allah. Hidup dalam kasih sama artinya dengan hidup dalam kebenaran berdasarkan perintah Bapa. Hidup dalam kebenaran sama artinya dengan hidup dalam ketaatan. Jadi, kasih, kebenaran, ketaatan merupakan sebuah rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
- Tinggal di dalam ajaran Kristus berarti hidup di dalam Kristus dengan tekun menjalankan perintah-Nya. Tinggal di dalam ajaran Kristus berarti hidup dalam kebenaran dan kasih. Inilah yang membedakan orang percaya yang setia pada ajaran Kristus dan yang tidak. Hal ini juga menjadi senjata gereja Tuhan dalam segala zaman untuk menghadapi para penyesat dan lawan-lawan imannya
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang “Tetaplah Di dalam Ajaran Kristus” menurut 2 Yohanes 1: 4-11?
- Bagaimana seharusnya kita memaknai ajaran Kristus sehubungan dengan pluralisme agama?
- Jelaskan upaya-upaya gereja dan pemerintah dalam memerangi para penyesat, radikalisme dan fanatisme yang merusak kerukunan?
NAS PEMBIMBING: Maleakhi 2:6
POKOK-POKOK DOA:
- Supaya jemaat tetap di dalam ajaran Kristus dengan hidup dalam kebenaran, saling mengasihi; dan hidup di dalam kasih sebagai bentuk melindungi diri dari ajaran sesat.
- Merayakan natal dengan kesederhanaan sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan.
- Warga gereja tetap bersemangat menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali sambil berkomitmen untuk tetap hidup sesuai Firman Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU ADVEN IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Persiapan: KSK No 58 Sambut Panggilan Tuhan
Ses Nas Pembimbing: KJ No. 91. Putri Sion Nyanyilah
Ses Hukum Tuhan: NKB No. 189 Pegang tanganku
Ses Pengakuan Dosa: NNBT No. 8 Banyak Orang Suka Diampuni
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No 36 Barangsiapa yang Percaya Kepada Tuhan
Persembahan: NNBT No. 15 Hai Seluruh Umat Tuhan
Nyanyian Penutup: Alangkah Bahagia Hidup Rukun dan Damai
ATRIBUT:
Warna Dasar Biru Muda dengan Simbol Empat Buah Lilin Berwarna Un