ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tuhan Allah maha kuasa dan sanggup melakukan segala perkara. Dialah sang Khalik, Pemelihara, Penyelamat dan sumber berkat bagi manusia sepanjang sejarah dunia. Sebagai umat percaya yang mengaminkan kemahakuasaan Tuhan Allah terkadang iman kita ditantang dengan adanya berbagai pergumulan hidup. Misalnya kemiskinan, ketidakadilan, direndahkan karena status sosial, tidak memiliki keturunan, usaha yang gagal, adanya perselingkuhan dalam rumah tangga, konflik dengan saudara, teman atau rekan kerja. Menghadapi situasi seperti ini tidak sedikit orang percaya yang menyerah dalam iman, karena merasa bahwa mustahil mereka dapat keluar dari kemelut hidup yang dialami. Mereka memilih untuk hidup menurut caranya sendiri dan mengabaikan setiap firman Tuhan.
Memasuki perayaan minggu Adven ke empat kita diajak untuk merenungkan Firman Tuhan dalam Lukas 1:26-38 dengan tema: “Tidak Ada yang Mustahil bagi Allah” untuk membekali setiap warga gereja menghadapi berbagai kemelut hidup agar tetap berpengharapan kepada Tuhan Allah yang maha kuasa.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Lukas adalah salah satu dari Injil Sinoptis (Matius, Markus, Lukas) yang menyajikan kisah kehidupan Yesus Kristus yang ditulis oleh dokter Lukas seorang teman sekerja Paulus berasal dari Antiokhia. Injil Lukas dialamatkan kepada semua orang dan secara khusus orang-orang Kristen Yunani. Tujuannya untuk memberitakan kabar baik tentang Yesus Kristus yang adalah Raja dan Tuhan yang datang menyelamatkan dunia.
Lukas 1:26-38 berisikan pemberitahuan tentang kelahiran Yesus Kristus yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria. Teks ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu; pertama: Pendahuluan ayat 26-27, kedua: Berita kepada Maria ayat 2, 30-33, 35-37 dan ketiga: Respon Maria ayat 29, 34, 38.
Pertama: Ayat 26 dan 27 berisikan catatan pendahuluan. Tuhan Allah mengutus malaikat Gabriel ke Nazaret untuk menjumpai Maria. Ini berarti Tuhan Allah yang berprakarsa, merancang, memulai dan mengutus Gabriel. Semua bersumber dari Tuhan Allah bukan dari Gabriel ataupun manusia. Tuhan Allah memiliki rancangan damai sejahtera untuk dunia dan Ia berkuasa untuk mewujudkan semuanya itu. Pada bulan keenam, menujuk pada waktu kunjungan malaikat Gabriel kepada Zakaria di Bait Allah, untuk memberitahukan tentang Yohanes Pembabtis. Itu berarti bahwa Yohanes lebih tua 6 bulan dari Yesus. Ia menjumpai Maria di Nazaret. Nazaret adalah sebuah kota terpencil letaknya 70 mil Timur Laut dari Yerusalem dan berbatasan langsung dengan bangsa-bangsa kafir. Penduduk Nazaret sering dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi pada zaman itu (lih. Yoh 1:46: Kata Natanael kepadanya: mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?). Tapi Tuhan Allah memulai hal yang besar dari kota terpencil itu. Maria dan Yusuf dipilih dari sana untuk mengambil bagian dalam karya selamat Tuhan Allah.
Kelahiran Yesus Kristus memberi arti baru kepada Nazaret, karena Ia dikenal sebagai Yesus Kristus dari Nazaret dan kemudian pengikut-Nya disebut nasrani. Maria seorang Perawan (Yun: Parthenos berarti seorang gadis yang masih perawan) sedang bertunangan dengan Yusuf dan dari keluarga Daud. Ini menjelaskan status Maria saat itu. Pertunangan adalah ikatan yang sah antara laki-laki dan perempuan tapi belum bisa tinggal bersama dan berhubungan suami-istri. Maria adalah seorang gadis yang tetap hidup menurut aturan dan Hukum Tuhan. Ia menjaga kekudusan hidupnya dan tidak mencemarkan dirinya dengan dosa seksual.
Kedua: Berita kepada Maria, ayat 28,30-33, 35-37. Dalam ayat-ayat ini Malaikat Gabriel menyampaikan berita kepada Maria diawali dengan kata salam (Yunani Khaire berarti bersukacitalah, bergembiralah). Ini adalah salam yang umum di masa itu untuk menyatakan rasa hormat, maksud baik dan kesejahteraan bagi Maria. Dilanjutkan dengan sapaan khusus untuk Maria yaitu “yang dikaruniai” (Yun: kekharitomene) artinya mengaruniakan secara berlimpah (Latin: gratia plena) dalam ayat 28 dan “yang beroleh kasih karunia” (Yun: kharin; TB 2: anugerah) dalam ayat 30b. Hal ini mengandung makna bahwa Tuhan Allah berinisiatif memberi sesuatu yang istimewa kepada Maria yaitu anugerah yang bersumber dari-Nya bukan karena kebaikan, prestasi atau usaha manusia tapi karena kehendak atau perkenanan-Nya.
Inti berita yang mau disampaikan adalah tentang Yesus Kristus (ayat 32-33). Inilah Proklamasi tentang Yesus Kristus dan misi-Nya di tengah dunia ini. Ia akan menjadi besar, menunjuk bahwa dalam diri-Nya ada pekerjaan besar Tuhan Allah yang dinyatakan. Dibandingkan dengan Yohanes dalam Lukas 1:15, ia akan menjadi besar di hadapan Tuhan. Tetapi Yesus Kristus akan menjadi besar karena Dialah Tuhan, Anak Allah yang Maha Tinggi. Ia adalah Sang Mesias yang akan mengokohkan kerajaan Daud (band. 1 Sam 7:12-16). Dalam Yesus Kristus, janji tentang kekuasaan Tuhan Allah sebagai Raja yang berkuasa selama-lamanya digenapi. Kerajaan-Nya tidak dibatasi pada orang-orang Israel saja, atau pada wilayah kekuasaan Daud. Tetapi kerajaan-Nya akan besar, luas (universal) dan kekal. Tidak ada yang dapat membatasinya termasuk salib. Kekuasaan-Nya sebagai Raja yang kekal terlihat saat peristiwa kenaikan-Nya ke Sorga dan ketuangan Roh Kudus (Kis. 2) dan akan disempurnakan saat Ia datang kembali. Kerajaan-kerajaan besar akan runtuh, tapi kerajaan Allah akan kekal selamanya.
Malaikat Gabriel menjelaskan proses kelahiran Yesus Kristus sebagai berikut: Roh Kudus akan turun atas Maria dan kuasa Tuhan Allah Yang Maha Tinggi akan menaunginya. Hal ini berarti bahwa apa yang akan terjadi atas Maria ada dalam kuasa Tuhan Allah. Yesus Kristus dikandung terjadi bukan oleh proses alamiah tapi proses Ilahi. Roh Kudus turun atas Maria untuk memberikan kehidupan Ilahi. Hal ini sangat unik, tak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Apa yang akan terjadi pada Maria sudah dinubuatkan Nabi Yesaya jauh sebelum Yesus Kristus lahir (Yes 7:14). Dan karena Maria mengandung dari Roh Kudus maka anak yang dilahirkannya adalah Kudus.
Selanjutnya, malaikat Gabriel mengungkapkan fakta bahwa Elisabet saudaranya yang disebut mandul sedang mengandung di usia tua (Lih Luk 1:7). Elisabet adalah istri Zakharia seorang imam dari rombongan Abia yang berasal dari keturunan Harun (Lukas 1:5). Ini adalah mujizat Tuhan Allah yang berlaku atas Elisabet. Di usia tua dan mandul mustahil untuk mendapatkan keturunan tapi bagi Tuhan Allah tidak ada yang mustahil (ayat 37). Kata mustahil adalah terjemahan dari kata Yunani adunatezei yang artinya impossible atau tidak mungkin. Jadi bagi Tuhan Allah, tidak ada yang tidak mungkin. Bagi Tuhan Allah, tidak ada yang mustahil. Hal ini adalah penegasan yang sangat penting bagi Maria di masa itu untuk percaya pada perkataan malaikat tapi juga untuk jemaat alamat injil Lukas saat itu dan gereja masa kini untuk meyakini bahwa Tuhan Allah berkuasa dan sanggup melakukan segala perkara. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tuhan Allah sanggup mengadakan keajaiban dan melakukan hal yang tak terpikirkan oleh manusia untuk menyatakan kuasa dan kasih-Nya.
Ketiga: perikop ini mencatat tiga kali respon Maria terhadap malaikat Gabriel yaitu dalam ayat 29: Maria terkejut dan bertanya dalam hati, dalam ayat 34: bertanya kepada malaikat dan dalam ayat 38: pernyataan kesiapan Maria menerima semua yang dikatakan kepadanya. Hal ini mau menunjukkan bagaimana Maria mendengar dengan sungguh dan membuka diri untuk memahami apa yang disampaikan oleh malaikat Gabriel. Maria cukup kritis untuk menanggapi, memahami dan akhirnya mengambil keputusan. Dari pernyataan Maria di ayat 38 menunjukkan bahwa Maria menerima semua itu sebagai bentuk ketaatannya kepada Tuhan Allah. Ia mengidentifikasikan dirinya sebagai hamba perempuan yang harus taat, patuh, setia dan hidup melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Allah. Kesiapannya menerima ini bukan tanpa risiko, tetapi ketaatannya jauh lebih besar dari ketakutannya terhadap risiko yang akan menimpa dia sehingga ia mengambil keputusan, “jadilah padaku menurut perkataanmu”.
Makna dan Implikasi Firman
- Bagi Tuhan Allah tidak ada yang mustahil. Karena itu Ia dapat memakai siapa saja dan di mana saja untuk melaksanakan rencana dan karya-Nya. Pilihan Tuhan Allah bukan berdasarkan sesuatu yang dimiliki oleh manusia tetapi karena kasih karunia-Nya. Elisabet yang sudah tua dan mandul boleh mengandung memberikan sukacita dan Maria seorang perawan mengandung Anak Allah yang Mahatinggi. Hidup dalam Tuhan Allah membawa keajaiban.
- Mujizat Tuhan Allah terjadi ketika orang percaya merespon firman-Nya. Maria memberi teladan dalam hal merespon firman Tuhan. Ia membuka diri bagi Roh Kudus dan Kuasa Tuhan Allah menaunginya. Ia patuh dan taat tanpa membantah. Ia siap hadapi risiko dari keputusannya dalam percaya bahwa ia adalah hamba yang harus hidup sesuai perkataan Tuannya.
- Rencana dan karya Tuhan Allah memberi harapan baru, pemulihan hidup dan sukacita atau kegembiraan. Seperti Nazaret kota kecil yang sering diremehkan, dipilih Tuhan Allah menjadi kota yang terkenal sepanjang sejarah.
- Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha Tinggi, Raja yang kekal selamanya. Dalam Yesus Kristus, janji tentang Raja yang berkuasa selama-lamanya digenapi. Kerajaan-Nya tidak dibatasi pada orang-orang Israel saja, atau pada wilayah kekuasaan Daud. Kerajaan-Nya besar, luas (universal) dan kekal. Dan penggenapannya akan terjadi pada hari kedatangan-Nya kembali.
- Perayaan minggu Adven memiliki makna ganda yaitu; pertama, mengajak kita warga gereja untuk menyambut perayaan Natal tanggal 25 Desember dengan sukacita iman sebagai wujud kehadiran Kerajaan Allah. Kedua, menuntun semua orang percaya untuk hidup dalam kekudusan dan ketaatan melakukan segala firman-Nya sebagai wujud kesiapan kita menantikan kedatangan-Nya kembali.
- Warga gereja terpanggil untuk menjadi hamba yang setia menghadapi berbagai kemelut hidup. Imannya harus kuat dan mengalahkan setiap beban hidupnya, jangan sampai beban hidup mengalahkan imannya, merampas sukacitanya dan membuat dia meninggalkan Tuhan.
Karena itu kiranya umat percaya akan hidup dalam iman, meyakini akan kuasa Tuhan Allah yang Maha besar yang dapat memulihkan, mengangkat derajat dan memberikan sukacita dan kegembiraan yang besar dalam menjalani kehidupan.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang kita pahami dengan tema, “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” menurut Lukas 1: 26-38?
- Mengapa perayaan Adven memiliki makna ganda?
- Bagaimana gereja mewujudkan hidup kehambaan seperti Maria?
NAS PEMBIMBING: Yudas 1:25
POKOK-POKOK DOA:
- Agar jemaat meyakini bagi Tuhan Allah tidak ada yang mustahil jika kita percaya kepada-Nya dalam menghadapi gumul hidup
- Agar jemaat memaknai minggu Adven dengan bersukacita dan menata hidup berkenan kepada Tuhan Allah menyambut kedatangan-Nya kembali.
- Agar jemaat dapat hidup dalam kehambaan kepada Tuhan Allah.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU ADVEN IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN :
Persiapan: KJ. No.76 Kau Yang Lama Dinantikan
Nas Pembimbing: NNBT. No. 27 Ya Tuhan, Engkaulah
Hukum Tuhan: NKB. No.116 Siapa Yang Berpegang
Pengakuan Dosa: NKB. No.12 O Tuhanku, ‘Kau Datang Ke Dunia
Berita Anugerah Allah: KJ. No.84 Ya Yesus Dikau Kurindukan
Ses Pembacaan Firman: KJ. No. 53 Tuhan Allah T’lah Berfirman
Persembahan : KJ. No. 293 Puji Yesus
Nyanyian Penutup: Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil
ATRIBUT: Warna Dasar Biru Muda dengan Simbol Empat Buah Lilin Berwarna Ungu.