ALASAN PEMILIHAN TEMA
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dan vital umat manusia dan bagi keberlangsungan hidup segala mahkluk ciptaan Tuhan. Air mampu menghilangkan rasa dahaga manusia sehingga mengalami kelegaan. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa 70% unsur dalam tubuh manusia adalah air. Sebab itu ketika manusia mengalami kekurangan air akan berdampak tubuh menjadi lemas, mudah terserang penyakit, kekurangan cairan dan kesehatan tubuh terganggu bahkan yang lebih fatal bisa menyebabkan kematian.
Hidup manusia dan mahkluk ciptaan Tuhan lain amat bergantung pada air. Sejak semula bumi dan segala sesuatu diciptakan, Tuhan mengetahui kebutuhan manusia dan semua ciptaan-Nya tentang air. Kisah di Taman Eden ada sungai yang disediakan Tuhan untuk kelangsungan kehidupan ciptaan-Nya (Kej 2:10-14). Tak bisa dipungkiri manusia jasmani kita amat membutuhkan air, apalagi manusia rohani kita, pasti lebih membutuhkan “air hidup” yang tidak hanya sekedar menjadi pelepas dahaga dikala kita haus tetapi yang mampu memulihkan kehidupan spiritual umat untuk selalu mendasari kehidupan pada Firman Tuhan. Di era kini, semakin banyak orang mengalami kehausan dan kegersangan rohani disebabkan oleh beban berat dan banyaknya pergumulan hidup yang berkepanjangan seakan tiada hentinya. Tingkat kesibukan kerja yang tinggi, berakibat mudah stress dan frustasi. Dalam situasi ini, maka manusia membutuhkan seperti ungkapan tema “Air Kehidupan Yang Memulihkan”.
PEMBAHASAN TEMATISPembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil ini ditulis oleh “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh. 13: 23; 19: 26; 20: 2; 21: 7,20) dengan maksud dan tujuan sebagaimana diungkapkan Yohanes 20:31 yaitu “supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”.
Cerita percakapan dengan perempuan Samaria dalam perikop Yohanes 4:1-21 membuat popularitas Yesus menimbulkan rasa iri hati dan kebencian orang-orang Yahudi kelompok Farisi. Untuk terhindar dari kemungkinan masalah bisa terjadi. maka Yesus memilih jalan meninggalkan wilayah Yudea dan kembali lagi ke Galilea (ayat 1 – 3).
Yesus sampai di sebuah kota Samaria yang bernama Sikhar, di situ terdapat sumur Yakub. Di tempat inilah Yesus beristirahat setelah lelah dalam perjalanan dengan teriknya matahari kira-kira pukul 12. Yesus, duduk di pinggir sumur berharap rasa haus dan dahaga mendapat kelegaan (ayat 5-6).
Bagi orang Yahudi, orang Samaria dianggap seperti najisnya orang kafir. Karena mereka banyak mendirikan mezbah tempat penyembahan dan menjadikan gunung Gerizim (dekat Samaria) tempat beribadah, tidak di Yerusalem. Perempuan Samaria dalam perikop ini terkesan bukanlah perempuan yang baik. Ia memiliki banyak suami, bahkan suami yang kini bersamanya dia bukanlah suaminya (kumpul kebo). Bukti kehidupan yang bobrok, penuh aib dan dosa (ayat 16-18). Percakapan dengan perempuan Samaria memperlihatkan sikap Yesus yang menerobos tradisi yang berlaku pada masa itu. Yesus berinisiatif membuka percakapan dengan perempuan itu, sesuatu yang tidak lazim sehingga perempuan itupun sempat terkejut. Apalagi tidak hanya sekedar berbicara tetapi Yesus juga meminta minum kepadanya (ayat 9). Apa yang dilakukan Yesus bukan hanya menjangkau seorang perempuan Samaria yang hina, rendah, terbuang dan berdosa tetapi Yesus pun menawarkan Air Hidup kepadanya (ayat 10). Yesus tahu perempuan itu tidak hanya butuh air dari sumur Yakub untuk sekedar pelepas dahaga tetapi perempuan itu memerlukan Air Hidup yang dapat memulihkan totalitas kehidupan spiritualnya.
Wujud uluran tangan Yesus menawarkan Air Hidup yang melegakan dan menyegarkan kembali hidup dari rasa haus, dahaga, kekosongan dan kegersangan jiwa. Setelah sekian lama bergumul dengan beratnya beban yang melelahkan dan dikucilkan oleh aib dan dosa. (Ayat 18) Yesus membawa perubahan baru pada perempuan Samaria dengan menjadikan BAPA sebagai pusat penyembahan (ayat 19-21).
Hal yang menarik dari sikap perempuan Samaria yang menerima Air Kehidupan adalah ia meninggalkan air sumur untuk memenuhi dahaga jasmani menjadi nomor dua. “Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:” (28) Bahkan ia menjadi pembawa berita tentang Air Kehidupan di kotanya. “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat?” Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: (39) Luar biasa! Air Kehidupan mengubah Perempuan Samaria yang terkesan tidak bermoral menjadi saksi dan pembawa berita keselamatan. Ia membawa warga kotanya kepada Yesus! “Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar- benar Juruselamat dunia. ” (Ayat 41,42)
Makna dan Implikasi Firman
1. Di dalam Yesus kasih Allah dinyatakan tanpa bersyarat (asal-usul, masa lalu dan latar belakang). Dia yang penuh belas kasihan lebih melihat kepada “hati” umat-Nya. Tuhan sungguh mengetahui pergumulan dan kebutuhan umat-Nya karena itu Dia menjumpai kita tidak sekedar menawarkan Air Hidup untuk memenuhi kebutuhan jasmani semata, tapi menganugerahkan Air Kehidupan Sorgawi yang terus menerus memancar tiada habisnya sampai pada kekekalan.
2.Yesus menginginkan kita memiliki hati yang lapang terbuka mengungkapkan kebenaran sebagai pintu masuk anugerah kasih Allah yang membawa umat kepada keselamatan dan hidup kekal. Kemanusiaan kita yang lemah dan terbatas serta berdosa dipulihkan oleh Air Kehidupan Sorgawi dari Yesus Sang Juruselamat. Milikilah selalu keyakinan bahwa Yesus yang sanggup memulihkan perempuan Samaria, maka Yesus yang sama akan memulihkan jasmani dan rohani kita serta mengembalikan pada status dan kedudukan yang terhormat serta mulia, menjadi anak-anak-Nya.
3. Berilah diri untuk dibersihkan oleh Air Kehidupan dari Yesus yang tidak pemah habis, tetapi terus melimpah dicurahkan untuk umat beriman. Kalau tubuh jasmani kita bisa lemas jika kekurangan air, maka tubuh rohani kitapun bisa layu dan mati apabila tidak disiram dengan “Air hidup” yang adalah Firman Tuhan. Demikianpun kehidupan rohani umat, hendaklah senantiasa diperhatikan pertumbuhannya dengan menyiram “Air hidup”, dari Yesus sumber Air Kehidupan.
4. Jadikanlah senantiasa Yesus sebagai sumber kita mendapatkan air yang memberi kehidupan yang sempurna, utuh dan sejati. Nikmatilah kehidupan bersama Tuhan yang tidak pernah menganggap kita rendah, hina dan terbuang, tetapi yang selalu memandang kita sebagai mahkluk yang berharga dan termulia. Dia tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang sampai selamanya. Untuk memiliki kehidupan yang dibaharui dan dipulihkan oleh “Air hidup”, dari Yesus, maka jadikanlah BAPA sebagai pusat penyembahan.
5. Perempuan Samaria yang telah menerima Air Kehidupan
menjadi percaya dan mengubah hidupnya dengan mengutamakan Air Kehidupan dan menomorduakan air sumur. “perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ…” Bahkan ia menjadi saksi atau pemberita Yesus adalah mesias Juruselamat. Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: (39,42)
6. Warga Gereja pada hakikatnya adalah orang berdosa, “Karen a semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kernuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma 3:23,24) Sebagai warga gereja kita tidak lebih daripada perempuan Samaria yang diubah, dibenarkan dan diselamatkan oleh kasih karunia karena penebusan Yesus Kristus. Karena itu tugas marturia atau kesaksian tentang Air Kehidupan yang telah kita terima, baik kepada sesama warga gereja yang hidupnya seperti perempuan Samaria sebelum bertemu Yesus dan menerima Air Kehidupan, maupun kepada dunia sekitar kita adalah bagian dari kewajiban iman.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang Air Kehidupan dari Yohanes 4:1- 21?
- Mengapa perempuan Samaria meninggalkan tempayannya di tepi sumur lalu pergi ke Kota menyampaikan apa yang didengarnya dari Yesus?
- Berikan contoh konkrit tentang kehidupan yang sudah dipulihkan Yesus sebagai Air Kehidupan.
- Apa dan bagaimana peran gereja menindaklanjutinya ?
NAS PEMBIMBING: Wahyu 21:6
POKOK — POKOK DOA:
- Agar semua manusia menerima air kehidupan.
- Agar tetap percaya bahwa Yesus adalah Sumber Air Kehidupan.
- Agar warga gereja terus dibaharui dan dipulihkan oleh “Air Hidup”, yang berpusat pada Yesus Kristus
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ No.415. “Gembala Baik Bersuling Nan Merdu”
Ses. Doa Pembukaan: “S’perti Rusa Rindu Sungai-Mu”
Ses.Pengakuan Dosa: KJ. No. 144b. “Suara Yesus ‘Ku Dengar”
Ses.Berita Anugerah: NNBT No.9. “Ku Akan Selalu Bersyukur”
Ses. Pembacaan Alkitab: “Dia Seperti Air Yang Mengalir”
Persembahan: NKB.No.100. “Rindukah Engkau Mendapat Berkat Tuhan”
Penutup: KJ. No.412. “Tuntun Aku Tuhan Allah”
ATRIBUT
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.