ALASAN PEMILIHAN TEMA
Batu penjuru adalah batu pertama yang diletakkan sebagai fondasi suatu bangunan (KBBI). Batu ini menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya sehingga keduanya menyatu. Batu fondasi itu penting karena menentukan kuat dan kokohnya bangunan. Ada tradisi iman dilakukan warga gereja saat memulai suatu pembangunan entah bangunan rumah tempat tinggal, perkantoran, dan lain-lain selalu diawali dengan ibadah peletakan batu pertama (batu penjuru). Hal ini penting dilakukan dalam keyakinan dapat menentukan langkah pekerjaan pembangunan selanjutnya. Yesus Kristus adalah gambaran batu penjuru yang hidup mendasari langkah perjalanan umat-Nya di dunia. Sebagai dasar kehidupan iman, Yesus Kristus menjamin keselamatan dan kehidupan kekal bagi orang percaya. Ia mengarahkan, membimbing setiap langkah, perjuangan dan perjalanan kehidupan warga gereja. Sehingga mampu melewati beratnya tantangan perjalanan kehidupan iman. Ketika manusia mengandalkan kekuatan dunia tak menjamin keselamatan di dunia dan hidup kekal di sorga. Tanpa Yesus Kristus, Sang Batu Penjuru maka hidup manusia kehilangan arah dan tujuannya. Jati diri beriman akan kabur, sirna dan hilang saat hidup tidak memiliki Batu Penjuru. Karena DIA-lah fondasi bagi pembangunan iman umat.
Batu Penjuru, Yesus Kristus, nampaknya semakin terkikis oleh pengaruh perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan oleh pengetahuan dan teknologi. Dunia digital, internet lebih menarik, menggoda, memukau di mata manusia serta banyak menawarkan kemudahan dan kenikmatan hidup. Kepercayaan kepada Yesus Kristus, Batu Penjuru yang bangkit dari kematian, kini menjadi taruhan yang harus diperjuangkan dan dipertahankan agar tidak dikalahkan kemajuan zaman. Karena itu sebagai warga gereja, mari kita terus menggumuli tantangan yang sedang dihadapi. Tema yang akan menuntun perenungan di minggu ini adalah, “Jadilah Batu Penjuru Yang Hidup Untuk Pembangunan Iman”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Surat 1 Petrus ditulis oleh Petrus Rasul Yesus Kristus (1 Petrus 1: 1), seorang dari 12 murid Yesus, pemimpin para rasul perdana asal Galilea. Ia diberi tanggungjawab khusus sebagai pemegang kunci kerajaan sorga (Mat. 16: 19). Dalam penulisan surat ini ia dibantu oleh Silas (Yun. Siluanus) sebagai juru tulisnya. Waktu penulisannya sekitar tahun 60 – 63 M di Babilon (1 Petrus 5: 13). Dialamatkan kepada orang-orang Kristen yang tersebar di Provinsi Asia kecil Kekaisaran Romawi, di Turki zaman modern (1 Ptr. 1: 1). Ia menyebut mereka sebagai “orang-orang yang dipilih” Allah (1 Ptr. 1: 2).
Maksud penulisannya untuk menghibur dan menguatkan iman orang-orang Kristen yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan serta fitnah keji yang dituduhkan kepada mereka oleh pemerintahan kekaisaran Romawi di masa Kaisar Nero berkuasa.
1 Petrus 2: 1— 10, menceritakan tentang Yesus Kristus sebagai Batu Pejuru. Dalam Bahasa Ibrani Batu Penjuru disebut ro’sypnna. Pada umumnya tulisan PL dan PB istilah ini memiliki arti metaforis (persamaan dan perbandingan). Yesaya 28 : 16, “Allah meletakkan batu penjuru di Sion” barangkali menunjuk pada batu besar dari Bait Suci yang merupakan simbol kehadiran Tuhan Allah di tengah umat-Nya Israel. Zakharia 10 : 4, batu penjuru sebagai kiasan kepada sang “penguasa” yang diterjemahkan “pemuka” sama halnya dalam Hakim-Hakim 20 : 2 dan 1 Samuel 14 : 38 -pemuka rakyat”. Yeremia 15 : 26 secara harafiah diterjemahkan sebagia batu bangunan umumnya. Mazmur 118 : 22 “batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru” merupakan ungkapan kegembiraan, sukacita dan syukur pemazmur mengalami penyelamatan Tuhan Allah baginya secara pribadi dan terhadap negeri dan bangsanya Israel. Ayat ini memiliki makna profetik yang menunjuk kepada Mesias yaitu Yesus Kristus.
Yesus Kristus memakai istilah batu penjuru untuk diriNya (Mat. 21 : 42; Mrk. 12 : 10; Luk. 20 : 17). Kisah Para Rasul 4: 11 dan 1 Petrus 2: 7, Paulus dan Petrus memakai istilah ini menunjuk kepada Yesus Kristus. Perumpamaan batu penjuru oleh Paulus dalam Efesus 2: 19 — 21 adalah ajakan agar jemaat Kristen di Efesus sungguh mengenal Yesus Kristus dengan baik dan benar. Demikian juga Petrus dalam 1 Petrus 2: 4. Dia adalah “batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan” (Maz. 118 : 22). Akan tetapi tidak semua orang menerima Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru hidupnya.
Ayat 1: Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tiptt muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan . fitnah. Kejahatan merupakan sifat buruk seseorang yang berpusat pada cinta diri sehingga menimbulkan keinginan menyakiti orang lain, menipu, berdusta, berpura-pura, bersandiwara, kepalsuan. (band. Mat. 22 : 15-18); iri hati, tidak senang melihat orang lain diberkati, berbicara buruk tentang orang lain.
Ayat 2 : Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir. Gambaran tentang seorang bayi yang tidak sabar dan lahap meminum susu ketika sudah tiba waktunya. Petrus berbicara tentang bekerjanya Firman Allah untuk pembaharuan hidup jemaat. Ia mendorong mereka yang baru dilahirkan kembali itu untuk mengembangkan dahaga yang sehat terhadap Firman. `Air susu yang murni dan yang rohani’. Susu adalah kiasan menunjuk pada Firman. Murni bahwa Firman Tuhan tidak bercampur dengan ajaran lain.
Istilah `bayi’ dan `susu’ di sini beda artinya dengan 1 Kor. 3 : 1-3 dan Ibr. 5 : 11-14. Dalam 1 Kor. 3 : 1-3, Paulus memarahi orang Kristen di Korintus karena mereka seperti bayi dan belum bisa menerima makanan keras serta hanya bisa menerima susu. `Supaya olehnya kamu bertumbuh’ adalah umat Tuhan senantiasa rindu pada Firman yang membawa pertumbuhan rohani yang sehat dan beroleh keselamatan.
Ayat 3 : Frase Vika kamu benar-benar’ menunjuk pada dosa yang telah ditinggalkan dan kini selalu rindu terhadap Firman Tuhan adalah bukti umat telah mengecap kebaikan Tuhan Allah (penebusan, pengampunan dosa, perdamaian dengan Allah). `Mengecap’ sama artinya mencicipi kebaikan Tuhan Allah yang tidak hanya dirasakan ada di dunia ini tetapi juga kehidupan yang akan datang. “Kebaikan Tuhan” bukanlah alasan umat untuk bermalas-malasan dan hidup seenaknya, tetapi menjadi motivasi supaya terus berusaha dengan keras sehingga umat tetap layak menerima kebaikan dan kasih-Nya.
Ayat 4-5 : Petrus menghibur umat-Nya yang sedang diejek dan dicerca sebagai buangan (orang pendatang, 1:1) oleh sesama mereka dengan melihat pada pribadi Yesus Kristus yang ditolak tapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Yesus Kristus sebagai batu yang hidup diperhadapkan dengan dua sisi berbeda yaitu, dibuang oleh manusia namun di sisi lain Ia dipilih dan dihormati di hadirat Tuhan Allah.
Petrus menonjolkan Yesus Kristus dan bukan dirinya dalam pembangunan suatu rumah rohani, Gereja. (band.Ef. 2:19-22) Gereja dilihat memiliki kemuliaan yang melampaui kemuliaan Bait Allah orang Yahudi. Imamat kudus untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Bagi orang percaya, pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib merupakan pintu pembuka jalan ke tempat yang Maha Kudus dan sebagai kurban yang mengantikan kurban-kurban umat Yahudi.
Ayat 6-8 : Petrus mengutip Yesaya 28 : 16, yang menekankan fungsi dari batu sebagai dasar yang kokoh (band. 1 Kor. 3 : 11). Petrus juga menggunakan Mazmur 118 : 22, 23, ketika menjawab Sanhedrin, “inilah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri” (Kis. 4 : 11). Bagi yang percaya Yesus Kristus mahal, tetapi bagi yang tidak percaya menjadi batu sandungan. Untuk itu mereka juga telah disediakan karena ketidaktaatan kepada Firman Allah.
Ayat 9-10 : Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, mengingatkan kita tentang ajaran Yesus Kristus yang mengacu pada batu penjuru yang ditolak. Yesus Kristus mengatakan kepada para pemimpin Yahudi “kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu” (Mat. 21 : 43). Petrus menulis kepada “bangsa” ini, yang kesetiaan dan kelayakan mereka sebagai anak-anak Sang Raja dan mencerminkan penghargaan kepada Dia yang telah memanggil mereka dari gelap kepada terang-Nya. Petrus mengutip Hosea 1: 6, 9; 2 : 23, sebelumnya mereka itu bukan umat Allah (mungkin karena mereka bukan keturunan Yahudi) tetapi sekarang mereka telah menjadi umatNya.
Makna dan Implikasi Firman
- Batu penjuru adalah dasar suatu bangunan (Yes. 28:16) yang mampu menopang beban seluruh bangunan sehigga tetap kuat dan kokoh berdiri. Yesus Kristus adalah Batu Penjuru hidup merupakan sumber kekuatan yang menopang dan menanggung seluruh beban suatu bangunan rohani orang percaya. Yesus Kristus menjamin kehidupan orang percaya supaya tidak hancur dan binasa. Oleh kehidupan yang Ia beri, kita dipakai-Nya untuk pembangunan suatu rumah rohani dan mempersembahkan persembahan rohani kepada Allah (1 Ptr. 2:4-5). Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru hidup menjamin asupan makanan bergizi untuk pertumbuhan rumah rohani, agar kita umat yang percaya mengalami pertumbuhan ke arah kepenuhan Kristus dan keselamatan kekal. Seperti seorang bayi baru dilahirkan selalu butuh air susu yang murni tak terkontaminasi dengan apapun sehingga pertumbuhannya baik dan buahnya baik, benar dan tetap.
- Yesus Kristus mempersatukan dan mengikat semua orang percaya dari segala masa dan tempat. Dia menjaga agar bangunan rumah rohani umat-Nya kuat dan kokoh. Tak ada yang bisa memisahkan orang Kristen Yahudi dan non Yahudi; bersunat atau tidak, karena secara rohani, kematian dan kebangkitan-Nya telah mendamaikan kita dengan sesama dan dengan Bapa (Ef. 2: 11;13-16).
- Kitab Perjanjian Baru menyaksikan seperti apa penerimaan dan penolakan umat terhadap Yesus Kristus. Peristiwa Ia dilahirkan disambut sukacita, syukur para Majus dari Timur dengan persembahan emas, kemenyan dan mur. Namun bersamaan dengan itu, ketika Raja Herodes mendengar berita ini, ia merencanakan pembunuhan pada semua bayi yang baru dilahirkan. Nyatalah bahwa dari semula Yesus sudah menjadi batu sentuhan dan sandungan bagi orang tak percaya, tapi menjadi batu penjuru bagi yang beriman. Sebagai Batu Penjuru yang hidup Yesus Kristus telah menjadi dasar pembangunan iman umat yang bergumul dan berbeban. Dari segala jenis batu-batuan yang sifatnya benda mati hanya Yesus Kristus satu-satunya menjadi batu hidup di mana gelar itu pula disematkan kepada orang percaya yang adalah gereja-Nya (1 Petrus 2: 5).
- Sebagaimana batu penjuru sering dibuang oleh para tukang bangunan, itupun tergambar pada Yesus Kristus yang sering ditolak dan disingkirkan namun tetap ditinggikan serta dimuliakan oleh Bapa di sorga. Batu yang sering dibuang dianggap tidak berguna, telah menjadi batu penjuru yang adalah sumber kehidupan bagi orang percaya. Dia adalah batu yang mahal dan orang beriman tidak akan pernah dipermalukan oleh karena batu yang hidup itu (1 Ptr. 2: 6). Kematian-Nya di kayu salib merupakan simbol bahwa Dia adalah Batu yang mahal. Dan bagi yang tidak percaya kepada Firman Allah, Yesus Kristus telah menjadi batu sentuhan dan sandungan (1 Ptr.2: 8).
- Umat dipanggil menjadi rumah rohani yang dibangun di atas dasar batu penjuru hidup, Yesus Kristus, agar kuat dan kokoh tetap berdiri teguh. Sehingga sekalipun badai dan gelombang menghadang dan menerpa kehidupan, kita dimampukan menjaga kemurnian iman dan akan sampai di labuhan yang indah permai bersama-Nya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa pemahaman saudara tentang batu penjuru yang hidup untuk pembangunan iman menurut 1 Petrus 2: 1- 10 ?
- Mengapa kita harus menjadi batu penjuru yang hidup dari keteladanan Yesus Kristus ?
- Bagaimana kita menjadi batu penjuru yang dapat memberi kehidupan serta membangun iman sesama dan seluruh ciptaan Tuhan Allah?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 118: 22-23
POKOK-POKOK DOA
- Jemaat dimampukan untuk menjadi batu hidup bagi sesama dan seluruh ciptaan Tuhan Allah.
- Jemaat terhindar dari perbuatan jahat, tipu muslihat, segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
- Jemaat terus memberitakan Injil Yesus Kristus sebagai batu penjuru sumber kehidupan dan keselamatan.
- Jemaat menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan dalam hidup beriman
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK IV
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: NNBT No. 16. Allah Bapa Yang Kumuliakan
Doa Pembukaan: KJ. No. 252. Batu Penjuru Gereja.
Pengakuan Dosa dan Pengampunan: NKB. No. 119. Nyanyikan Lagi Bagiku
Pembacaan Alkitab: NKB. No. 116. Siapa Yang Berpegang.
Persembahan: KJ. No, 25. Kita Harus Membawa Berita
Penutup: DSL. No. 179. Selaku Orang Pengetam.
ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang