ALASAN PEMILIHAN TEMA
Tugas gereja yakni bersaksi, bersekutu dan melayani di dunia yang bergerak begitu cepat dan berubah-ubah. Mau atau tidak mau gereja tidak bisa mengelak dari perubahan yang terus berlangsung dan mempengaruhi nilai-nilai etika, moral dalam pola pikir, tutur kata dan perilaku manusia. Di satu pihak, perubahan merupakan peluang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengakses informasi-informasi yang menambah wawasan. Sehingga hayat hidup manusia tidak hanya sebatas tercukupi tapi mendatangkan kesejahteraan. Di pihak lain, perubahan mempengaruhi sikap/perilaku manusia yang bertentangan dengan nilai-nilai etis, moral dan iman Kristen.
Banyak orang tidak takut lagi berbuat dosa, mulut makin disalahgunakan bukan lagi sebatas menyampaikan kata-kata yang membangun, mendidik, dan menasihati. Melainkan menjadi alat untuk mengujar kebencian, tuduhan dan fitnah, bahkan segala cara dihalalkan. Tak peduli bertentangan dengan hukum Tuhan, peraturan dan hukum yang berlaku di negara ini. Gereja tentu tidak sekedar menjadi penonton atau bersikap eksklusif. Gereja bukanlah gereja jika ia tidak menjadi gereja yang missioner, ikut bertanggungjawab dan berpartisipasi membangun dan menghadirkan jemaat menjadi warga masyarakat yang berlandaskan iman Kristen yang kokoh, memiliki integritas, beretika, bermoral dan hidup dalam bingkai kebenaran yang sungguh percaya bahwa Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Kehadiran gereja hendaknya bukan sebagai ancaman dan menjadi batu sandungan bagi banyak orang, tetapi harus menjadi penentu agar terciptanya masyarakat yang sejahtera. Gereja tidak harus kehilangan jati diri tapi terus menjadi garam dan terang, makanya gereja yang hidup di era penuh tantangan ini hams semakin bijaksana. Tema perenungkan minggu ini adalah Jadilah Bijak
PEMBAHASAN TEMATIS
- Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Amsal terdiri dari beraneka ragam gaya penulisannya, namun tujuannya sama yang berisi pengajaran, petunjuk untuk hidup bijaksana dan menikmati keberhasilan. Pengajaran dan petunjuk yang diberikan kepada pembaca di dasarkan pada hikmat atau mengandung hikmat untuk membimbing umat tentang perkataan dan perilaku yang berkenan kepada Tuhan dari waktu ke waktu. Amsal 10:1-14 merupakan kumpulan Amsal Salomo yang menegaskan akibat atau hasil dari cara hidup berhikmat dan cara hidup yang bebal dan bodoh. Hikmat adalah anugerah dari cara hidup takut akan Tuhan, nampak dalam seluruh aktifitas kehidupan yang bijaksana.
Kebodohan adalah cara hidup tidak berhikmat dan bukan ketidakmampuan untuk menerima, mengetahui dan mengerti sesuatu, tapi sikap yang meremehkan prinsip-prinsip etika, moral dan kesalehan secara sengaja. Kebodohan adalah ganjaran ketiadaan hikmat karena tidak takut akan Allah sehingga manusia hidup berperilaku tidak beretika, tak bertanggung jawab, tak peka terhadap sosial kemasyarakatan dan kerohanian yang mendatangkan kemiskinan. Masa depan entah mendatangkan sesuatu yang baik atau tidak, ditentukan dari masa kini. Salomo menyikapi kehidupan umat Tuhan, bahwa masa depan umat yang bijaksana dan berhikmat, dapat menikmati kesejahteraan. Maka kepribadian seseorang harus dibentuk, dipersiapkan sejak kanak-kanak. Oleh karena itu pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak harus terarah dan tepat agar mereka mulai belajar menjadi orang yang bijaksana. Salomo menyoroti perilaku anak-anak yang dididik, diajar tentang takut Tuhan pasti tidak akan menyimpang dari kebenaran dan mendatangkan sukacita bagi ayahnya. Sebaliknya seorang anak yang tidak dididik dan diajar tentang takut Tuhan, maka kebebalan (kebodohan) mendatangkan kedukaan bagi ibunya.
Hal ini berlaku secara universal bagi umat Tuhan, jika mereka yang disapa sebagai anak-anak-Nya hidup takut akan Tuhan, bijaksana, dengan sendirinya mendatangkan sukacita bagi Tuhan. Tetapi sebaliknya jika umat Tuhan melakukan perbuatan yang bebal, bodoh pasti mendatangkan penghukuman dan duka bagi mereka (ay.1, 2). Hidup bijaksana menuntut umat agar bekerja dengan rajin dan benar akan menghasilkan harta, menjadi sangat berguna, menjadi berkat dalam kehidupan. Tetapi sebaliknya memperoleh harta dengan sikap yang tidak bijaksana, dengan cara yang tidak benar (fasik) menjadi sia-sia, tidak berguna. Umat yang menjalani kehidupan yang benar, tidak akan dibiarkan oleh Tuhan menderita kelaparan, bagi orang tak berhikmat dan melakukan perbuatan fasik, apa yang diinginkannya ditolak oleh Tuhan. Umat yang lamban, tidak menggunakan waktu dan tenaga adalah perilaku tak berhikmat, tak bijaksana mendatangkan kemiskinan, sebaliknya orang yang bijaksana selalu menggunakan waktu dan tenaga untuk rajin bekerja menjadikan kaya (ayat 3-4). Orang yang berakal budi, bijaksana mengatur, dan mengolah waktu, diatur dengan baik, apa yang diperoleh adalah berkat disimpan untuk ketahanan/ketersediaan kebutuhan. Namun orang bebal hanya menggunakan waktu untuk tidur sehingga mendatangkan malu, bagi orang benar dalam bekerja, bijaksana mengatur waktu dan berkat, semakin dipenuhi berkat oleh Tuhan (ayat.5-6) .
Hidup bijaksana tak lupa mengingat orang-orang benar yang telah memberi contoh dan teladan tentang hidup benar sehingga menjadi berkat. Sebaliknya ada orang yang lupa diri, namanya tidak baik atau busuk karena perbuatan fasik. (ay.7). Perilaku orang bijak adalah menghormati perintah, sebaliknya orang bebal tidak menghormati perintah, tak dapat menjaga mulut, sembarangan berucap maka menuai kejatuhan. Hidup bijaksana adalah menjalani hidup yang bersih maka jalan kehidupannya tetap aman. Hal ini tak lepas dari fungsi organ tubuh yang digunakan dengan tujuan yang baik. Mata berkedip mengandung makna yang luas di antaranya menggambarkan syarat tentang gelagat atau perilaku tidak baik, ada persekongkolan untuk rnenyusahkan orang lain. Mata berkedip juga mengandung makna tentang mata yang tak tahan mengantuk dan lebih menyukai tidur dan menjadi malas.
Dari hati terpancar kehidupan (bnd. Amsal 4:23), muncul pikiran, perkataan dan perbuatan. Entah itu baik untuk diri sendiri maupun orang lain atau juga tidak baik. Hati murni dan tulus pasti memunculkan perkataan dari mulut benar akan menjadi sumber kehidupan, dari buah mulut seseorang akan makan yang baik (bnd. Amsal 13:2a). Mulut yang dipakai untuk menyampaikan kata-kata membangun menjadi sumber kehidupan. Banyak waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia karena mulut yang tak dapat dijaga, hanya banyak bicara karena bebal, bodoh maka jatuh. (ay. 8-10). Hati penuh kebencian, menciptakan kehidupan yang bertengkar. Namun masih ada yang memiliki hati penuh dengan kasih, sehingga pelanggaran berkurang, karena kasih menutupi banyak pelanggaran. (ay. 11-12). Bibir dipakai untuk menyampaikan kata-kata yang bermanfaat, bukan tak bermanfaat. Perkataan yang mengandung pengertian terdapat hikmat, kepandaian, dan kebijaksanaan. Sebaliknya orang bebal/bodoh, maka pentung dan kebinasaan akan dialaminya. (ay. 13-14).
Makna dan Implikasi Firman
- Dunia di mana gereja hidup dan tumbuh dalam menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah semakin memprihatinkan dengan beragam perilaku manusia yang cenderung mengabaikan dan menghempaskan nilai-nilai etika, moral dan keberimanan. Satu hal yang hams menjadi tendensi gereja adalah back to the Bible (kembali kepada Alkitab). Alkitab berisi Firman Tuhan untuk mengajar, membimbing dan menuntun warga gereja agar hidup dalam kuasa Roh Kudus. Sehingga hidup berhikmat dan menjadi bijak adalah kekuatan dalam menyikapi zaman dengan segala tantangan dan permasalahannya. Zaman boleh berubah dan terus bergerak maju, namun bukan berarti orang Kristen harus kehilangan komitmen dan hidup mengikuti zaman dalam tindakan-tindakan yang tidak bijaksana. Sebaliknya terus hidup dengan tindakan-tindakan yang mendatangkan sukacita bagi Tuhan, bukan berbuat bebal yang mendukakan Tuhan.
- Gereja sehat dan kuat makin bertumbuh bila di dalamnya memiliki dasar yang kuat yakni hidup dalam takut akan Tuhan. Hal ini harus dimulai dari anak-anak, mereka adalah harapan dan penerus gereja. Mareka harus diajar, dibimbing, dan dibentuk sejak dini. Mereka hams memiliki kepribadian yang berkarakter hingga gereja memiliki warga yang berkomitmen dan dewasa. Warga gereja rajin bekerja dengan benar hingga boleh mengumpulkan harta benda yang menjadi berkat, tidak melakukan hal-hal yang tak berguna dan sia-sia.
- Tuhan senantiasa bekerja dalam kehidupan orang percaya dalam pemeliharaan yang tidak membiarkan umat-Nya hidup berkekurangan dan kelaparan. Tuhan menolak orang yang tidak taat dan terus hidup sebagai orang yang terus berbuat fasik. Tuhan senantiasa memberi waktu, kesempatan dan kekuatan agar kita pergunakan dengan baik, jika terus membiarkan mata berkedip mengantuk bahkan hanya menyukai tidur membuat kemalasan, waktu, kesempatan dan tenaga berlalu dengan sia-sia, hanya banyak bicara maka berada dalam kehidupan yang jatuh terpuruk ke belakang.
- Hidup yang bijaksana adalah memiliki hati yang tidak memendam kebencian, karena di mana ada kebencian di situ ada pertengkaran. Hati yang penuh kasih dan kedamaian menutupi banyak kesalahan dan pelanggaran. Hendaknya hidup menjaga bibir agar tidak menyampaikan kata-kata yang tak bermanfaat, tapi pakailah untuk membangun, mengajar, dan menasihati. Sebab bibir yang mengandung pengertian di dalamnya ada hikmat, kepandaian dan bijaksana.
PERTANYAAN UNTUK llISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang Jadilah Bijak menurut Amsal 10: 1 — 14″
- Bagaimana indikasi orang yang tak berhikmat dan orang bebal?
- Jelaskan upaya Gereja dalam mengantisipasi perubahan yang makin mempengaruhi cara hidup orang percaya?
NAS PEMBIBIMBING: Ibrani 13:15
POKOK-POKOK DOA:
- Warga gereja dapat hidup bijaksana menyikapi Era yang terus berubah dan bergerak maju.
- Warga gereja tetap memiliki komitmen sebagai orang percaya yang berkarakter yang berhikmat
- Warga Gereja pandai mengatur waktu dan memberdayakan hidup untuk mendatangkankesejahteraan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK V
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Mari Menghadap Hadirat-Nya: NKB. No. 3 Terpujilah Allah
Bersekutu Dalam Nama-Nya: NNBT No.26 Tuhan Yesus Mutiara Hatiku
Persekutuan Yang Mengaku Dosa: NKB No. 17 Agunglah Kasih Allahku.
Jaminan Yang Menguatkan: KJ. No. 178 Kar’na Kasih-Nya Padaku
Berilah Yang Baik: KJ. No. 289 Tuhan, Pencipta Semesta.
Tembang Tekad: KJ. No. 424 Yesus Menginginkan Daku
ATRIBUT:
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas
Gelombang.